Listed Articles

Visa Manfaatkan EMV Chip untuk Kurangi Kejahatan E-Commerce

Visa Manfaatkan EMV Chip untuk Kurangi Kejahatan E-Commerce

Keamanan merupakan unsur utama yang diperhatikan masyarakat dalam memanfaatkan kartu kredit. Meski pada 2009, penyedia kartu kredit sudah memanfaatkan EMV Chip untuk mengurangi penyalahgunakan kartu, muncul fenomena baru yaitu belanja online. Dunia online membuat Visa memperkenalkan dynamic authentication.

“Ada tiga hal utama yang diperhatikan pihak Visa dalam mengontrol sistem keamanan untuk mencegah kejahatan perbankan. Pertama adalah meminimalisir kejahatan perbankan di sistem pembayaran dengan penggunaan EMV Chip dan dynamic autentication. Kedua, memproteksi akun data yang rentan dengan cara melakukan pengamanan ketat. Ketiga, mengawasi setiap jalur transaksi agar tidak terjadi gangguan jaringan apapun,” ujar Head Risk Management Visa di Asia Pasifik, Eropa, Timur Tengah dan Afrika, Michael E. Smith, saat ditemui di Hotel Mulia, Jakarta.

EMV Chip yang diperkenalkan 2009 lalu berhasil mengurangi kejahatan penyalahgunaan kartu kredit di seluruh dunia. Sebelumnya, transaksi menggunakan garis magnetik tau mechanical imprint untuk membaca dan merekam data. Selanjutnya, hanya diperlukan tanda tangan untuk melakukan verifikasi data. Sayangnya, garis magnetik cukup rentan karena pelaku kejahatan dapat membajak data yang statis tersebut. Dengan adanya EMV Chip, data tersebut dijaga dengan sistem enkripsi pengkodean yang dinamis.

“Dengan menggunakan EMV Chip, kejahatan di 2010 menurun sebesar 0,05%. Di Indonesia sendiri kurang dari 0,02%,” ujar Country Manager Visa, Ellyana C. Fuad saat ditemui di tempat yang sama. Diperkirakan pada 2025, menurut Ellyana, Indonesia akan berkontribusi sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia. Karena itu, selain menggunakan EMV Chip, Visa memperkenalkan dynamic authentication.

Berdasarkan data Visa, sekitar 40 juta masyarakat Indonesia melakukan transaksi online dengan alasan meminimalisir waktu yang diperlukan untuk belanja langsung, tergiur diskon yang beragam di media online dan lainnya. Karena itu, untuk mendukung kenyamanan dan keamanan masyarakat, Ellyana mengklaim dinamika data menjadi unsur penting dalam menjaga keamanan transaksi.

“Dengan dynamic authentication, proses verifikasi dilakukan dengan kata kunci yang kami berikan kepada pengguna via SMS. Kata kunci tersebut hanya bisa dipakai selama 2 menit setelah SMS tersebut diterima oleh pengguna kartu kredit. Selanjutnya, kata kunci ini akan hangus. Artinya, setiap bertransaksi, pengguna tidak perlu khawatir terjadi pembajakan akun kartu kredit karena Anda memperoleh kata kunci yang berbeda-beda untuk transaksi online.”

Visa akan bekerja sama dengan BI dan Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) memperkenalkan dynamic authentication, dalam waktu dekat. Di Indonesia sendiri, uji coba akan dilakukan bersama dengan 7 bank penyedia kartu kredit, meskipun nama bank tersebut tidak dapat diungkapkan saat ini.

Di seluruh dunia, Visa bekerja sama dengan 15.700 institusi keuangan dengan 71 miliar transaksi per tahun. Pentingnya keamanan transaksi perbankan online juga terlihat dari data Visa hingga 31 Desember 2010, total transaksi mencapai US$5,2 triliun dengan setidaknya 1,85 miliar pemilik kartu kredit.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved