Listed Articles

Laba Naik 20,73% jadi 'Rapor Biru' Perbankan

Laba Naik 20,73% jadi 'Rapor Biru' Perbankan

Kinerja industri perbankan semakin mantap. Pasalnya, per Maret 2011, perbankan nasional membukukan laba Rp 18,32 triliun, pertumbuhan setara 20,73% dibandingkan periode yang sama di 2010. Dari 12 bank yang ada di Indonesia, mayoritas mencatat pertumbuhan laba positif. Penurunan laba hanya terjadi pada 32 bank yang memiliki aset kurang dari Rp 1 triliun.

Pernyataan tersebut berdasarkan data Biro Riset Infobank. Pada 2010, total pertumbuhan industri perbankan adalah 39,38% menjadi Rp 60,97 triliun dibandingkan pertumbuhan di 2009. Dalam rating terhadap bank umum atas kinerja 2010, terdapat 71 bank yang meraih predikat ‘sangat bagus’, 37 bank meraih predikat ‘bagus’, 9 bank berpredikat ‘cukup bagtus’, satu bank berpredikat ‘tidak bangus’ dan dua bank lain absen karena baru berjalan di tahun ini. Peningkatan permodalan perbankan serta membanjirnya likuiditas menciptakan agresifitas perbankan dalam penyaluran kredit.

“Tebalnya Margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) perbankan mendongkrak laba perbankan yang mayoritas masih ditopang oleh pendapatan bunga bersih,” kata Chief of Research Biro Riset Infobank, Ateng Anwar Darmawijaya. Alasan lainnya adaalh kondisi makro-ekonomi yang mendorong pertumbuhan perbankan, bank semakin giat mencari kesempatan fee-based income dan ekspansi kredit semakin besar.

Studi tersebut berdasarkan lima kriteria yaitu permodalan berupa Capital Adequacy Ratio (CAR), aktiva produktif yaitu Non Performing Loans, rentabilitas yaitu Return on Average Assets (ROA) dan Return on Average Equtiy (ROE), likuiditas yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR) dan pertumbuhan kredit dibandingkan dengan pertumbuhan dana. Yang terakhir, efisiensi berdasarkan beban pendapatan operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional dan net interest margin.

Riset tersebut membagi bank dalam tiga kelompok berdasarkan besaran modal yang terbagi dalam tiga kelas. Pertama adalah bak dengan modal di atas Rp 10 Triliun sampai dengan Rp 50 Triliun. Bank yang masuk dalam kategori ini dan mendapatkan predikat ‘sangat bagus’ adalah Bank CIMB Niaga, Bank Rakyat Indonesia, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank Central Asia, Panin Bank dan Bank Negara Indonesia.

Kedua adalah bank bermodal di atas Rp 1 triliun sampai Rp 10 triliun. Bank yang masuk dalam kategori ini dan meraih predikat ‘sangat bagus’ adalah Bank BTPN, Bank Jatim, Bank Jabar Banten, Bank Syariah Mandiri, Permata Bank, Bank Kaltim, Bank Riau Kepri, Bank BTN, Bank Sumut dan Bank Mayapada.

Ketiga adalah bank bermodal di atas Rp 100 miliar hingga di bawah Rp 1 triliun. Bank yang masuk dalam kategori ini dan meraih predikat ‘sangat bagus’ adalah Bank Kalbar, Bank Saudara, Bank Lampung, Bank Jambi, Bank Sulsel, Bank NTB, Bank Sumsel Babel, Bank Kesejahteraan Ekonomi, Bank BPD Kalsel dan Bank Nagari.

Rating yang dilakukan oleh Biro Riset InfoBank hanya didasarkan pada laporan keuangan bank selama 2 tahun terakhir dan tidak memasukkan unsur manajemen maupun pelanggaran yang dilakukan bank tersebut. Pada rating tahun ini, ada 2 bank yang tidak memenuhi syarat untuk masuk dalam survei yaitu BNI Syariah dan Bank Jabar Banten Syariah karena baru menjadi bank umum syariah pada 2010. Selain itu, Bank Pundi adalah satu-satunya bank yang berpredikat ‘tidak bagus’. Ini disebabkan masih dalam pemulihan karena kinerja terbakar kredit macet dan modal tergerus sejak 2009.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved