Listed Articles

Laba Bersih INCO Capai US$ 111,9 Juta

Laba Bersih INCO Capai US$ 111,9 Juta

PT International Nickel Indonesia (INCO) melaporkan laba bersih perusahaan sebesar US$ 111,9 juta pada triwulan pertama 2011 dengan nilai US$ 0,011 per saham. Jumlah ini mengalami sedikit kenaikan dibandingkan triwulan keempat pada 2010 dengan nilai US$ 108,9 juta. Meskipun begitu, laba PTI triwulan pertama 2011 naik 47% dibandingkan triwulan pertama 2010 yang bernilai US$ 76,2 juta.

Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) bernilai US$ 172,7 juta pada triwulan pertama tahun 2011. Nilai tersebut cukup meningkat jika dibandingkan dengan EBITDA pada triwulan keempat 2010 yang bernilai US$ 170,1 juta dan EBITDA triwulan pertama 2010 sebesar US$ 121,7 juta.

“Peningkatan laba bersih dan EBITDA pad triwulan pertama 2011 didorong oleh tingginya harga realisasi rata-rata yang sebagian diimbangi dengan pengiriman yang lebih rendah, terutama terkait dengan produksi yang lebih rendah,” ujar Vice President Director INCO, Bernardus Irmanto, saat ditemui di Grand Hyatt Hotel, Jakarta, pada Rabu (18/5).

Produksi nikel dalam matte pada triwulan pertama 2011 sebesar 16.501 metrik ton, turun 8% dibandingkan dengan 17.996 metrik ton pada triwulan keempat 2010. Penurunan produksi tersebut dipengaruhi oleh peristiwa alam, seperti gema bumi yang terjadi di Sorowako, dan badai petir. Jalur listrik dan beberapa fasilitas lain terkena dampak sehingga menyebabkan penghetnian produksi untuk sementara.

INCO mencatat harga realisasi rata-rata nikel dalam matte sebesar US$ 20.246 per metrik ton selama triwulan pertama 2011, lebih tinggi dibandingkan triwulan keempat 2010 dengan ahrga US$ 18.011 per metrik ton.

Laba penjualan nikel mengalami sedikit penurunan dibandingkan triwulan keempat 2010 bernilai US$ 329,2 juta menjadi US$ 322,4 juta pada triwulan pertama 2011. Ini disebabkan pengiriman nikel dalam matte yang lebih rendah. Pada triwulan pertama 2011, pengiriman mencapai 15.924 metrik ton dibandingkan dengan 18.280 metrik ton pada triwulan keempat 2010.

“Selain itu, kami melanjutkan fokus perusahaan terhadap keselamatan karyawan dengan menurunkan kemungkinan kecelakaan kerja bagi karyawan PTI dan kontraktor,” kata Bernardus Irmanto lagi. Selama triwulan pertama 2011, hanya terjadi satu kecelakaan kerja yang melibatkan karyawan kontraktor atau 0,32 lost time injury per satu juta jam kerja.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved