Listed Articles

Melirik Inovasi untuk Menekan Bahan Baku

Melirik Inovasi untuk Menekan Bahan Baku

Era internet membuat banyak penemuan baru yang tak terbayangkan sebelumnya. Penemuan ini banyak berkontribusi pada perekonomian dunia. Salah satunya adalah GE yang kini dapat memproduksi nozzle bahan bakar dengan manufaktur aditif untuk mesin perawat mereka sendiri.

Nozzle merupakan bahan bakar mesin jet GE Leap menyemprotkan campuran udara/ bahan bakar dengan bagian aditif yang berada di dalam. Aditif manufaktur dapat menghasilkan interior nozzle sebagai satu bagian. Sementara manufaktur konvensional membutuhkan tenaga kerja lebih banyak karena harus mematri dan mengelas 20 bagian yang terpisah.

Handry-Satriago-f_1181_f_594

Selain itu manufaktur aditif juga mampu mengurangi berat nozzle hingga 25 % dan daya tahan nozzle pun meningkat hingga 5 kali lipat. Daya tahan yang lama akan menghasilkan mesin sayap dan pesawat terbang yang untuk beroperasi lebih lama dan membutuhkan lebih sedikit perawatan.

“Dengan adanya teknologi baru dalam dunia industry manufaktur akan membantu meringkan beban biaya operasional, perawatan, dan raw material dalam dunia industri. Kita tentunya dapat menghemat banyak biaya bila dibandingkan industri konvensional,” jelas Handry Satriago, CEO GE Indonesia.

Selain itu, teknologi yang menurutnya memberikan dampak yang cukup signifikan dalam industri manufacturing adalah 3D printing. Sebelum adanya 3d printing kalau mau membuat kacamata, maka semua bagian dibuat satu persatu. Beberapa bagian yang tidak terpakai akan dibuang, dengan adanya teknologi 3d printing ini, membuat kacamata bisa langsung jadi.

Teknologi ini tentunya akan menghemat waktu, tenaga, dan bahan baku yang digunakan. Penggunaan bahan baku baik dalam segi harga maupun jumlah dapat ditekan sehingga dapat menghemat pengeluaran. Bahan digunakan seoptimal mungkin, mau membuat prototype pun bisa lebih mudah.

Kalau di konvensional bahan yang dibutuhkan banyak, namun yang terbuang pun tak kalah banyak, itu hanya untuk membuat satu prototype. Dengan teknologi 3D printing kan bisa lebih dihemat, bahan pun tidak butuh banyak. Diotak-atik pun hanya tinggal menggunakan komputer saja.

Menurutnya lagi, semua penemuan ini merupakan hasil dari revolusi industrial internet. “Di GE kami percaya bahwa ada 3 revolusi yang mengubah kehidupan manusia. Pertama revolusi industri yang menggantikan tenaga manusia, lalu revolusi internet, dan terakhir adalah revolusi industrial internet,” ungkapnya.

Penggunaan internet ini sudah masuk kedalam kehidupan kita secara langsung maupun tidak. Internet juga mengubah cara industri kita dan saya yakin bahwa hal ini akan terjadi di Indonesia.Namun sayangnya di Indonesia masih ada beberapa penghambat dalam masuknya revolusi ketiga ini, yaitu akselerasi.

Akselerasi menjadi masalah yang cukup serius dan perlu diperhatkan, namun ia yakin masyarakat Indonesia akan mampu menghadapai hal tersebut. Terutama dengan banyaknya jumlah anak muda di Indonesia.”Banyak pemikiran dan inovasi yang muncul dari anak muda terutama komunitas dan inovasi merupakan salah satu hal yang paling dibutuhkan dalam dunia industri, “ tutupnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved