Profile

Indra Sosrodjojo, Ogah dengan Kenyamanan yang Menghambat

Indra Sosrodjojo, Ogah dengan Kenyamanan yang Menghambat

Salah satu trah Sosrodjojo, Indra Sosrodjojo, semakin mantap menjalani pilihan bisnisnya. Sebagai generasi ke-3 pemilik Teh Sosro, dia kini justru lebih dikenal sebagai tokoh bisnis piranti lunak (software) lokal dengan brand Andal Sofware.

Selain sibuk dengan bisnisnya, Indra bisa dikatakan hobi menulis. Ia telah menuliskan buku berjudul ‘Metamorfosis: Refleksi Perjalanan Hidup dalam Menggapai Impian’ yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada pertengahan 2015 silam. Dalam bukunya ia banyak bercerita mengenai catatan perjalanan pendiri Andal Software dalam perjuangannya hingga dapat mencapai keberhasilan seperti saat ini.

Ia juga aktif menuliskan pengalaman pribadi dan juga pemikiran-pemikirannya, yang ia tuangkan di situs andalsoftware.com dalam kolom pengembangan diri. Berbagai tema ia bahas, mulai dari isu sumber daya manusia, hingga pengembangan diri dan leadership. “Saya tulis sendiri,” ujarnya ketika berbincang dengan Swa di kantornya.

Pada tulisannya yang dipublikasikan pekan ini di Andalsoftware, lulusan dari University of Bridgeport ini, bercerita tentang kenyaman yang menghambat. Sebagai salah satu trah perusahaan besar, ia memberikan cuplikan tentang bagaimana sebuah kenyaman dipersepsikan dengan cara yang berbeda pada masing-masing orang.

Berikut penuturan Indra yang ditulis dengan gaya penulisan bertutur.

“Suatu saat saya bertemu dengan mentor saya, dan dia mulai cerita tentang monyet. Jika ada monyet di pohon kemudian ada angin kencang, maka dia akan berpegangan di batang pohon erat – erat. Tetapi kalau monyet itu terkena angin yang meniup sepoi – sepoi, maka monyet itu akan tertidur dan dia akan jatuh. Jadi jatuhnya monyet bukan karena angin yang kencang, tetapi angin yang membuat si monyet tertidur.

Semasa saya sekolah hingga selesai kuliah, saya tidak terlalu banyak memikirkan tentang kebutuhan hidup karena semuanya sudah terpenuhi oleh orang tua saya. Kalau saya minta sesuatu dan itu ada hubungannya dengan kebutuhan untuk pendidikan saya, sudah pasti saya akan diberi. Kehidupan yang menurut saya enak, karena saya tidak banyak berpikir tentang bagaimana caranya mencari uang. Bagusnya adalah saya masih mempunyai cita – cita ingin mempunyai usaha yang besar, sehingga pada saat sebelum selesai kuliah saya mencoba untuk mempunyai usaha sendiri.

Di situlah saya mulai berjuang untuk mengatur keuangan hasil usaha, memang sulit pada awalnya, dan tantangan demi tantangan datang. Karena memang saya tidak pernah mengalami kesulitan akibatnya saya gampang sekali menyerah, begitu ada pekerjaan yang sulit untuk dilakukan atau keputusan yang perlu diambil terlalu sulit, saya diamkan saja, yang akhirnya selesai dengan sendirinya. Sebetulnya tidak terselesaikan tetapi dianggap selesai.

Indra

Kemudahan yang saya dapatkan dari orang tua seperti angin sepoi-sepoi, untungnya saya melihat contoh orang tua juga yang pekerja keras untuk membangun usaha. Dari contoh tersebut saya mempunyai impian yang kuat untuk membangun usaha yang besar. Impian untuk mempunyai usaha yang besar inilah sebetulnya yang mendorong saya untuk keluar dari zona nyaman. Seandainya saya tidak mempunyai contoh orang tua saya, entah apa yang akan terjadi dengan diri saya.

Saya mempunyai teman, dia seorang karyawan hidupnya sangat nyaman dan anaknya dua yang besar sudah bekerja dan yang kedua sudah hampir lulus kuliah. Teman saya ini pernah cerita bahwa dia mempunyai hutang kartu kredit, menurut saya lumayan besarnya bila dibandingkan dengan pendapatan dia sebagai karyawan. Pada saat diberikan ide untuk memulai mempunyai usaha sendiri, juga menanggapinya tidak terlalu serius. Seolah dia tidak memerlukan usaha tambahan untuk keluar dari rutinitasnya.

Pelajaran yang saya dapatkan

Rasa nyaman tidak memandang keadaan ekonomi seseorang, bahkan seperti teman saya tersebut, dalam posisi minus tetapi mereka masih merasa nyaman saja, tidak memikirkan untuk berusaha keras agar pinjaman yang dia miliki dapat lunas sesegera mungkin.

Saya beruntung bahwa lingkungan saya yang membuat saya mempunyai pandangan yang berbeda, saya ingin mempunyai usaha sendiri yang besar menurut ukuran saya. Sehingga setiap tahun saya menentukan kenaikan pendapatan perusahaan yang cukup besar, dari target tersebut tentunya perlu dipikirkan dengan cara yang berbeda agar dapat mencapai target yang lebih besar lagi.

Ada suatu pemicu yang dapat menumbuhkan skill yang dimiliki, karena setiap tahun harus berpikir bagaimana caranya untuk dapat meraih yang lebih besar lagi. Dan saya sangat bersyukur, di dalam mengejar goal yang lebih besar lagi, saya dikelilingi oleh orang-orang yang mempunyai goal yang sama. Saya merasa pertumbuhan skill didalam team cepat sekali. Bila saya bandingkan dengan setahun yang lalu pertumbuhan skill dari team yang ada di Andal Software akan terasa perbedaannya.”(EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved