Listed Articles

Waspada, iPad Palsu Menjelang Masa Liburan

Waspada, iPad Palsu Menjelang Masa Liburan

Desember menjadi bulan yang dinanti-nanti bagi para penggemar belanja karena saat itu, berbagai produk memberikan potongan harga besar-besaran menjelang masa libur Natal dan Tahun Baru. Khusus penggemar iPad, Anda harus waspada karena penjual produk palsu dan tiruan memanfaatkan ‘haus belanja’ Anda.

Berdasarkan data MarkMonitor Inc, perusahan berbasis di San Francisco yang membantu berbagai perusahaan melindungi merek dagang mereka, pada satu hari di bulan Juli saja, muncul sekitar 18 ribu iPad dan perangkat Android palsu yang dipasarkan di 23 situs online global. Tablet itu tergolong ilegal bila menggunakan logo Apple palsu. “Seringkali produk tersebut tidak dapat bekerja dengan baik dan tidak memiliki perlindungan garansi,” kata Fred Felman, Chief Marketing Officer MarkMonitor. Hasil survei itu mencakup 5 ribu penjual produk palsu yang sebagian besar berasal dari Cina.

Ipad tiruan dapat berkembang pesat selama musim liburan di akhir tahun karena masyarakat yang dilanda kemerosotan ekonomi ‘rajin berburu’ produk yang berharga lebih rendah dari biasanya. Bahkan, banyak konsumen yang membeli tablet karena mereka percaya produk itu asli. “Padahal, nilai jual Apple adalah perangkat lunak yang sulit direplikasi,” kata Francis Sideco, analis di firma penelitian his Inc.

“Anda hanya dapat meniru produk itu dalam lingkup tertentu,” kata Sideco lagi. Sebagai contoh, produk tiruan tidak dapat terhubung ke iTunes Apple dan App Store. “Suatu produk seringkali tidak cuma berbicara tentang hardware melainkan software, sesuatu yang sangat sulit untuk ditiru,” tegas Sideco. Juru bicara Apple, Trudy Muller, berdasarkan keterangan Bloomberg, menolak berikan komentar.

Apple merilis iPad pada April 2010 dan dengan cepat muncul sebagai produk terbaik kedua perusahaan setelah iPhone, Tablet itu berhasil menyumbang US$ 6,9 miliar dari total pendapatan perusahaan sebesar US$ 28,3 miliar pada kuartal lalu. Perangkat tersebut juga memunculkan berbagai ‘musuh’ yang mengusung sistem operasi Android. Amazon Inc juga masuk ke pasar tablet di musim liburan ini dengan merilis tablet Kindle Fire seharga US$ 199, jauh lebih murah daripada iPad yang berharga US$ 499.

Fenomena pemalsuan kini fokus ke teknologi seluler setelah bertahun-tahun condong ke produk farmasi, tas, perangkat lunak dan produk lainnya. Perangkat tablet menjadi incaran bagi pelaku pemalsuan karena produk itu memang menjadi perangkat paling diinginkan untuk kado di musim liburan. Tablet bahkan mengalahkan popularitas laptop, televisi, e-reader dan konsol game, berdasarkan data Consumer Electronics Association.

Untuk menghindari penipuan, konsumen harus sangat memahami keabsahan situs ritel tersebut, kata Felman. Harga yang sangat rendah seharusnya menjadi awal kecurigaan. Berdasarkan survei MarkMonitor, produk palsu rata-rata lebih murah 69% dari produk asli. Selain itu, harga tinggi pula menjadi fenomena bahwa konsumen mulai masuk ke ‘pasar abu-abu’. Ini berarti mereka membeli tablet asli namun belum dijual resmi di suatu negara. Pembeli terpaksa membeli produk yang 15% lebih mahal serta tidak mendapatkan garansi resmi. Lebih dari 5.500 produk tablet terjual dengan cara seperti ini.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved