Listed Articles

UBM Dorong Mahasiswa Masuk Dunia Riil dari Kampus

 UBM Dorong Mahasiswa Masuk Dunia Riil dari Kampus

Menurut Danny Johannes, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Universitas Bunda Mulia (UBM), sebagai universitas yang didirikan oleh Joko Susanto, pendiri jaringan Alfamart, pihaknya telah membangun sebuah kondisi perguruan tinggi yang menjadi bridging education to the real world. Maksudnya apa yang diberikan UBM pada mahasiswa merupakan yang bisa diaplikasikan di dunia rii: dunia kerja dan wirausaha.

Danny berpendapat, UBM mendorong mahasiswa untuk masuk ke dunia riil mulai dari kampus. Contoh mereka diminta membuat proposal sebuah kegiatan dan acara yang dalam proposal tersebut terwujud. Fasilitas disediakan lengkap. Di UBM misalnya ada auditorium dengan fasilitas rekam, studio, audio yang canggih.

“Kami juga mendorong soft skill mereka agar bisa berkembang, attitude berpikiran positif, melalui suatu proses,” tuturnya. Maka itu UBM berkomitmen memberikan pendidikan berkarakter pada mahasiswanya. Misalnya, ada mata kuliah Human Character Behaviour I dan II yang merupakan matakuliah wajib plus enterpreneurship.

“Enterpreneur wajib mengingat pendiri UBM, Pak Joko adalah pengusaha handal,” katanya. Dua poin yang harus dimiliki mahasiswa UBM: profesional and good character, enterpreneurship and intrapreneurship.

UBM di bawah Yayasan Bunda Mulia (berdiri 1985) yang didirikan pada 2003 merupakan peleburan dua sekolah tinggi yaitu Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bunda Mulia.

Universitas yang memiliki maskot berwujud lumba-lumba yang disebut Biem ingin para sivitas memiliki kepribadian seperti maskotnya: smart (cerdas), diligent (rajin, tekun mengerjakan sesuatu), sincere (tulus), dan helpful (suka menolong sesama).

Menurut Danny, UBM telah mendapat ISO 9001/2008 (pengendalian mutu) dan mendapat predikat terbaik di antara 24 perguruan tinggi yang menjalankan sistem pengendalian mutu internal. Maksudnya: segala data yang keluar dari UBM pasti valid karena mengikuti proses cross check. Di antaranya, hampir 78% dari mahasiswa UBM, sebelum diwisuda sudah diterima bekerja di perusahaan besar maupun membuat usaha sendiri.

Mahasiswa UBM mulai semester 2 sudah bisa bekerja di Kampus Representative. “Maksudnya bekerja entah itu di departemen saya, departemen akademik atau departemen lain. Mereka mendapat gaji yang dihitung per jam tiap hari,” katanya. Caranya pun mereka seperti ingin bekerja di perusahaan umumnya: mengirim CV, melewati tes, interview, mendapat training selama seminggu, dan kemudian di review setiap 3 bulan performanya. “Performa utama yang direview adalah apakah Index prestasinya akan turun atau naik setelah bekerja, harus di atas 2,75, dari rentang 4,” katanya. Minimal tiap tahun ada 100 orang yang mendaftarkan diri di direktorat pemasaran dan pengembangan, departemen yang dipimpin Danny.

Di UMB juga ada kurikulum yang fokus pada pengembangan kompetensi mahasiswa. Ini menjadi konsern, sebab menurut UBM di dunia industri yang dikejar kompetensi, bukan teori. Pihaknya ingin terus mencoba agar mahasiswa bisa digunakan setelah lulus. Umpama, mahasiswa diminta membuat variety show lengkap mulai dari konsep, rundown acara, panggung, dekorasi, hingga acaranya terlaksana.

Dijelaskannya, UBM memiliki fasilitas grand auditorium di gedung kampus UBM di jalan Lodan, Ancol, yang muat 1000 orang. Bentuknya seperti sinema, tata lampu, tata suara, layaknya studio yang sangat mewah. “Kami menyediakan fasilitas yang sedapat mungkin mendekati dunia industri,” ujarnya. Contohnya jurusan Desain Komunikasi Visual, laboraturiumnya menggunakan Apple Mac untuk menunjang praktis yang memadai.

UBM juga mempunyai lembaga BMAC (Bunda Mulia Alumi Center). Jika ada mahasiswa yang belum mendapat pekerjaan karena dia pindah dari tempat lama, bisa datang ke BMAC yang bekerja sama dengan industri. Untuk yang belum selesai kuliah, pihaknya juga punya SCC (Student Carrier Center). “Industri bisa menggunakan lembaga ini untuk berhubungan dengan lulusan dan mahasiswa UBM,” katanya. Industri juga bisa mengundang mereka untuk memberikan seminar atau workshop.

Danny juga menyebutkan bahwa pihaknya dekat dengan dunia riil dengan mengeluarkan program studi baru: School of Retail. Ini di bawah jurusan manajemen (S1). Selain prodi retail, di bawah manajemen ada prodi marketing.

Kerja sama dengan beberapa universitas luar negeri juga dilakukan. Contoh, dengan Tafe South Australia University, di Adelaide, untuk studi pariswisata sehingga lulusannya mendapat dobel degree (dari UBM dan Tafe). Serta kerjasama dengan Beijing Language University ini untuk jurusan bahasa dan budaya Cina. Untuk S2 memiliki jurusan magister managemen dan ilmu komputer. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved