Listed Articles

Trust Line Marine: Cerdas Memanfaatkan Fungsi Tongkang

Trust Line Marine: Cerdas Memanfaatkan Fungsi Tongkang

Didirikan oleh Mateus D. Lesmana, PT Trust Line Marine berfokus pada bisnis marine logistic and infrastructure. Meski berusia satu tahun lebih dan bermula dari penyewaan kapal tongkang dan tuck boat, Trust Line sudah memiliki 10 kapal milik sendiri dan 2 kapal sewa.

“Bisnis shipping kuncinya pada sistem pemasaran. Selama ada kargo, bisnis tersebut akan berjalan sangat baik,” ujar Mateus D. Lesmana. Pengangkutan batubara atau hasil tambang lain di Indonesia selalu memanfaatkan industri pengapalan mengingat kondisi geografis Indonesia yang didominasi lautan. Selain itu, biaya shipping relatif lebih murah. Kapal tongkang yang dimiliki Trust Line mampu bersaing karena berukuran besar. Pemberi jasa tongkang memang banyak namun relatif memiliki kapal kecil yang biasa digunakan untuk pengangkutan kayu. Untuk pengapalan batu-bara, kapal kecil tidaklah efektif.

Mateus mengklaim kesuksesan perusahaan terletak pada kecerdasan mengkombinasikan jalur perjalanan tongkang. “Kapal itu tidak produktif bila dalam kondisi kosong. Karena itu, di tempat tujuan pengapalan, bila ada kargo, tongkang dapat dimanfaatkan untuk mengangkut muatan lagi,” kata Mateus. Sebagai contoh, satu tongkang yang mengangkut batu bara dari Kalimantan Timur ke Jakarta. Maka, setelah tongkang tersebut sampai di Merak, kapal tersebut dapat mengangkut muatan lain dari Merak ke Kalimantan Timur.

Untuk mendukung efektivitas kerja kapal tongkang, Mateus membuka cabang di kota-kota yang ramai proses pengangkutan seperti Cirebon dan Balikpapan. Selain itu, melihat potensi bisnis minyak dan gas, Trust Line sedang memenuhi syarat compliance. “Fokusnya pada logistik bisnis, artinya bisnis memberikan jasa pemindahan,” tuturnya. Untuk itu, perusahaan banyak membutuhkan sarana terapung, apalagi perkembangan bisnis minyak dan gas banyak berada di kawasan timur Indonesia yang mayoritas perairan. Mateus harus menggelontorkan dana cukup besar untuk tanker handling tuck seharga US$ 15 juta per unit. Cukup mahal meningat harga tongkang berkisar US$ 3,5 juta.

“Hanya saja, kapal perminyakan berbeda. Kapal tersebut memiliki instrumen alat-alat yang sangat spesifik untuk eksplorasi minyak,” tegas Mateus. Untuk memenuhi prasyarat, Mateus harus memenuhi beberapa ISO seperti ISO 9000, ISO 14000, ISO 18000, OSAT, ISMCO dan beberapa standarisasi yang diakui internasional.

Di Indonesia ada beberapa pemain besar di bisnis ini. Yang sangat familiar adalah MBFF (Mitra Bahari) baru diakusisi Kideko (Grup Indika). “Dia top five dengan armada tongkang 50-60 unit. Sekarang mereka diakusisi perusahaan tambang Indika,” ujar Mateus. Ada pula KSA dengan armada 100 unit, yang merupakan partnernya Berau Coal. Serta ada Rusdianto Bersaudara yang sebelumnya pemain bisnis kayu besar di Samarinda dengan armada ratusan unit. (Acha)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved