Listed Articles

Waspada, Malware 2011 Meningkat 2 Kali Lipat

Waspada, Malware 2011 Meningkat 2 Kali Lipat

Maraknya penggunaan Android dan BlackBerry di dunia menyebabkan peningkatan jumlah malware di ranah seluler. Bahkan, peningkatan mencapai dua kali lipat dibandingkan 2010. Dikhawatirkan, keberadaan Malware tidak hanya merusak perangkat seluler tetapi juga mencuri data pribadi pengguna.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Business Manager Astrindo Stravision selaku distributor resmi Kaspersky, Erwin Yovitanto saat ditemui di FX, Jakarta. Menurutnya, tingginya akses data oleh masyarakat memanfaatkan perangkat seluler telah mengubah ‘gaya hidup’ malware dari PC ke handset mobile. Pada 2010, jumlah malware diperkirakan 510 sedangkan di kuartal pertama 2011 (Januari-Maret), jumlah Malware baru sebanyak 280. “Tidak menutup kemungkinan hingga Desember 2011, jumlah Malware meningkat dua kali lipat. Apalagi, pertumbuhan pengguna BlackBerry dan Android semaki besar.”

Android memang menjadi sasaran empuk para pelaku kejahatan, kata Erwin mengakui. Selain banyak pihak yang melakukan jail-break atas perangkat Android mereka untuk memperluas akses aplikasi, perbaruan software Android juga brgantung pada produsen perangkat. Apalagi, hanya 2% vendor yang menggunakan software Android terbaru yaitu OS 2.3 (Gingerbread). Vendor lebih memilih untuk menjual perangkat baru daripada merilis perbaruan softtware mereka. Selain itu, untuk menjadi pengembang aplikasi Android, Anda hanya perlu merogoh kocek sekitar US$ 25.

Erwin mengkhawatirkan, keberadaan Malware tidak hanya merusak perangkat seluler tetapi juga mencuri data pribadi pengguna. Di Indonesia, diakui Erwin, belum memiliki data lengkap soal serangan malware namun tidak menutup kemungkinan ini terjadi di tanah air. Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan tingkat penetrasi seluler cukup tinggi. “Tahun lalu, di Indonesia, kami melihat kasus malware yang memungkinkan pelaku penyebar malware mencuri pulsa pengguna secara otomatis. Ini tentu merugikan secara finansial,” tegas Erwin.

Program-program berbahaya tersebut merupakan versi kemas ulang dari software legal dengan komponen Trojan berbahaya yang ditambahkan di dalamnya. Para ahli Kaspersky Lab memprediksi bahwa jumlah program jahat yang ditanam dan distribusikan melalui toko aplikasi online akan terus meningkat di masa mendatang.

Erwin juga menyayangkan maraknya hacker di dunia maya yang merugikan beberapa nama besar diantaranya Citi Bank, Sony dan Sega. “Dilihat dari alasannya, para hacker memiliki dua latar belakang yaitu latar belakang finansial dan latar belakang emosional. Latar belakang finansial berarti hacker tersebut memang berniat untuk menarik keuntungan seperti mencuri data kartu kredit dan perbankan pengguna. Latar belakang emosional berarti hacker memiliki ‘dendam pribadi’ atau ketidaksukaan dengan perusahaan tersebut.”

Berdasarkan data Kaspersky, Indonesia merupakan salah satu negara yang berisiko terserang malware. Ini disebabkan karakteristik masyarakat Indonesia yang ‘malas’ memperbarui sistem antivirus komputer atau perangkat seluler mereka dan minimnya informasi soal cara menjaga data pribadi.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved