Listed Articles

Suhartono: 2011 Tahun Puncak Kenaikan Perekonomian Indonesia

Oleh Admin
Suhartono: 2011 Tahun Puncak Kenaikan Perekonomian Indonesia

Berbeda dengan pelaku bisnis yang lain, Suhartono memiliki pandangan khusus terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Menurutnya, perekonomian Indonesia ini unik karakternya. Sebab, di satu sisi saat negara lain kondisinya bagus, Indonesia tetap stagnan. Namun, terkadang kondisi Indonesia juga ikut buruk di saat kondisi negara lain buruk, atau kadang Indonesia juga tetap bagus di saat negara lain kondisinya buruk.

Mengapa demikian? “Karena di Indonesia sumber daya ekonomi dunia ada semua. Mulai dari minyak, batubara, emas, kelapa sawit, bahkan pariwisata. Sayangnya, dalam pengelolaan sumber daya, baik pemerintah maupun swasta belum ada komitmen untuk menjadi terbaik dalam jangka panjang,” jelas CEO PT Federal International Finance (FIF), itu.

Dari segi perhitungan ekonomi, lanjut Suhartono, seharusnya tahun 2011 menjadi tahun puncak kenaikan lantaran tahun 2010 kondisi Indonesia tergolong baik di tengah krisis yang melanda berbagai negara. Jadi, baginya, lantai pertama Indonesia dalam hal ketahanan cukup luar biasa, dan akan ada lantai kedua, ketiga, dan seterusnya yang menguji. Apabila, Indonesia mampu bersaing dengan Cina dan India, maka dalam 5 tahun ke depan, dia memperkirakan kondisi Indonesia harusnya lebih bagus.

Membaiknya prospek perekonomian kita, dikarenakan tiga hal utama. Pertama, jumlah cadangan devisa Indonesia luar biasa. Kedua, perbankan tidak jor-joran, terbukti banyak yang terkena penalti karena kreditnya rendah. Ketiga, banyaknya krisis yang dialami negara lain, justru berdampak positif bagi Indonesia. Misalnya, dalam waktu dekat Australia akan mengalami problem batubara, sedangkan Indonesia tidak. Peluang ini harusnya menjadi kekuatan Indonesia karena batubaranya tetap prospektif.

“Untuk suku bunga, mestinya tahun ini tidak naik. Sebab, tingkat bunga 6,5% itu di dunia itu sudah tergolong sudah mahal,” tukas Suhartono. Padahal, jika bunga kita lebih rendah, maka banyak dana yang bakal mengalir ke Indonesia.

Menurut Suhartono, bila Indonesia ingin lebih maju, ada beberapa faktor yang harus ditingkatkan. Pertama, pendidikan. Pendidikan yang lemah ini tidak bisa di-back up langsung. Untuk itu, pemerintah perlu melihat ke negara-negara tetangga yang sudah lebih maju, semisal Malaysia. Di sana pendidikan bagi masyarakat bawah diperhatikan, misalnya dengan memberi banyak beasiswa dan kesempatan magang buat mahasiswa. Dan setelah beberapa tahun bekerja, karyawan di Malaysia disarankan untuk membuat perusahaan yang dibina oleh pemerintah dengan sistem partner dengan perusahaan besar.

Faktor kedua, pemerintah harus membesarkan UKM. Pasalnya, orang yang pendidikannya lemah dan tidak ada penghasilan itu berbahaya. Jadi, mereka harus diperhatikan agar tidak berbuat macam-macam yang mengganggu ketertiban masyarakat.

Ketiga, sistem keuangan yang fair. Sekarang bank berlomba-lomba untuk membuat divisi micro financing. Sebenarnya bank telah mulai memberikan kredit ke UKM, tapi baru kepada UKM yang sudah cukup lama beroperai, padahal masih banyak UKM yang masih baru, perlu pembinaan dan pembiayaan.

Keempat, pemerintah dapat mewajibkan perusahaan-perusahaan dengan jumlah aset tertentu untuk membina beberapa UKM. Umpama, Astra, Telkomsel, Sinarmas memiliki UKM binaan.

Kelima, pembenahan infrastruktur. Bagaimanapun akhirnya perekonomian akan tumbuh jika ada efisiensi. Efisiensi pada akhirnya adalah biaya, yang biayanya paling besar adalah transportasi. Ada dua macam infrastruktur, yaitu yang prioritas dan non prioritas. Yang termasuk prioritas adalah angkutan dari pelabuhan ke suatu tempat, karena itu jalur ekonomi. “Jadi, menurut saya komitmen itu tidak hanya dari Pemerintah, tapi dari semua elemen termasuk DPR, swasta, dan lainnya,” tukas Suhartono. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved