Listed Articles

PP London Sumatra Capai Penjualan Rp 1,6 Triliun

Oleh Admin
PP London Sumatra Capai Penjualan Rp 1,6 Triliun

Diungkap Managing Director Lonsum Handana H. Wanawijaya, penjualan CPO hasil produksi perusahannya ke pasar dunia menunjukan posisi yang stabil, walaupun tren harga CPO di pasaran dunia sedang mengalami penurunan. Hal tersebut karena perusahaan ini menggunakan mekanisme kontrak penjualan berjangka selama 6 bulan. Kontrak penjualan berjangka adalah mekanisme pematokan harga terhadap transaksi suatu komoditas hingga beberapa waktu lalu ke depan. “Dalam mekanisme tersebut, Lonsum mencapai harga rata-rata CPO pada tingkat US$ 380 per metrik ton dengan para importir di luar negeri,” katanya.

Keputusan menggunakan mekanisme kontrak penjualan berjangka itu ditempuh sesuai dengan strategi penjualan Lonsum yang telah memprediksi tren harga CPO di pasar dunia. “Kami secara rutin selalu menganalisa harga CPO di pasar dunia,” katanya. Seperti pada 2005 ini pun, Lonsum akan tetap menggunakan mekanisme kontrak penjualan dan hingga paruh pertama 2005 juga tetap menetapkan harga US$ 380/ metrik ton. “Mekanisme kontrak penjualan itu terbukti berhasil dan akan tetap dipakai pada tahun ini,” tandas Handana.

Lonsum didirikan pada 1906 dengan nama Harrisons & Crossfield Plc (H&C). Lonsum mengelola perkebunan kepala sawit, karet, kopi, kakao serta teh. Selain itu, Lonsum juga memiliki pabrik sawit (palm oil mill), pabrik karet remah dan lembaran (sheet and crumb rubber factories), pabrik kakao dan kopi (cocoa and coffe factories), pabrik teh (tea factory) serta pusat riset benih (seed research laboratory). Saat ini Lonsum beroperasi di lebih dari 48 perkebaunan di Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Perusahaan ini pun telah terdaftar di Bursa Efek Jakara dan Bursa Efek Surabaya pada 1996 dengan kode emiten LSIP.

# Tag


    © 2023-2024 SWA Media Inc.

    All Right Reserved