My Article

Romantika US Dollar dan Rupiah

Romantika US Dollar dan Rupiah

Oleh: DR (Can) Lucky Bayu Purnomo, SE., ME., CSA., CTA, Ekonom dan Pendiri LPB Institute

[email protected]

Romantika dan Target

Kisah romantika US Dollar terhadap Rupiah kembali memasuki babak baru, dengan kinerja US Dollar terhadap Rupiah yang telah menguji level Rp.14.710 ( Kurs Bloomberg ) pada tangga 31 Agustus 2018. Untuk itu, dengan menguatnya kinerja US Dollar sejak awal bulan Januari 2018 di level Rp 13.200, memberikan keterangan bahwa kinerja US Dollar terhadap Rupiah berada dalam kondisi up trend, sehingga trend yang terbentuk tersebut memiliki jangka menengah dan jangka panjag pada level Rp 15.050 hingga Rp 15.125 mendatang, namun demikian, terdapat beberapa sentiment yang dapat menjadi pertimbangan dalam taraf taraf kepastian tersebut.

Spot market

Kemudian kondisi nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah spot market telah menguji level Rp 14.860 (31 Agustus 2018), tentu menjadi persoalan yang membutuhkan memberikan sinyal bahwa apresiasi pasar cenderung memberikan sentiment positif terhadap kinerja mata uang US Dollar di bandingkan apresiasi pasar terhada mata uang Garuda yaitu Rupiah.

Pertumbuhan Ekonomi rata rata 5% dan apresiasi pasar

Sentimen lainnya, antara lain, adalah hasil angka pertumbuhan ekonomi yang berada pada level 5,27% pada triwulan kedua 2018, memberikan pesan bahwa tren pertumbuhan ekonomi masih berada pada rata rata 5%, sehingga pasar cenderung membatasi sikap dan perhatian transaksi terhadap mata uang Rupiah. Selanjutnya, sikap tersebut berdasarkan hasil perolehan angka pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua 2018 di level 5,27%, sementara apresiasi pasar cenderung lebih rendah oleh karena perbandingan hasil perolehan angka pertumbuhan ekonomi pada momentum sebelumnya, di mana sejak triwulan kedua 2013 pertumbuhan ekonomi berada lebih tinggi dan berada di level 5,59%, kemudian triwulan kedua 2014 berada di level 4,49%, triwulan kedua 2015 berada pada level 4,74%, triwulan kedua 2016 berada pada level 5,21%, triwulan kedua 2017 berada pada level 5,01%.

Indeks US Dollar dan Mata Uang Utama di Dunia

Laju pergerakan indeks US Dollar yang berada dalam tren menguat atau up trend sejak bulan April 2018 yang berada pada level 89 memiliki target jangka menengah dan panjang untuk menguji level 99, di mana indek US Dollar telah menguji level 94 pada tanggal 31 Agustus 2018 jam 14.00 sore.

Dengan demikian apresiasi pasar terhadap kinerja mata uang US Dollar cenderung relatif besar dan lebih likuid, dibandingkan dengan mata uang utama dunia, hingga akhirnya US Dollar cenderung menguat terhadap mata uang Negara berkembang, antara lain adalah Indonesia disertai dengan data year to date (ytd) Rupiah telah terdepresiasi 7,04% atau lebih rendah dari India, Brazil, Afrika Selatan dan Rusia.

Perkembangan Transaksi

Dalam perkembangan transaksi pasar, terutama dalam transaksi jual beli instrument pasar, antara lain pasar uang, maka pendekatan dan implementasi antara praktik dan teori, market microstructure menjadi bagian penting dan intisari dalam menentukan sikap transaksi. Hal itu seperti halnya sikap untuk memperbesar jumlah transaksi ketika pasar memberikan sinyal positif disertai dengan potensi pergerakan harga, ataupun sebaliknya untuk membatasi transaksi saat sinyal pasar dalam kondisi negatif.

Terbentuknya Harga

Likuiditas pasar merupakan salah satu faktor penting dari terbentuknya suatu harga, lebih jauh dengan trend likuiditas, maka suatu harga dapat di temukan melalui bentuk proyeksi dan target, hal tersebut, di sertai dengan terbentuknya suatu harga melalui proses tawar menawar, disertai trend lukuiditas, serta aturan perdagangan yang ada. Sementara O’Hara (1995) memberikan keterangan bahwa dalam Struktur Mikro Pasar terbentuk dalam kombinasi antara trend likuiditas dan proses tawar menawar yang akan berakhir pada terbentuknya suatu harga “The study of the process and outcomes of exchanging assets under explicit trading rules.” Adalah O’Hara yang telah menjelaskan bahwa studi ini membahas bagaimana harga aset terbentuk melalui jual beli, yang akhirnya disepakati dari upaya tawar menawar di pasar serta terbentuknya harga melalui likuiditas dengan aturan perdagangan yang ada.

Hasbrouck (2007) menyatakan studi Struktur Mikro Pasar, yaitu “The study of the trading mechanisms used for financial securities.” Pernyataan Hasbrouck lebih jelas dari pernyataan O’Hara, di mana struktur pasar mikro, secara jelas memberikan penjelasan bagaimana suatu harga terbentuk dari berbagai macam struktur dan komponen yang diperdagangkan oleh berbagai macam pihak.

Akhirnya kita dapat menyimpulkan, bahwa teori dan praktik struktur pasar mikro merupakan intisari dari proses transaksi yang dilakukan oleh para pihak untuk mencapai harapan pertumbuhan likuiditas, selisih harga, dan kinerja suatu harga dalam jangka pendek, menengah hingga panjang yang dapat di peroleh dari apresiasi lintas instrument pasar.

Indeks US Dollar, US Dollar dan Rupiah

Untuk itu, kombinasi dari lintas instrumen pasar, antara lain, adalah trend menguatnya Indeks US Dollar cenderung memberikan sentiment positif terhadap kinerja mata uang US Dollar, hingga mendorong apresiasi nilai tukar mata uang US Dollar lebih besar di bandingkan Rupiah, namun demikian momentum ini dapat di jadikan peluang oleh pemerintah untuk mengatasi persoalan trend menguatnya nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah, dengan memberikan pandangan kepada Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) untuk melakukan upaya lindung nilai atau hedgeing sebagai antipasti pada kinerja keuangan yang berhubungan dengan US Dollar serta Bank Sentral Indonesia melalui paket paket kebijakan untuk menghadapi momentum tahun politik mendatang.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved