Listed Articles

Mainan Baru Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno

Oleh Admin
Mainan Baru Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno

Situs besutan PT Web Marketing Indonesia (WMI) ini memang tergolong agresif sejak kehadirannya pada Januari 2007. Dalam waktu relatif singkat, situs ini sudah memuat lebih dari 9 ribu iklan atau listing properti mulai dari rumah, apartemen, ruko, perkantoran, tanah hingga real estat. Plus lebih dari 1.150 agen properti telah bergabung di sana, belum termasuk iklan-iklan sponsor dari berbagai bank. Yang menarik, situs ini juga membuka layanan listing properti untuk seluruh Indonesia.

Siapa pemiliknya? Dua pengusaha nasional: Edwin Soeryadjaja dan Sandiaga Uno. Keduanya memang telah membangun bisnis bersama lewat Saratoga Capital dan Recapital Advisors. Betul, Pak Edwin Soeryadjaya adalah pemegang saham dan beliau hanya bertindak sebagai shareholder,kata Sandiaga membenarkan. Ia sendiri tercatat sebagai Presiden Komisaris WMI, sedangkan Edwin sebagai komisaris.

Menurut Sandiaga, mereka tertarik menekuni bisnis database properti ini karena melihat masih banyak konsumen properti yang mengalami berbagai hambatan ketika mencari properti yang cocok. “Kami dapat menawarkan added value yang signifikan kepada konsumen maupun agen properti, ujar Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ini memberi alasan. Dengan melihat foto yang detail dari properti yang diiklankan, konsumen bisa fokus dan hanya mengunjungi properti yang sesuai dengan keinginannya. Hal ini, dikatakan Sandiaga, sangat menghemat waktu konsumen, terutama dengan adanya kemacetan lalu lintas, seperti di Jakarta.

Sekarang www.rumah123.com fokus membangun merek melalui banyak jalur promosi, seperti beriklan di pelbagai media, mengirim e-mail dan pesan pendek, juga aktif dalam berbagai pameran properti. Saat ini pun tengah menggelar Marketing Idea Contest untuk menjaring ide-ide kreatif bagaimana memasarkan situs yang berhadiah puluhan juta rupiah. Setiap iklan yang dipasang otomatis akan ikut promo program Iklan Hoki. Hadiahnya berupa laptop, PDA phone dan kamera digital, ujar Nucky P. Djatmiko, Presdir WMI. Sandiaga mengakui, bisnis seperti ini memang membutuhkan investasi yang tak sedikit. Bukan hanya buat investasi awal, tapi juga biaya rutin per bulan untuk promosi dan terus meningkatkan kualitas produk.

Handoko Wignjowargo, pengamat properti, mengungkapkan bahwa di luar negeri ada model bisnis seperti ini yang dinamakan multilisting system/service (MLS). Pada prinsipnya, MLS adalah sebuah lembaga khusus — dikelola secara independen — yang menyediakan database properti. Anggotanya adalah para agen properti berlisensi yang mendaftarkan seluruh propertinya untuk di-list di MLS sehingga jumlah database-nya sangat banyak. Ini memudahkan konsumen yang membutuhkan properti. MLS pun tidak ikut dalam setiap transaksi karena ini semua dilakukan para agen. Keuntungan yang diperoleh adalah dari properti yang listing serta banner iklan untuk para sponsor seperti KPR bank atau iklan pengembang, kata Handoko.

Seorang pengamat properti yang tak mau disebutkan namanya meragukan model bisnis seperti situs rumah123 dapat berkembang di Indonesia. “Tidak mudah mengelola model bisnis seperti ini,ujarnya. Pasalnya, orang yang memiliki akses ke Internet masih terbatas. Lalu, investasi yang dibenamkan juga mahal, terutama untuk SDM dan promosi. “Bisnis seperti ini perlu didukung investor berkantong tebal, ujarnya tandas. Apalagi, ia menambahkan, bisnis properti adalah bisnis kepercayaan.

Sandiaga sepertinya tak gentar dengan pandangan pesimistis itu. Malah, pihaknya akan meluncurkan situs yang sama di tingkat regional yang berbasis di Singapura dengan nama www.property123.com.sg. Model bisnis kami adalah bisnis regional. Dengan brand yang kuat di beberapa negara, kami dapat melakukan cross-selling dan cross-subsidy, ia menerangkan harapannya memiliki situs properti terbesar tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Asia.

Dede Suryadi


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved