Potong Kilat Gaya Kaizen | SWA.co.id

Potong Kilat Gaya Kaizen

Kaizen menempati ruang kecil yang dirancang ala warehouse yang futuristik. Sekilas mirip ruang praktik dokter gigi ketimbang salon potong rambut. Di sebelah kursi, ada mesin mirip alat pensteril yang biasa digunakan dokter untuk membersihkan peralatannya. Juga, ada alat bergelantungan yang menempel di dekat mesin pensteril itu, yang bentuknya mirip vacuum cleaner kecil. Namun semua tertata sangat minimalis, rapi dan bersih. Dan, tidak seperti di salon umumnya yang potong rambut dulu baru bayar, di Kaizen pelanggan harus memasukkan uang ke vending machine, ambil tiket, diberikan kepada penata rambut (hair stylish) yang dipilih pelanggan, baru kemudian dipotong rambutnya. Ongkosnya cukup Rp 20 ribu.

 

Sebelum memotong rambut, sang penata rambut lebih dulu mensterilkan semua alat cukur yang siap digunakan. Pelanggan juga tak perlu takut tertular ketombe pelanggan sebelumnya, sebab tiap pelanggan mendapat sisir baru yang boleh dibawa pulang. Bukan hanya itu, kerah pelanggan tidak akan basah akibat rambut yang harus dicuci dan dibasahi kala membersihkan sisa guntingan rambut di leher. ?Kami gunakan metode baru, air washer,? ungkap Peter. Kebersihan pelanggan juga dijaga dengan penggunaan kertas khusus dan tatakan leher di baju sebagai penghadang potongan rambut. Dengan begitu, tidak ada sisa potongan rambut di leher pelanggan.

 

Meskipun namanya Kaizen, Anda tidak bakal menemui nama salon ini di Jepang. Peter mengaku terinspirasi cara orang Jepang menata rambutnya. Meski sibuk, orang Jepang terkenal sangat rapi dan bersih dalam penampilan. Tak heran di sana banyak ditemui tempat potong rambut cepat tak lebih dari 10 menit seperti Kaizen. Tren ini pun kini sudah sampai ke Singapura. Peter lalu mencoba membawa konsep tempat potong rambut kilat itu ke Indonesia dengan berbagai perbaikan. Nama Kaizen sendiri memang diambil dari dogma yang selalu diteriakkan para awak Toyota Jepang sebelum mulai bekerja yang berarti terus memperbaiki diri. ?Semoga kami bisa seperti mereka,? kata pria yang masih terlihat seperti anak muda meski usianya menjelang 40 tahun ini.

 

Sebagian besar peralatan Kaizen memang impor karena belum ada yang produksi di sini. Alat pensterilnya buatan Taiwan, sedangkan air washer-nya buatan Jepang. Bagi pelanggan, bukan sekadar potong rambut, tapi aspek hiburan juga dirasakan sejak awal masuk Kaizen. Seorang pelanggan, sebut saja Ana, merasa terhibur prosedur sebelum potong rambut yang harus memasukkan uang ke vending machine. ?Kalau bisa, lebih dari 10 menit deh Mbak,? ujarnya kepada penata rambut siang itu di gerai Kaizen Plaza Semanggi. Ternyata ia menikmati rasa air washer yang dingin di kulit kepalanya. ?Bisa menghilangkan ketombe lho, ? ujar pelanggan yang sudah beberapa kali datang ke Kaizen itu.

 

Peter tidak mau secara terbuka mengatakan berapa pelanggan yang tiap hari datang ke gerai-gerainya. Untuk gerai Plaza Semanggi, rata-rata 30-an pelanggan per hari. ?Tapi angka itu tidak bisa dijadikan average penjualan saya,? sergahnya. Para penata rambut Kaizen ternyata harus dididik khusus lagi di Menara Batavia -- tempat Peter ngantor -- oleh technical assistant yang disewa Peter dari Singapura. ?Meski sudah kerja di salon 10 tahun, belum tentu dia bisa potong rambut dalam 10 menit, ada tekniknya,? lanjut Peter yang kini mengelola 15 penata rambut.

 

Sebelum diluncurkan, Peter lebih dulu mengadakan riset selama setahun mulai dari metode gunting, pembayaran, pola kerja dan sebagainya. Sayangnya, ia menolak menyebutkan berapa investasi dan titik balik Kaizen. ?Sorry, tidak bisa saya sebutkan, tidak enak sama investornya,? kata Peter mengelak, dan ia juga tidak mau menyebutkan siapa investornya.

 

 

 

Tags:

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)