Microsoft Corp, produsen piranti lunak terbesar di dunia, melaporkan penjualan kuartal pertama yang melampaui prediksi analis. Ini terjadi akibat perusahaan melakukan investasi di program Office dan server demi menjangkau pasar enterprise. Apalagi, permintaan konsumen terhadap komputer menurun.

Penjualan naik 7,3% menjadi US$ 17,4 miliar, berbanding dengan perkiraan rata-rata analis, menurut Bloomberg, yaitu US$ 17,2 miliar. Laba bersih di periode yang berakhir pada September lalu naik 6,1% menjadi US$ 5,74 miliar atau 68 sen per saham. Tahun lalu di periode yang sama, laba bersih sebanyak US$ 5,41 miliar atau 62 sen per saham. Sebelumnya, analis memperkirakan kuartal ini Microsoft meraih 68 sen per saham.

Pelanggan corporate membeli piranti lunak Office, sistem operasi Windows dan database untuk kepentingan jaringan mereka. Microsoft juga meraup keuntungan dari kontrak dengan sejumlah perusahaan untuk bekerja sama selama beberapa tahun. Ini membantu Microsoft menutupi lemahnya penjualan produk untuk pasar konsumen.

“Hal ini bisa dipandang sebagai sesuatu yang melegakan mengingat muncul kekhawatiran atas pasar PC dan lingkungan makroekonomi,” ujar Tony Ursillo, analis di Loomis Sayles & Co. Microsoft yang berbasis di Redmond, Washington, mengatakan biaya operasional di tahun yang dimulai pada 1 Juli mengalami kenaikan US$ 18,6 miliar hingga US$ 29,2 miliar. Sebelumnya, perusahaan memperkirakan biaya sekitar US$ 28 miliar hingga US$ 28,6 miliar.

Pendapatan yang diterima di muka, ukuran penjualan di masa depan, sekitar US$ 15,7 miliar di kuartal pertama. Penjualan di divisi Windows mengalami peningkatan 1,7% menjadi US$ 4,87 miliar, berbanding dengan perkiraan analis sebelumnya yaitu US$ 4,9 miliar. Total pengapalan PC kurang dari perkiraan di kuartal ketiga. Ini terkait menurunnya permintaan, iklim ekonomi yang memburuk serta pergeseran permintaan ke arah tablet dan smartphone, berdasarkan data Gartner Inc. Pengapalan PC hanya naik 3,2%, di bawah perkiraan sebelumnya yaitu 5,1%.