Profile Profil Profesional zkumparan

Azizatun Azhimah, Direktur Kepatuhan BRI Berpengalaman Internasional

Membuka cabang bank di luar negeri bukan perkara mudah. Kewajiban memenuhi sederet persyaratan dan peraturan yang mungkin berbeda dari negara sendiri, juga pertimbangan target pasar, harus dihadapi. Bank BRI berhasil menembus tantangan tersebut, membuka cabang pertamanya di Singapura. Di bawah komando Azizatun Azhimah, BRI cabang Singapura sukses berdiri dan telah mencapai break event point.

Sosok perempuan 43 tahun ini menjadi General Manager (GM) pertama Bank BRI cabang Singapura, periode Januari 2015 sampai September 2018. Sebelum ditetapkan sebagai GM, Aziza bertugas sebagai Head of Fincancial Institutions, di sinilah ia bersama tim bertugas mengurus semua perihal terkait pembukaan cabang tersebut.

Aziza, mengatakan, Singapura merupakan pasar yang strategis bagi Bank BRI karena banyak nasabah BRI yang melalui negara tersebut ketika akan berbisnis secara global ataupun regional. Maka kesehariannya bersama tim pimpinannya yang terdiri dari 15 orang, 8 home staff dan 7 lokal adalah menangani transaksi dengan perusahaan yang berhubungan dengan Indonesia, dan trade finance.

“Kami mulai dari sejak membangun, membuka awal, menciptakan aset. Setiap jengkal ada regulasi yang ketat. Saya banyak berperan untuk diskusi dengan responden dan regulator di Singapura. Sampai akhirnya keluar In Principal Approval untuk membuka cabang, saat itulah saya ditunjuk untuk menjadi GM di Singapura,” ujarnya.

Selepas menjadi GM Singapura, Aziza kembali ditugaskan ke Bank BRI pusat sebagai Vice President of Treasury Business Division dan banyak menangani perihal yang berkaitan dengan global market. Di sini, ia mulai masuk pada jenjang senior yang memimpin tim beranggotakan mayoritas anak muda milenial. Suatu keuntungan di usianya tersebut, ia bisa fleksibel masuk ke generasi senior mauapun yunior.

“Karyawan BRI sekitar 125 ribuan, sebanyak 82% adalah milenial. Anak-anak kian semangat dan semakin canggih. Semangat inilah yang perlu di-manage. Saya beruntung bahwa saya mengalami dua masa yaitu gaya lama dan gaya baru anak milenial saat ini,” ujar wanita berhijab ini.

Lulusan Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro ini memulai karier di BRI sejak awal mula perekrutan yakni Program ODP BRI (untuk calon staff). Sempat pula menangani DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), Investment Banking, juga Investor Relation. Berbagai posisi tersebut membuatnya semakin memahami dunia perbankan, dari yang hanya sekadar paham segmen ritel & menengah, menjadi mamahami keseluruhan bisnis Bank BRI.

“Saya dapat kesempatan sekolah lagi dari BRI, setelah melalui berbagai macam tes. Saya mengambil MBA konsentrasi di Finance di Investment Banking, di Case Western Reserve University, AS. Setelah lulus saya kembali bergabung ke desk investment banking,” ungkapnya.

Prestasinya yang cemerlang dan debut internasionalnya tersebut turut mengantarkannya menjadi Direktur Kepatuhan Bank BRI yang baru. Aziza diangkat sebagai Direktur Kepatuhan Bank BRI pada September 2019.

Kini, dengan jabatan barunya, selain dimandatkan untuk memastikan semua aktivitas perbankan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku, Aziza juga mengemban tugas untuk membuat tata kelola dengan sistem yang menyesuaikan era digital saat ini. Apalagi mayoritas karyawan adalah generasi milenial, sehingga perlu mengubah prosedur kebijakan yang lebih komunikatif.

“Membuat suasana bekerja yang challenging, excited, agar bisa terus berkembang. Prosedur kebijakan harus berubah lebih komunikatif. Misalnya peraturan di buku tebal perlu dibuat mind mapping atau slide yang bisa merangkum semuanya. Comply ini juga harus bergandengan dengan Human Capital terkait budaya kerja. Tujuannya agar jangan sampai mereka tidak comply, jangan sampai kena denda, jangan sampai ada fraud,” ujarnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved