“Saat ini merupakan masa yang penting bagi dunia energi, apalagi terjadi ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Afrika Utara serta insiden nuklir Fukushima. Hal ini mempercepat tingkat urgensi untuk meninjau kembali anggaran, keamanan serta keselamatan pasokan energi kita,” ujar Direktur Energy Market Authority (EMA), Venetta Miranda, selaku penyelenggara SIEW 2011.

Apalagi, menurut Miranda, tidak ada satu negara pun yang tidak dapat menjawab bagaimana menghadapi tantangan energi dan perubahan iklim. Sektor swasta turut pula menjadi sumber penting dalam menciptakan inovasi baru dan solusi terbaik.. “Untuk mencapai keberhasilan itu, kita memerlukan kolaborasi yang erat dan berbagi pengalamanan dan keahlian terkait dunia energi.

SiEW 2011 terdiri dari beberapa konferensi yaitu Singapore Energy Lecture, Singapore Energy Summit, Asia Smart Gris, Carbon Forum Asia, Clean Energy Exspo Asia, Downstream Asia, EMART Asia dan PV Asia Pacific Expo. Selain itu, hadir pula pembicara terkemuka seperti mantan Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional, Nobuo Tanaka, CEO Royal Shell, Peter Voser, Eksekutif Direktur Riset Pusat ARC Fotovoltaik of Excellence, Martin A. Green, Wakil Presiden Bank Pembangunan Asia, Laksmi Venkatachalam dan Manajer Produk & Proses Pertamina, Agustina Elliyanti.

Mengingat tingginya permintaan energi di Asia, termasuk Indonesia, dan kebutuhan infrastruktur energi senilai US$ 1 triliun, inovasi energi sangat dibutuhkan. “Karena itu, dunia membutuhkan pengembangan kebijakan yang dibutuhkan dalam mengatasi masalah energi,” ujar Miranda lagi.