Listed Articles

Strategi Polygon Agar Tak Sekadar Jago Kandang

Strategi Polygon Agar Tak Sekadar Jago Kandang

Hampir semua penggemar olahraga sepeda mengenal merek Polygon. Di bawah bendera PT Insera Sena, merek lokal ini tidak hanya digemari masyarakat lokal tetapi juga luar Indonesia. Wajar memang. Polygon yang berhasil menembus pasar ekspor ke lebih dari 13 negara ini ogah dianggap sekadar jago kandang.

“Permintaan sepeda di dunia mencapai 6 juta unit setiap tahun. Kebutuhan sepeda terus mengingkat seiring dengan tren bersepeda yang meningkat di berbagai negara. Industri ini sedang meraih pamor. Kami tak mau dibilang jago kandang saja. Kami bertekad bisa menjadi merek besar dunia,” kata Manajer Promosi PT Insera Sena, Peter Mulyadi.

Menurut Peter, keberhasilan Polygon menggenggam pasar ekspor karena menerapkan beberapa strategi pasar. Pertama, rajin mengikuti pameran berskala internasional, seperti Urban DH Mettle Games di Singapura, Taipe Cycle Show di Taiwan, Midvalley di Malaysia, dan masih banyak lagi. Selain dalam bentuk sponsorship, Polygon juga menunjuk pembalap sepeda dibeberapa negara sebagai brand ambassador. Sebut saja, Danieal Sprague dari Australia, Jana Trojanova dari Ceko, Bob Callabrio dari Amerika Serikatr, dan lain-lain “Dengan cara seperti itu, masyarakat lebih mudah mengetahui merek kami. Sehingga memudahkan kami untuk bisa menggaet konsumen potensial. Cara tersebut cukup efektif meningkatkan penjualan unit kami setiap tahun” terangnya.

Strategi yang dipakai Polygon lainnya adalah membuat produk dengan teknologi dan kualitas yang bisa diterima dan diinginkan oleh pasar global. Setiap negara memiliki karakteristik konsumen yang berbeda. Untungnya Polygon didukung oleh dealer-dealer yang dekat dengan konsumen.

Peter menjelaskan, untuk membangun pasar di pasar global harus dimulai dengan pembangunan toko sepeda yang profesional, produk yang berkualitas dengan menerapkan standar Eropa, JIS, British dan EU. Rodalink, outlet resmi Polygon, sudah berdiri di beberapa negara. Diantaranya; 5 di Singapura, dan 5 di Malaysia. Perusahaan juga mendirikan kantor perwakilan untuk menunjang jalur pemasaran dan penjualan.“Pasar di luar negeri itu lebih kognitif dan rasional. Mereka mengerti barang sehingga lebih aware. Sedangkan di Indonesia lebih efektif, mengandalkan emosional sehingga gengsi dan branding lebih ditekankan walaupun di luar negeri juga ada tapi tidak banyak jumlahnya,”katanya.

Sepeda Polygon dilego mulai Rp 1,1 juta hingga Rp 80 juta per unit. Kinerja penjualan Polygon baik untuk pasar dalam dan luar negeri terus mencetak rekor tinggi. Penjualan Polygon mencapai 500.00-600.000 unit setiap tahun. Penjualan terbesar masih didominasi dari Singapura dan Malaysia. Di Singapura Polygon mempunyai pangsa pasar sekitar 40% sedangkan di Malaysia sudah mencapai 50%. Target ke depan, perusahaan terus akan memperlebar pasar ke Jerman, Spanyol, Italia, Perancis, Inggris, Austria, Denmark dan Yunani. “Karena nama Polygon sudah sangat populer, kami optimis bisa meraih pasar Amerika dan Eropa,” tegas Peter. (Acha)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved