Google mengumumkan akan ‘menyapu’ beberapa produk mereka sebagai cara meningkatkan produktivitas perusahaan. Salah satu layanan yang tersingkir adalah Google Buzz terkait keberadaan jejaring sosial Google+.

Wakil Presiden Google untuk divisi produk, Bradley Horowitz mengatakan di blog resmi Google, “Dalam beberapa minggu mendatang, kami akan menutup Google Buzz dan Buzz API untuk fokus dalam pengembangan Google+. Meskipun masyarakat tidak bisa lagi posting di layanan tersebut, mereka tetap bisa mengunduh konten yang ada di Google Profile mereka dengan memanfaatkan Google Takeout.”

Diluncurkan di awal 2010, Google Buzz dibangun di atas platform Gmail untuk memungkinkan konsumen terhubung dan berbagi konten memanfaatkan beberapa produk Google seperti Picasa, Blogger dan Gchat. Sayangnya, tujuan tersebut gagal diperoleh. Tak lama setelah Buzz diluncurkan, pengguna menemukan cacat privasi yang berpotensi ‘membocorkan’ kontak yang tercantum di layanan Gmail. Perubahan tersebut akan berlaku pada 15 Januari 2012.

Sejak peluncuran Google+, perusahaan memang berusaha keras untuk merampingkan portofolio dengan menyingkirkan beberapa produk online. September lalu, Google mengumumkan menutup 10 fitur diantaranya Desktop, Notebook, Fast Flip, Aardvark dan Google Labs. Mashable juga menyebutkan Google berencana untuk menghapus Blogger dan Picasa. Dalam laporan pendapatan pada 13 Oktober lalu, CEO Google, Larry Page mengatakan lebih dari 40 juta orang terdaftar di akun Google+.

Penjualan Google di kuartal ketiga, tidak termasuk pendapatan yang diteruskan dari situs mitra, naik menjadi US$ 7,51 miliar, tulis perusahaan yang berbasis di Mountain View, California itu di situs mereka. Angka tersebut melampaui perkiraan rata-rata analis yang dihimpun Bloomberg yaitu US$ 7,23 miliar. Frofit yang tidak termasuk beberapa indikator, sekitar US$ 9,72 per saham. Ini mengalahkan perkiraan sebelumnya yaitu US$ 8,76 per saham.