Profile Editor's Choice

Bramantyo Eko Putro, Ingin Punya Usaha Sendiri

Bramantyo Eko Putro, Ingin Punya Usaha Sendiri

Waktu adalah sesuatu yang paling berharga untuk Pilot Lion Air ini: Bramantyo Eko Putro. Bayangkan saja, dia harus terbang sekitar 20-25 hari dalam sebulan. Praktis, dia hanya punya waktu kosong 1-2 hari setiap pekan untuk dirinya sendiri dan keluarga. Namun, ini semua tidak masalah untuknya. Pria kelahiran 15 Juni itu memang sangat menikmati pekerjaan yang memang sesuai dengan keinginannya. Jadwal kerja yang sangat padat dan membatasi kebersamaannya dengan keluarga ditanggapi ringan. Ini memang karakter The Expert, kelas menengah yang ahli di bidangnya.

Bram, panggilan akrabnya sudah terbiasa denga rutinitas yang cenderung monoton. Ia bahkan tak punya waktu untuk liburan bersama keluarga dan bersosialisasi dengan tetangganya akibat padatnya jadwal. “Saya sangat menikmati pekerjaan saya. Ini sudah merupakan pilihan dan kemauan yang saya inginkan sejak dulu. Jadi, apapun resiko serta konsekuensinya saya sudah siap menerima,” katanya.

Bramantyo Eko Putro

Bramantyo Eko Putro

Saat libur tiba, alumnus Wings Flying School sebisa mungkin menyempatkan diri keluar rumah bersama seluruh anggota keluarga dan melakukan hal-hal sederhana seperti misalnya makan malam. Kegiatan yang sudah cukup mewah untuk dirinya. “Sebisa mungkin setelah menyelesaikan tugas, saya kembali ke rumah secepatnya. Tapi, kalau untuk berwisata, sampai saat ini belum sempat karena waktunya tidak ada,” ujarnya.

Lalu, apa orientasi hidupnya sekarang? Karier adalah hal yang terpenting baginya untuk saat ini. Ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan bekerja sebagai pilot di Lion Air yang mulai dilakoninya sejak 24 Februari 2014 lalu. Dia ingin mencurahkan seluruh fokusnya untuk Lion Air, maskapai penerbangan bertarif rendah (LCC) yang berpangkalan pusat di Jakarta ini.

Dalam hal berbelanja pun, prinsip Bram sangat sederhana. Ia baru akan membeli kebutuhan yang dinilainya penting dan mendesak. Ia tak punya banyak waktu untuk cuci mata di pusat perbelanjaan, mencari barang-barang keperluannya. Sehingga, hampir semua barang dibeli via online. Sama seperti kalangan kelas menengah yang lain, merek, harga, dan kualitas, akan menjadi pertimbangan.

“Selain tentu saja selera serta kenyamanan (saat membeli). Saya tidak terlalu fanatik dengan merek atau produk tertentu,” kata pria penyuka olahraga futsal itu.

Pria yang hobi bermain game ini masih harus memendam keinginannya menjadi pengusaha suatu saat nanti. Dengan memiliki usaha sendiri, ia merasa bermanfaat untuk lingkungan di sekitarnya karena bisa menciptakan lapangan kerja. “Saat ini, saya masih mengumpulkan uang hasil kerja profesional. Saya juga bersyukur atas karunia Tuhan dan selalu berusaha mendekatkan diri pada-Nya,” ujar dia. (Reportase: Maria Hudaibyah Azzahra)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved