Profile

Aldi Pranajaya, Ambisi Menaklukkan Qatar

Aldi Pranajaya, Ambisi Menaklukkan Qatar

Aldi Pranajaya Johor Ning tak pernah menyangka impiannya untuk berkarier di perusahaan internasional tercapai sudah. Kariernya di Qatar Fertilizer Company, S.A.Q (QAFCO), Perusahaan Pupuk kimia (Urea dan Ammonia) milik Qatar Petroleum bekerja sama dengan YARA Norwegia, lumayan mulus. Ia memutuskan bergabung dengan perusahaan pupuk tersebut pada tahun 2001 selepas lulus S-2 Progam Studi Manajemen Sumberdaya Pesisir dan Lingkungan, Program Pasca Sarjana, Departemen Teknik Kelautan, Fakultas Perikanan, IPB.

“Diawali dari informasi lowongan pekerjaan di salah satu koran di Indonesia pada tahun 2000. Saya mengirimkan lamaran. Wawancara di Jakarta, 6 bulan setelah saya mengirimkan lamaran. Setelah melalui semua proses rekruitmen, 27 September 2001, untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Qatar,” katanya.

Aldi Pranajaya

Dia memang tertarik menimba pengalaman bekerja di perusahaan internasional, berbaur dengan pekerja dari bangsa-bangsa lain. Keinginannya untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman di bidang lingkungan hidup, terutama untuk industri hilir migas juga menambah keyakinannya untuk hijrah ke Timur Tengah. Yang tak kalah penting, adalah kepercayaan, keleluasaan, dan penghargaan yang diberikan manajemen terhadap pencapaian dan prestasi yang telah dicapai membuatnya semakin betah di QAFCO. Kini, dia menjabat Field Environmental Engineer (setingkat Chief Engineer/Lead Engineer di Engineering Department lainnya) report ke Head of Environment Section (selevel Environmental Manager).

“Secara teknis, tanggung jawab saya meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan operasional perusahaan, meliputi semua pabrik yang beroperasi,” ujarnya.

Lulusan S-1 Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FATETA), IPB ini menjelaskan, dia bertanggung jawab dalam perencanaan pengelolaan lingkungan, penerapan system manajemen lingkungan, mengkoordinir pembuatan laporan kuartalan untuk dikirimkan ke Kementerian Lingkungan Hidup Qatar, dan menguji/mengevaluasi kelayakan metoda pemantauan lingkungan dalam upaya peningkatan yang berkelanjutan serta melakukan studi studi khusus lingkungan seperti studi ekologi dampak dari operasional perusahaan terhadap lingkungan perairan dan lain sebagainya serta mempresentasikan hasil studi dan rekomendasi kepada Top Management.

“Saat bergabung di tahun 2001, posisi saya adalah Environmental Engineer. Jabatan ini saya pegang selama 6 tahun dan selama itu banyak studi lingkungan yang saya kerjakan, baik secara individual maupun bersama sama tim lintas disiplin. Tahun 2006, saya diangkat sebagai Senior Environmental Engineer dengan tanggung jawab yang lebih luas, sampai dengan tahun 2013 saya diangkat menjadi Field Environmental Engineer,” katanya.

Sebagai bagian dari 19 orang profesional yang pertama kali direkrut QAFCO, Aldi siap menjaga harkat dan martabat Indonesia dengan cara menyuguhkan kinerja apik dan memberi kontribusi besar untuk perusahaan asal Qatar tersebut. Tak hanya dari sudut pandang keterampikan bekerja, tetapi juga dari interaksi dengan karyawan yang berasal dari negara lain. Ia ingin membuktikan kalau bangsa Indonesia juga punya banyak profesional yang mumpuni di industri hilir migas. “Kendalanya ada dua, yakni bahasa dan kultur budaya. Namun, keduanya bisa diatasi,” katanya. (Reportase: Maria Hudaibyah Azzahra)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved