Listed Articles

Lisensi Vicks Jatuh ke Darya Varia

Oleh Admin
Lisensi Vicks Jatuh ke Darya Varia

General Manager Produk Health Care Asia, PGI Operations, Shatanu Kosha mengatakan, restrukturisasi perusahaan yang menyangkut nasib sejumlah karyawan sebenarnya merupakan keputusan sulit dan dilakukan sangat hati-hati. “Namun, dengan diberikannya lisensi produksi Vicks kepada DVL, setidaknya bisa menjadi salah satu solusi yang tepat,” paparnya. Shatanu yakin, proses transisi lisensi bisa selesai dalam 15 bulan mendatang, karena menyangkut proses PHK dan guna menjaga ketersediaan produk di pasar agar tidak terganggu. Keputusan alih daya pembuatan produk Vicks ini memang berdampak pada sedikitnya 230 karyawan, dan sejumlah manajer Procter & Gamble Idonesia. Proses transisi sangat penting, supaya perusahaan sekaligus bisa menjalankan program pemisahan dengan baik. “Kami menyediakan paket pemisahan kepada karyawan termasuk bimbingan karier, pelatihan dan bantuan keuangan,” lanjut Shatanu. Bagi DVL, sebagaimana dikatakan Sekretaris Perusahaan Marlia Hayati, masuknya keluarga Vicks dari PGI merupakan sesuatu yang menggembirakan dan menambah kisaran portofolio merek DVL. Sejauh ini perjanjian kerja sama baru sebatas penandatangan letter of intern, tapi dengan memegang keluarga Vicks yang terdiri dari: obat batuk Vicks Formula 44, Vicks Formula 44 anak-anak dan Vicks Vaporub, DVL akan menambah produk unggulannya, selain StopCold, terutama di kategori obat bebas resep (over the counter). Performa DVL sendiri belakangan menunjukkan perbaikan. Laba bersih DVL tahun 2002 tercatat Rp 63,53 miliar, setelah merugi Rp 1,83 miliar di tahun 2001. DVL masih mempunyai akumulasi kerugian Rp 131,05 miliar, yang sebagian besar disebabkan nilai tukar mata uang asing selama krisis ekonomi yang melanda Asia pada 1997-98.

Akankah Vicks berjaya di tangan DVL? Marlia tak berani memprediksi. Hanya saja, Marlia optimistis, karena merek ini cukup punya nama. Tinggal bagaimana DVL mengomunikasikan secara intens produk yang sudah lama beredar di Indonesia ini. Sebagai gambaran, menurut data Nielsen Media Research tiga tahun lalu (Januari-Desember 2000) total anggaran iklan Vicks Formula 44 mencapai Rp 12,48 miliar, Vicks Formula 44 anak-anak Rp 3,08 miliar, dan Vicks Vaporub Rp 6,96 miliar. Tahun berikutnya PGI tetap konsisten mengiklankan produknya. Periode Januari-Juni 2001, belanja iklan Vicks Formula 44 mencapai Rp 5,93 miliar. Sementara itu, Vicks untuk anak-anak hanya Rp 1,90 miliar dan Vicks Vaporub Rp 2,03 miliar.

Artinya, tantangan bagi DVL setidaknya mempertahankan performa awareness yang sudah baik.

# Tag


    © 2023-2024 SWA Media Inc.

    All Right Reserved