Listed Articles

Menang dengan Product Juggernaut

Oleh Admin
Menang dengan Product Juggernaut

Karena itu beliau juga merupakan ikon media di Indonesia. Itulah sebabnya, perayaan ulang tahunnya, tidak hanya dihadiri berbagai wartawan yang bernaung di bawah KKG, tetapi juga dari media-media lain yang tergolong pesaing beratnya. Bukan hanya kalangan bisnis dan masyarakat yang mengakui perannya, tapi juga dunia akademis. Jakob Oetama yang di lingkungan KKG akrab dipanggil JO dianugerahi gelar kehormatan Doktor Honoris Causa Bidang Komunikasi dari Universitas Gadjah Mada, April silam.

Harus diakui, meski Kompas bukan media pertama KKG, wajah dan track record KKG ada pada Kompas, yang kini merupakan surat kabar dengan oplah terbesar di Tanah Air. Lewat Kompas pulalah lahir berbagai media cetak lain — majalah, tabloid, dan berbagai surat kabar di daerah.

Yang menarik, meski memiliki oplah terbesar dengan konsumen yang tergolong loyal, Kompas tidak pernah berdiam diri dan secara bersinambungan melakukan berbagai inovasi. Menyadari bahwa segmen konsumennya yang loyal tentu akan terus bertambah usianya, sementara anak muda sekarang juga tergolong haus informasi, maka dimunculkanlah rubrik yang dapat menampung segmen generasi mendatang.

Lihat saja Muda yang merupakan rubrik khusus anak muda dengan berbagai isinya yang khas seperti curhat, hobi dan musik. Bagi saya yang tergolong old generation, mungkin terasa aneh membaca Kompas dengan Muda. Justru di situlah letak keberhasilannya. Saya merasa aneh malah berarti wajar, karena Muda memang bukan ditujukan untuk segmen old generation seperti saya.

Kompas menyadari bahwa pasarnya terus berkembang dinamis, dan tidak bisa lagi sekadar mengandalkan pasarnya sekarang yang tentu akan usang ditelan zaman. Maka, Kompas mulai memikirkan pasar masa depan. Tidak cukup cuma dengan Muda, baru-baru ini juga dimunculkan Kompas Anak yang muncul setiap Minggu.

Kompas Anak dengan berbagai rubrik yang dapat dicerna dan mudah dimengerti oleh segmen anak-anak mulai dari sains, permainan, kisah, puisi, surat, gambar, resep makanan sampai resensi buku. Kompas berniat memperkenalkan dirinya bagi segmen anak muda dan juga anak-anak, yang mungkin merasa berat membaca berbagai peristiwa politik dan ekonomi.

Langkah semacam itu sebenarnya telah dilakukan harian dari Jawa Timur, Jawa Pos, yang memunculkan Rubrik Deteksi. Bahkan, Deteksi tidak tanggung-tanggung, hadir setiap hari, beda dari Muda yang hanya sekali dalam seminggu.

Deteksi juga merupakan inovasi Jawa Pos menyasar segmen anak muda dengan berbagai rubrik seperti Aime, Aidu, De-Style, Toys&Hobby, Techno, Game Anime, Muzik, Cerpen, Otomotif, sampai Deteksi Polling.

Apa yang dilakukan Kompas dan Jawa Pos menunjukkan bagaimana inovasi yang harus dilakukan saat pasar utama (mainstream market) yang kita layani telah usang ditelan zaman. Kita tidak bisa lagi mengandalkan pelanggan loyal saja. Harus mulai memikirkan pasar masa depan.

Laurier sebenarnya cukup cerdik membaca pasar masa depan ini. Softex yang terlalu nyaman dengan pasarnya — apalagi saat itu nyaris tanpa pesaing — lupa berinovasi dan menghasilkan produk yang tidak hanya diterima pasar masa kini tetapi juga pasar masa depan.

Laurier memang terlihat cerdik, saat pasar sanitary napkin cenderung mengarah ke komoditas di mana produknya hampir sama itu-itu saja, dan Softex terus berdiam diri, muncullah Laurier dengan berbagai varian inovasinya.

Inilah yang disebut oleh Deschamps dan Nayak sebagai product juggernaut dalam bukunya: Product Juggernauts. Perusahaan mesti mulai berpikir untuk menghasilkan inovasi produk, menghadapi dual market yaitu pasar masa sekarang dan masa depan.

Inovasi yang dilakukan tentu saja tidak sembarangan, karena bisa saja inovasi hanya memuaskan pasar sekarang tetapi tidak cukup mengantisipasi pasar masa depan. Untuk itu, dibutuhkan product juggernaut yang dapat memasuki dual market. Inilah sebenarnya rahasia sukses Laurier — late comer yang bisa menjadi pemain kuat karena menguasai dual market.

# Tag


    © 2023-2024 SWA Media Inc.

    All Right Reserved