Listed Articles

Laba Bersih PermataBank Naik 32%

Laba Bersih PermataBank Naik 32%

Selama enam bulan pertama tahun ini PT Bank Permata Tbk (PermataBank) berhasil mencetak laba bersih setelah pajak (konsolidasi – tidak diaudit) sebesar Rp 695 miliar atau naik 32% dibandingkan periode yang sama tahun 2010.

Untuk kinerja operasional, laba operasional secara konsolidasi tumbuh 19% yoy menjadi Rp 741 miliar didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Pendapatan bunga bersih tumbuh 24% yoy menjadi Rp 1,95 triliun sementara itu pendapatan berbasis biaya naik 12% yoy menjadi Rp 474 miliar.

PermataBank juga terus mengoptimalkan fungsi intermediasinya untuk mendukung perekonomian Indonesia. Ini tercermin dalam pertumbuhan kredit yang meningkat sebesar 36 yoy % menjadi Rp. 59,7 triliun pada akhir periode dari Rp 43,9 triliun di tahun sebelumnya. Total aset secara konsolidasi per 30 Juni 2011 mencapai Rp 86,2 triliun, naik 37% yoy, dari Rp 62,8 triliun dibandingkan 30 Juni 2010.

Di sisi kewajiban, basis pendanaan kian beragam dan secara berkelanjutan terus tumbuh. Dana pihak ketiga meningkat 36% yoy menjadi Rp 66,6 triliun. Giro dan Tabungan (CASA) mencatat kenaikan yang kuat masing-masing sebesar 22% yoy menjadi Rp 14,0 triliun dan Rp 12,7 triliun. Sementara itu deposito juga mencatat peningkatan yang tajam sebesar 48% yoy menjadi Rp 39,9 triliun pada akhir Juni 2011. Dengan demikian komposisi dana murah

(CASA) mencapai 40% dari total simpanan (tidak termasuk pendanaan syariah).

PermataBank juga menunjukkan perbaikan yang berkesinambungan dalam mengelola kualitas kreditnya sebagaimana tercermin dalam rasio kredit bermasalah-nya (Non Performing Loan – NPL). NPL Gross turun menjadi 2,4% per 30 Juni 2011, dibandingkan 3,7% di tahun sebelumnya. Sementara itu NPL Net juga mengalami penurunan menjadi 0,7% dari 0,9% pada periode yang sama.

Struktur permodalan bank tumbuh kuat dengan total ekuitas sebesar Rp 8,6 triliun pada akhir Juni 2011, naik 56% yoy dibandingkan tahun lalu. Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 13,2% di akhir periode, belum memperhitungkan penerbitan Obigasi Subordinasi II tahun 2011 berjangka waktu 7 tahun (Subdebt) sebesar Rp 1,75 triliun yang dilakukan oleh PermataBank di akhir Juni 2011. Bilamana hal ini diperhitungkan dan dicatat pada periode Juni 2011, CAR akan meningkat menjadi 15,78%. Sejalan dengan penerbitan Obigasi Subordinasi, PermataBank memiliki posisi yang lebih baik untuk membangun posisi kompetitifnya dalam industri perbankan Indonesia.

Mengomentari pencapaian ini, David Fletcher, Direktur Utama PermataBank mengatakan, kekuatan dari model perbankan dan franchise PermataBank mencerminkan komitmen perusahaan untuk menjadi kekuatan dalam mendukung perekonomian. “Kami akan terus meningkatkan infrastruktur dan kemampuan secara sistematis untuk mengejar peluang di pasar perbankan Indonesia,” tegasnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved