MEMBERI & MEMBERDAYAKAN Cara Baru Membesarkan Bisnis (SWA Edisi 02/2014)
SWA Edisi 04/2014
MEMBERI & MEMBERDAYAKAN
Cara Baru Membesarkan Bisnis
Inilah Barisan Social Entrepreneur, Social Movement, Social Enterprise, Social Fund yang Makin Berkibar di Indonesia
Bukan eranya lagi membangun bisnis dengan melabrak etika, merusak alam, mencemari lingkungan, atau menindas kaum lemah. Social entrepreneurship mengajarkan kepada kita untuk berbagi dan memberdayakan kaum miskin, difabel, anak-anak tidak mampu, serta menjaga kelestarian alam. Hasilnya luar biasa. Selain mampu mengentaskan masalah sosial di masyarakat, program ini juga bisa membuat bisnis Anda terus tumbuh dan berkelanjutan. Siapa sajakah penggerak social movement, social entreprepreneur, social enterprise, dan social fund yang makin berkibar? Bagaimana kiat menggulirkan kewirausahaan sosial agar berdampak besar dan berkelanjutan?
“Agar Aksi Giving Bermanfaat Sebesar-besarnya”
Agar pengentasan masalah sosial dapat berkesinambungan dan berdampak besar, maka seyogyanya aktivitas lembaganya – meskipun bermisi sosial – dikelola layaknya bisnis: secara profesional dan entrepreneurial. Tampilnya para tokoh populer akan lebih membantu.
“Dua Kaki di Starfish Company”
Di tengah derasnya ancaman terhadap industri sepatu, kelompok bisnis ini berdiri kokoh. Sentuhan kepemimpinan sang pemilik menjadi salah satu kuncinya.
“Gebrakan Sang Biscuitier Melambungkan Kokola”
Generasi ketiga keluarga pembuat biskuit di Gresik, Jawa Timur, ini sukses menyasar pasar luar negeri berkat strategi menetapkan standar keamanan pangan yang tinggi. Kini, setiap tahun belasan ribu ton produknya sukses menjejali ribuan rak supermarket terkemuka di luar negeri.
“Kuncoro Wibowo Hidup Bukan Cuma untuk Bisnis”
Di bawah kepemimpinannya, bisnis kelontong perkakas yang didirikan ayahnya menjadi raksasa bisnis ritel perkakas berskala nasional. Kunci keberhasilannya: prsistensi dan kompetensi. Ada sisi lain yang menarik darinya.
TREN BISNIS
“Sejoli Di Balik Takarajima”
Di tahun 2008, ada momen penting bagi pasangan suami-istri Heribertus S. Hartojo dan Agnes Eka Ristiany.
EKONOMI & BISNIS
INVESTASI
“LO KHENG HONG, SANG VALUE INVESTOR YANG BEBAS FINANSIAL”
Bebas finansial. Nampaknya itulah kata yang tepat untuk mengambarkan seorang Lo Kheng Hong, investor saham yang kerap disebut-sebut sebagai Warren Buffett-nya Indonesia. Kini 24 tahun sudah ia menjadi investor saham, dan di usianya yang segera genap 55 tahun, tak terpikir sedikit pun olehnya berhenti menjadi investor saham. Kisah keberhasilannya sebagai investor saham itu, tentu bisa menjadi pembelajaran bagi orang lain yang ingin berinvestasi di saham.
TEKNOLOGI INFORMASI
“LESATAN FAB MENUJU GLOBAL POWERHOUSE”
Eks situs jaringan sosial untuk kalangan gay ini sukses diubah menjadi situs flash sales untuk produk karya para desainer. Kurang dari tiga tahun, nilai valuasi Fab sudah sebesar US$ 1 miliar dengan target revenue tahun ini lebih dari US$ 200 juta.
INDONESIA YOUNGSTER INC.
START UP
VICKY SHU
GRAHADEA KUSUF & ARIE
ARDIANSYAH
SELF EMPLOYED
CASTELLA NATALIA
NEXT GENERATION
ANDI SASMITA
SIAPA DIA
RAISA WIDJAJA
MUARA SIPAHUTAR
Read more on Google+
Read more on Facebook
SWA Magazine Subscription
SWA Digital Magazine Subscription and Download
SWA Mobile Apps Download