Listed Articles

Turnaround Goldmartindo Menjadi Peritel Perhiasan Modern

Turnaround Goldmartindo Menjadi Peritel Perhiasan Modern

Sejak tahun 2005 Melyana Tjahyadikarta Taslim terlibat mengelola bisnis keluarga di bawah bendera PT Goldmartindo. Perusahaan ritel ini bergerak dalam bidang produksi perhiasan emas merek Goldmart dan Primagold. Kala itu dia melihat ada yang tak beres dengan bisnis keluarganya ini. Suasana yang begitu kekeluargaan membuat manajemen perusahaan kurang efektif dalam cashflow. Lalu, dia membantu divisi penjualan dan sesekali terjun langsung melayani pelanggan di jajaran front liner.

Ketika perusahaan ini berkembang, muncul momen dimana orang-orangnya sudah merasa di area comfort zone. Sampai akhirnya di kisaran tahun 2000-an mulai bermunculan ritel modern perhiasan emas yang lain. Sementara Goldmart adalah pioner di kategori ritel modern ini. Di kisaran tahun 2004 perusahaan ini ekspansi gila-gilaan seiring dengan pengembangan yang dilakukan Matahari Dept Store, tempat di mana Goldmart menjadi mitra penyewa. “Selain tidak fokus, ternyata banyak gerai yang minus. Karena ekspansi gila-gilaan, kami panik. Pengembangan gerai yang terus menerus membuat manajemen tak sempat lagi men-training karyawan, hanya product knowledge dan kurang intens. Pada akhirnya kami berpikir bahwa sales ini penting sekali, ”tegas Direktur PT Goldmartindo, itu.

Akhirnya, Melyana minta tolong suaminya bernama Marcus Taslim untuk membedah Goldmartindo. Jebolan sekolah bisnis di San Fransisco University, Amerika Serikat ini menemui banyak ketidakefisienan dalam pengelolaan Goldmart. Dari imej misalnya, ternyata selama kurang lebih 19 tahun imej yang tertanam di benak konsumen bila mendengar Goldmart adalah wedding rings –cincin kawin–. Pun pada 2008 Golmartindo melakukan pembenahan internal dan mengubah imej Goldmart. Mulai dari sumber daya manusia (SDM), pola pelatihan sampai merombak 37 outlet-nya yang tersebar di 18 kota di Indonesia.

Hasilnya menakjubkan. Banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh organisasi ritel modern perhiasan emas pertama di Indonesia ini. Langkah yang sudah dilakukan Melyana adalah membuat diferensiasi yang jelas antara Goldmart dengan toko-toko perhiasan lain yang menyasar kelas menengah atas. Termasuk Primagold yang diperuntukkan bagi konsumen yang mencari produk emas 24 karat (99%) yang desainnya lebih konservatif. Sementara Goldmart diposisikan sebagai toko perhiasan emas 18 karat dengan beragam macam bentuk desainnya. ”Goldmart lebih diposisikan untuk fesyen,”terang wanita kelahiran 22 Maret 1961 ini.

Makanya, dari situ diubah tampilan gerai Goldmart agar terlihat lebih fashionable! Pencahayaan ruangan yang terang dengan pilihan warna emas pada gerai, toko perhiasan ini terlihat cozy. Perubahan pun terlihat pada para pramuniaga. Mereka ramah tapi tidak dibuat-buat. Melyana ingin pengunjung yang datang ke tempatnya nyaman dan mendapat pelayanan yang membuat mereka nyaman.

Melyana melakukan turnaround dalam mengelola karyawannya. Lewat salah satu usahanya di bidang seni pertunjukan panggung, Gathaya, ia memberikan pelatihan bagi seluruh karyawannya dengan metode seni peran -teater–. Dari cara ini ia mampu membentuk para karyawannya berubah menjadi lebih baik. ”Hal ini berimbas pada penjualan mereka masing-masing. Ada energi positif yang membangkitkan semangat mereka bekerja. Coba tanya ke mereka setelah mengikuti training ini, ternyata mereka mampu menaikkan penjualan karena sikap mereka ke pelanggan berubah lebih baik,”papar eksekutif yang hobi main teater ini.

Selain membenahi internal perusahaan, Goldmart juga mencoba membenahi strategi event-event below the line (BTL) seperti menyelenggarakan seminar untuk mengedukasi pasar tentang arti dan fungsi perhiasan secara luas, tentang kehidupan rumah tangga, seminar pra weddings, dan mensponsori berbagai event seperti wedding exhibition dan lain-lain. ”Kami pernah terus beriklan tapi di dalam perusahaan gak diberesin. Untuk bisnis seperti ini padahal yang penting itu SDM, ketersediaan barang, dan jaminan garansi, serfis. Kami juga bisa tukar tambah. Kami memang pernah melakukan hal yang salah belasan tahun lalu, tapi sekarang kami perbaiki. Kami ingin komunikasi dua arah dengan kastemer,”jelasnya.

Sekarang, dia bangga dengan percepatan pertumbuhan dan pengembangan Goldmart. Menurutnya, yang dibutuhkan adalah menjaga dan meningkatkan kondisi tersebut ke tahapan yang lebih baik, bukan dari segi ekspansi bisnisnya saja, namun kualitas dan kinerja jauh lebih penting. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved