Employee Engagement, Well-Being: Precious Moment to Connect With People | SWA.co.id

Employee Engagement, Well-Being: Precious Moment to Connect With People

Oleh: Joseph Bataona, praktisi senior di bidang human capital

“When people go to work, they shouldn’t have to leave their hearts at home.” (Betty Bender)

Joseph Bataona, Praktisi Senior di Bidang Human Capital

SALING BERBAGI CERITA. Itulah yang terjadi di saat Acara Pemberian Penghargaan HR EXCELLENCE 2023, kamis 20 Juli 2023. Hadir sekitar 200 top HR Leaders. Tim majalah SWA sangat jeli mencermati perkembangan praktek HR selama masa pandemi, dimana banyak inisiatif baru atau yang diperbaharui dalam kaitan dengan peningkatan well-being karyawan. Inisiatif HR lainnya yang terkait turut disentuh, terutama dengan tuntutan untuk bekerja dari rumah. Teknologi diberdayakan sebagai enabler, dan semakin memberikan kita peneguhan bahwa dibalik teknologi tersebut ada manusia. Dan manusia yang disebut karyawan itu sangat penting.

Manusia Seutuhnya

Bersyukur saya diberi kesempatan untuk berbagi, atas nama dewan jury. Sayapun berusaha merangkai berbagai praktek bagus dari peserta, dengan mengedepankan konsep The Whole Person Paradigm. Apapun yang mereka implementasikan, hendaknya menyentuh 4 aspek dari kebutuhan manusia, sebagai whole person in a whole job: Body (pay me fairly), Mind (use me creatively), Heart (Treat me kindly) and Spirit (In serving human needs in principled way). Demikian sepenggal pesan Stephen Covey. Ini merupakan makna sesungguhnya dari Humanizing Working Environment, yang diangkat sebagai tema Penghargaan HR Excellence 2023.

Membahagiakan sekali karena peserta menganggap momen ini sebagai ajang pembelajaran. Bahkan ada yang mengakui bahwa mereka menjalankan semua ini karena menganggap ini perlu dilakukan, bukan untuk mencari penghargaan. Penghargaan ini menyadarkan peserta akan pentingnya Memanusiakan Karyawan, dan sekaligus mendorong mereka untuk mencari langkah-langkah baru untuk itu.

HR Excellence Conference & Awarding, 20 Juli 2023

Peduli melalui #BeingThereNotes

Presentasi saya hari itu juga menyentuh praktek PHK yang tidak manusiawi yang dilakukan beberapa perusahaan sebagai dampak Pandemi dan harus kita hindari. Bagaimana mungkin karyawan yang selama itu berjuang memberikan kontribusi penting bagi pertumbuhan perusahaan, diputuskan hubungan kerjanya secara tidak manusiawi, apapun alasannya. Pada waktu bersamaan, ada juga contoh perusahaan yang memang harus mengurangi karyawan, tapi dengan cara yang lebih elegan. Kita belajar dari contoh positif yang dilakukan sahabat kita Nanang Chalid, Chief People Officer Tokopedia, bagaimana mereka mempersiapkan karyawan yang akan dikurangi dengan cara yang patut dicontoh.

Langkah selanjutnya yang tidak kalah pentingnya, menyangkut leaders dan karyawan yang masih tinggal, untuk saling meneguhkan satu sama lain. Berikut komunikasi yang dikirimkan kepada para leadersnya:

Think of someone in both our personal and professional life that might need help to deal with so many changes and disruptions in their life.

If you have that person in mind, please put “Being There for ” in your diary next week — and have at least a 30-minute chat with them and be there to listen and help them process their thoughts and feelings. It’s the most-humane way to show that you care. And do that week-in, week-out — until it becomes natural to you. You’ll be amazed how such listening skills make you a seasoned trust-builder.

