Listed Articles

Pemerintah, Ayo Genjot Utang!

Pemerintah, Ayo Genjot Utang!

Pengamat ekonomi Faisal Basri menghimbau pemerintah untuk meningkatkan jumlah utang negara. Apalagi, utang Indonesia saat ini paling rendah di dunia. Meski rasio utang tersebut dibanggakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di KTT ASEAN ke-19, hal itu malah disesali Faisal Basri. Harapan untuk ‘menambah hutang’ bukan tanpa alasan, tentu.

“Indonesia saat ini memiliki rasio hutang paling rendah di dunia. Namun, kita jangan bangga. Seharusnya, pemerintah meningkatkan jumlah hutang negara. Inilah masa-masa pencerahan bagi Indonesia,” tegas Faisal Basri yang juga dosen ekonomi di Universitas Indonesia itu. Namun, hutang tersebut bukan disia-siakan. “Dengan meningkatkan hutang, Indonesia bisa lebih giat membangun. Hutang bisa dipakai untuk menggencarkan pembangunan infrastruktur, perumahan, pelabuhan dan lainnya.”

Dengan pembangunan secara berkesinambungan dan fokus, Indonesia bisa meningkatkan lapangan kerja, mengurangi biaya perusahaan dalam lingkup logistik misalnya. Dengan begitu, harga-harga komoditas pun bisa turun. Para investor juga tidak ragu lagi untuk berkecimpung di pasar Indonesia. “Indonesia merupakan pasar yang menguntungkan. Ngapain mereka (investor) menanamkan saham di Vietnam ataupun Thailand. Kita lebih potensial kok,” tegas calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen ini.

Selain itu, bila Indonesia tidak memanfaatkan hutang dengan baik, ini mempengaruhi tingkat perceraian. Loh? “Saat ini misalnya, tingkat perceraian meningkat. Pasalnya, usia produktif mulai banyak menikah muda namun belum siap secara finansial. Jika infrastruktur Indonesia membaik, lapangan pekerjaan untuk usia produktif yang sebanyak 2,5% dari total penduduk itu bisa bertambah. Selanjutnya, kehidupan anak muda pun membaik, baik dalam lingkup finansial maupun kondisi keluarga,” kata Faisal Basri menjelaskan.

Saat ini, Faisal menyayangkan rasio hutang negara banyak tersedot kepentingan subsidi BBM. Padahal, yang paling baik tentu, menyalurkan dana untuk mengembangkan infrastruktur yang menopang pertumbuhan bisnis. Apalagi, Indonesia diperkirakan akan mengalami laju pertumbuhan pesat hingga 2015. “Asal, hutang itu tidak dimanfaatkan pemerintah untuk korupsi,” tutur Faisal Basri.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved