Listed Articles

Lembaga Pembiayaan Berlomba Mengucurkan Kredit Murah

Oleh Admin
Lembaga Pembiayaan Berlomba Mengucurkan Kredit Murah

Suatu hari di bulan Ramadhan lalu, Didi Sakhidi, petugas Sales Counter Sumber Kredit (SK) di Electronic City (EC) terlihat begitu sibuk melayani konsumen yang berdatangan ke tempatnya. Senyumnya senantiasa tersungging menyambut calon pembeli yang datang, bahkan yang sekadar bertanya ini dan itu. Maklum, menjelang Lebaran, biasanya penjualan produk elektronik melonjak.

Di luar Ramadhan pun, Didi mengakui, cukup banyak konsumen -? baik anggota lama maupun baru -? yang mengajukan kredit elektronik ke SK. ?Pada hari biasa, transaksi kredit berkisar 10-20 transaksi. Namun pada Sabtu dan Minggu, bisa mencapai 20-30 transaksi,? ia mengungkapkan. Dari jumlah itu, yang berasal dari pendaftar baru berkisar 4-5 aplikasi (hari biasa) dan menjadi dua kali lipat pada Sabtu dan Minggu.

?Target kami di EC Sudirman minimal 200 transaksi per bulan,? ujarnya seraya mengungkapkan, Oktober lalu konternya berhasil meraih 223 transaksi atau melebihi target yang ditetapkan. Sebagian besar transaksi, untuk pembelian produk TV dari berbagai merek dan lemari es. Ini wajar, lantaran, ?Satu rumah biasanya punya lebih dari satu TV,? ia beralasan. Sementara itu, di SK Carrefour, transaksi kredit yang terjadi bisa lebih tinggi lagi. ?Dalam sebulan bisa lebih dari 400 transaksi,? ungkap karyawan yang bekerja di SK sejak 1999 ini.

Tingginya transaksi SK di pusat-pusat penjualan elektronik, sudah tentu, tak lepas dari sepak terjang perusahaan pembiayaan di bawah Grup General Electric (GE) ini dalam merayu konsumen. Menurut Manajer Senior Retailer Financial Services GE Consumer Finance Richard Dharmadi, SK senantiasa menjalankan berbagai aktivitas dan promosi bagi para konsumen melalui berbagai inovasi fitur dan layanan.

Sekadar gambaran, SK mengeluarkan kartu Smart Shopping (SS) kepada para anggotanya dan memberikan kemudahan kredit dengan nilai minimal Rp 1-17,5 juta. Kartu ini dibedakan menjadi dua: Classic dan Gold. Untuk jenis kartu Classic, nilai limit kreditnya Rp 6 juta. Sementara kartu Gold Rp 17,5 juta. Bunganya bervariasi, tergantung nilai kreditnya. Untuk kredit Rp 1-2,9 juta bunganya 2,75%, kredit Rp 3-5,9 juta (2,5%), dan di atas Rp 6 juta (1,95%). Jangka pengembaliannya pun beraneka macam, dari 6 hingga 24 bulan.

Dalam perkembangannya, SK juga meluncurkan Smart Shopping Cash Mastercard Electronic (SSCME). Dibanding produk sebelumnya, SSCME memiliki fitur lebih banyak. Di antaranya, pertama, bisa mencicil dengan bunga rendah hingga 1,95% di lebih dari 200 gerai SK. Kedua, dapat mencicil di lebih dari 8 juta toko berlogo MasterCard/MasterCard Electronic di seluruh dunia. Dan ketiga, dapat menarik uang tunai hingga 80% total kredit limit yang tersedia di seluruh ATM berlogo MasterCard di seluruh dunia.

Sementara itu, untuk mempermudah transaksi, SK tak segan-segan memperluas jaringannya ke seluruh Indonesia. Kini, SK tak hanya dijumpai di Jakarta, tapi juga di Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Yogya, Denpasar dan Cirebon. Selain itu, juga menawarkan program yang relatif ringan; cukup membayar Rp 50 ribu, selanjutnya konsumen bisa menikmati fasilitas tanpa DP dan cicilan pertama.

Di samping SK, kartu kredit Citibank -? melalui fitur EazyPay -? juga menawarkan kemudahan kepada konsumen yang ingin berbelanja barang elektronik secara mudah dan cepat. Fitur yang diluncurkan sejak 2001 ini, menurut Card Installment Business Head Citibank Hengkie Liwanto, pertumbuhannya sangat pesat dari tahun ke tahun. ?Dari jumlah transaksi maupun nilai penjualan, pertumbuhan EazyPay di atas 50%,? paparnya mengklaim.

Melihat minat nasabah yang tinggi untuk memiliki barang elektronik, Citibank pun tak segan-segan meluncurkan program yang disebut Festival EazyPay 0%. Maksudnya, nasabah bisa mencicil tanpa bunga dengan tenor 6-12 bulan, untuk pembelian berbagai produk populer dari merek-merek ternama seperti Sony, Philips, Toshiba dan Sharp. Di program yang bekerja sama dengan EC ini, pihak EC juga menjamin harga jualnya tidak dinaikkan. Dengan demikian, konsumen benar-benar menikmati keuntungan. Yang juga menarik, program ini juga menjanjikan hadiah tiga mobil Peugeot. ?Ini pertama kali di industri elektronik,? ujar Hengkie bangga.

Sebagai produk unggulan, EazyPay diperkenalkan secara gencar melalui program-program promosi. Selain Festival EazyPay, Citibank juga menjalin program promosi dengan Global Teleshop, Oke Shop dan Nokia Professional Centre. Yang pasti, dituturkan Hengkie, tujuannya agar 1,5 juta nasabah Citibank mengenal dan dapat menikmati fasilitas ini. Di samping itu, Citibank pun bekerja sama dengan merek-merek elektronik terkenal seperti Sony, Philips, Sharp, Toshiba, Nokia, Nikon, Kodak dan Olympus. Nasabah cukup menelepon pesanannya ke Citibank, selanjutnya barang akan diantar ke rumah.

Di luar program promosi, fasilitas EazyPay bisa dinikmati nasabah di toko-toko elektronik mana saja yang menerima pembayaran kartu kredit. ?Nasabah cukup menelepon Citibank untuk meng-EazyPay-kan pembelian elektroniknya,? tukas Hengkie.

Dalam hal pembiayaan elektronik, ABN AMRO Bank pun ternyata tak mau ketinggalan. Melalui fasilitas kredit tanpa agunan (KTA), bank asal Belanda ini menawarkan kemudahan kepada nasabah dalam membeli barang elektronik. ?Pinjaman ini bisa dipakai untuk keperluan apa saja, termasuk pembiayaan elektronik,? jelas Lekhi Mukti, Manajer Asset & Business Alliance Product ABN AMRO Bank.

Sejauh ini, dari total kredit yang dikucurkan ABN AMRO Bank melalui KTA, yang digunakan nasabah untuk membeli produk elektronik berkisar 20%. ?Dalam setahun, portofolio kredit KTA ABN AMRO masih di bawah Rp 1 triliun,? katanya.

Untuk menangkap minat nasabah terhadap kebutuhan barang elektronik, ABN AMRO Bank juga pernah membuat pinjaman ekspres bekerja sama dengan pihak lain, seperti EC dan Giant. ?Namun, sifatnya musiman,? ungkap Kepala Pemasaran Pengembangan Produk ABN AMRO Bank Elwin Karyadi. Ketika ada pameran elektronik di JHCC, umpamanya, pihaknya bekerja sama dengan Sony memberikan kredit elektronik bagi pengunjung pameran yang berminat membeli di situ. Ternyata, hasilnya cukup memuaskan. Juga, saat menyambut Lebaran atau ketika ada program diskon di merchant-merchant elektronik tertentu yang menjadi rekanannya.

Melihat agresivitas perusahaan dalam membiayai pembelanjaan elektronik, dapat disimpulkan, industri ini tengah berkembang pesat. Pasarnya pun, diakui CEO Adira Finance Stanley S. Atmadja, masih terbuka lebar. Buktinya, Adira memberanikan diri ikut meluncurkan program pembiayaan Kredit Kita (KK) ?- di bawah bendera Adira Quantum Finance. Menurut Stanley, program ini lebih diarahkan untuk menggarap berbagai big merchant elektronik dengan cara langsung seperti Agis dan EC. ?Tentu saja, merchant yang menjadi rekanan kami setara dengan target pasar kami, yakni kelas menengah,? tuturnya.

Usaha yang berdiri awal 2003 ini telah menggarap 14 merchant yang tersebar di Indonesia. Paket-paket pembiayaan yang ditawarkan sejauh ini disesuaikan dengan program masing-masing merchant. Yang umumnya dilakukan, antara lain paket DP 0% dan beli hari ini bayar besok. Di EC, misalnya, November lalu KK melakukan promosi bunga 1,9% untuk semua transaksi yang terjadi di bulan itu. ?Itu cuma tema marketing,? timpalnya.

Dibanding SK atau EazyPay, KK diakui Stanley belum ada apa-apanya. ?Saat ini kredit yang dikucurkan baru mencapai Rp 20 miliar,? ungkapnya. Targetnya, tiap tahun KK bisa menyalurkan kredit elektronik sebesar Rp 70-150 miliar. Ia memprediksi, perputaran uang di industri elektronik mencapai Rp 7 triliun/tahun. ?Saat ini, pangsa pasar Kredit kami masih kecil,? katanya merendah.

Memang, untuk pasar pembiayaan elektronik, nama KK belum terdengar gaungnya. Hingga kini, masyarakat lebih mengenal SK, EazyPay atau Columbia. Richard mengungkapkan, sejak 1999 nasabah SK meningkat pesat. ?Kini jumlahnya mencapai 200 ribu orang lebih,? ungkapnya. Untuk kelas menengah AB, SK menguasai pangsa pasar kartu cicilan sekitar 30%. Di kelas bawah D dipegang Columbia dan di segmen atas AB dikuasai Citibank.

Meski pasarnya ketat, Stanley optimistis, KK masih bisa mengembangkan diri. Sebagai perusahaan holding, Adira Finance memiliki kompetensi di jaringan ataupun ritel keuangan. ?Selama ini, masyarakat tahunya Adira hanya untuk pembiayaan mobil. Pada saatnya, masyarakat juga akan tahu kalau Adira bisa membiayai pembelian elektronik. Tinggal promosinya saja yang perlu digenjot,? ujarnya mantap.

Reportase: Dede Suryadi.

# Tag


    © 2023-2024 SWA Media Inc.

    All Right Reserved