You would build up trust exponentially with such a ‘more human’ approach — and with trust comes a sense of belonging that is much needed in your team. Let’s be compassionate leaders/colleagues at work and be more human, one person at a time. #fridayhearbeatnote

Menurut saya, ini merupakan langkah yang sangat bagus, Kita menghadapinya bersama, dengan saling trust bahwa kita bisa mengatasinya. Kita juga perlu respek satu sama lain, menghargai kemampuan masing-masing dalam menjalankan perannya secara maskimal agar bisa bertahan dalam situasi sesulit apapun di tengah badai dan periode pasca badai. Berikut foto Bersama pa Kemal Gani (SWA), Pa Priyantono Rudito (Juri), pa Willem Makaliwe (LMFEB UI).

Mengenali Team

Walaupun merupakan tanggung jawab setiap leader untuk mengenali masing-masing anggota tim, namun ada peran HR yang penting walau keterlibatan yang diceritakan berikut  ini bisa diperdebatkan. Dalam berbagai forum saat saya berbicara tentang Leadership, saya selalu mengumandangkan pentingnya leader untuk turun kebawah dan melakukan dialog dengan timnya. Dari sana mungkin ada hal yang bisa diketahui, bahkan di luar urusan pekerjaan, karena tim merasa cukup aman untuk berbicara dengan leadernya (safe to speak-up)

Salah seorang penerima penghargaan menceritakan kalau ada karyawannya terlibat pinjol (pinjaman online) dengan nilai fantastis. Angkanya menyentuh Rp 15 milyar, padahal orang ini posisinya tiga level dibawah BOD. Dia tergoda akan janji investasi dengan prolehan besar dalam waktu singkat. Dan kita semua paham akan dampak negatif pinjol ini. Kenyataan ini  membuat sang HR terus mencari tahu, dan didapati bahwa cukup banyak karyawannya yang terjerat praktek ini.

Mengapa harus mendapat perhatian? Bayangkan kalau utangnya sebanyak itu, konsentrasi kerja buyar, langkah untuk mengurangi hutangnya bisa menyasar perbuatan tidak terpuji seperti korupsi, mencuri, dan lain-lain. Ini akan mengganggu tingkat integritasnya dan juga kinerjanya. Langkah yang ditempuh? Selain melibatkan Koperasi untuk membantu, mereka merancang program membangun rasa BERSYUKUR akan apa yang ada di tangan. Ini justru menjadi lebih utama dalam mencegah yang lain terjerumus ke jalan yang salah, sambil mencari jalan untuk membantu mereka yang terlibat hutang.

Saya tergoda untuk bertanya, juga kepada pembaca tulisan ini: Apakah ditempat kerjamu bersih dari hal seperti itu? Boleh jadi jawabanmu, bersih dan aman. Tapi saya sarankan untuk menelitinya lebih cermat, siapa tahu ………

Connect with Other People

Menarik juga untuk refleksi, apakah ada momen dimana karyawan diberi kesempatan untuk melepas keterkaitan dengan pekerjaan dan fokus pada momen kebersamaan dengan rekan kerja atau bahkan dengan keluarga. Saat liburan, apakah atasan terus menelpon membicarakan pekerjaan? Saat akhir pekan apakah saya sebagai leader menahan diri untuk tidak menghubungi anak buahku untuk urusan pekerjaan? Saat pandemi, banyak yang mengalami jam kerja berkepanjangan, meeting online tanpa batas waktu.

Ada perusahaan peserta yang menyelenggarakan program dengan label bagus: Connect with other people while disconnect with your job. Program seperti ini mengajak karyawan untuk merancangnya sesuai dengan interest, hoby dan pilihan karyawan pada saat yang ditentukan. Saat itu walau hanya 1-2 jam, namun mereka diajak untuk melupakan sementara pekerjaan dan fokus pada interaksi dengan sesama karyawan yang hadir.

Cara memberikan label seperti itu, Connect with other people while disconnect with your job, juga akan mengubah mindset karyawan tentang kepedulian perusahaan terhadap apa yang dibutuhkan karyawan.

Perusahaan-perusahaan penerima penghargaan telah banyak berbuat tanpa gembar-gembor dan baru pada saat diajak oleh SWA, mereka bersedia untuk menceritakan apa yang dilakukan dengan hasil. Selengkapnya, Simak majalah SWA no 9/2023. Selamat kepada penerima penghargaan HR Excellence 2023.

“Work hard in silence, let your success be the noise.” (Frank Ocean)

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)