Profile

Kiprah Anita R. Tanjung di Bidang Sosial

IMG_4483

Musibah tsunami Aceh di Desember 2004 menjadi peristiwa yang tidak terlupakan oleh Chairul Tanjung dan isterinya, Anita Ratnasari Tanjung. Peristiwa itulah yang menjadi cikal bakal dibentuknya CT Foundation.

CT Foundation bermula dari niat untuk membantu anak-anak korban Tsunami Aceh. Di tahun 2005, CT Foundation mengumpulkan lebih dari 400 anak-anak korban tsunami dari berbagai usia di tempat yang bernama Rumah Anak Madani di Deli Serdang, Sumatera Utara. Anak-anak tersebut dirawat, diberi tempat tinggal, dan dididik dengan harapan anak-anak ini bisa terlepas dari trauma tsunami yang memisahkan mereka dengan keluarga.

Di tahun 2010, sebagian besar anak-anak ini telah menyelesaikan sekolahnya. Rumah yang menjadi tempat tinggal anak-anak ini masih dapat berfungsi, sehingga CT Foundation membuka SMA Unggulan CT Foundation. Siswa-siswa yang terpilih telah mengikuti serangkaian ujian.

“Syaratnya adalah berasal dari keluarga tidak mampu dan harus pintar. Sistem seleksinya adalah jemput bola. Tim kami akan mendatangi rumah calon siswa satu persatu, bahan sampai ke pedalaman. Siswa yang terpilih akan tinggal di asrama dan seluruh biaya hidup kami tanggung. Setiap tahun kami hanya menerima 100 siswa. Tenaga pengajar di SMA Unggulan CT Foundation adalah tenaga-tenaga ahli yang sudah kami saring,” jelas Anita Ratnasari Tanjung,Ketua CT Arsa Foundation.

Kurikulum yang digunakan di SMA Unggulan CT Foundation mengikuti kurikulum yang berlaku dari dikti. Selain itu, siswa-siswi SMA Unggulan CT Foundation juga dibekali dengan ilmu entrepreneurship. Biasanya murid-murid akan magang di Carrefour. Di sana mereka akan belajar bagaimana bertemu dengan pembeli, menawarkan produk. Sebagian juga ada yang magang di bagian kasir.

SMA Unggulan CT Foundation telah melaksanakan MoU (Memorandum of Understanding) dengan 16 perguruan tinggi negeri di Indonesia yaitu, Universitas Sumatera Utara, Univeritas Andala, Universitas Sriwijaya, Universitas Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Dipenogoro, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Malang, Instutute Pertanian Bogor, Institute Teknologi Bandung, Institute Teknologi Sepuluh November, Politeknik Manufaktur Bandung, dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Siswa-siswi SMA Unggulan CT Foundation telah meraih banyak prestasi antara lai, peringkat ke 7 Olimpiade Nasional Indonesia, Peringkat pertama Olimpiade Guru Nasional selama 3 tahun berturut-turut, sekolah tersehat se-Sumatera Utara selama 2 tahun berturut-turut, dan lain-lain. “Alhamdulillah tahun ini, 95% siswa-siswi SMA Unggulan CT Foundation masuk ke perguruan tinggi negeri. Sisanya langsung bekerja dan berwirausaha,” ungkap Anita.

SMA Unggulan CT Foundation akan melebarkan sayapnya ke Solo. “Pak Chairul kan asalnya dari Sumatera Utara, sedangkan orang tua saya berasal dari Solo, jadi biar adil sekolah satunya lagi akan ada di Solo,” candanya.

Program lain yang dijalankan oleh CT Foundation adalah program pendidikan berkarakter untuk anak-anak usia dini. Bekerja sama dengan Indonesia Heritage Foundation dan PAUD (Pendidikan Usia Dini) , CT Foundation memberikan pelatihan dalam pembinaan karakter anak-anak usia dini (0-6 tahun).

Untuk membentuk akhlak yang bagus, harus dibentuk sejak dini. Anak-anak harus diajarkan beriman kepada Tuhan, patuh kepada orang tua, jangan membuang sampah sembarangan, dan lain-lain. Selain itu, CT Foundation menyediakan Mobil Pintar. Mobil Pintar ini mengelilingi daerah-daerah di Jakarta dan sekitarnya untuk membawakan buku-buku agar bisa dinikmati oleh anak-anak yang kurang mampu.

Di bidang kesehatan, CT Foundation juga menyediakan Mobil Sehat. Meskipun saat ini unit mobilnya hanya 1, mobil ini sudah memeriksa 18 ribu pasien kurang mampu dalam 8 bulan. Mobil Sehat berkeliling di area Jabodetabek dan juga Jawa Barat dan beroperasi seminggu tiga kali.

“Jika saya sedang ada di Jakarta, saya turut terjun ke lapangan. Latar belakang saya adalah dokter gigi jadi saya di bagian pemerikasaan gigi. Saya juga mengajak teman-teman saya untuk membantu. Kami juga memberikan penyuluhan-penyuluhan sederhana mengenai hidup sehat,” ujarnya sambil menujukkan semangatnya.

CT Foundation juga bekerja sama dengan Yayasan Mitra Netra untuk mengadakan pelatihan untuk para tuna netra. Pelatihan yang dilakukan antara lain kursus computer dan pelatihan huruf braille secara online.

Di bidang ekonomi, CT Foundation memberikan pembinaan kepada pengrajin untuk mengasilkan produk yang berkualitas agar bisa diterima oleh pasar internasional. “Produk yang mereka hasilkan bervariasi contohnya mereka membuat tas anyaman yang digabungkan dengan kain-kain tradisional Indonesia. Hasilnya, salah satu pengarajin kami dari Tasikmalaya kebanjiran order. Semua hasil penjualan dari produk-produk yang mereka hasilkan akan kami berikan kepada mereka,” jelasnya.

Anita mengatakan, fokus utama program yayasan yang ia dirikan adalah pendidikan. “Layaknya bisnis, kami harus memikirkan return apa yang paling besar manfaat. Kami percaya dengan pendidikan , rantai kemiskinan dapat diputus. Oleh karena itu, kedepannya kami akan lebih banyak lagi membuat program yang berkaitan dengan pendidikan,” jelasnya.

Di usianya yang ke-10 tahun ini, CT Foundation bertransformasi menjadi CT Arsa Foundation. Arsa yang dalam bahasa Sansekerta memiliki arti kebahagian. Anita berharap bahwa yayasan yang ia dirikan bersama sang suami dapat memberikan lebih banyak kebahagian kepada masyarakat yang membutuhkan.

Anita menegaskan, dana untuk membuat dan melaksanakan program-program CT Foundation berasal dari dana pribadinya. “Murni dari uang saya sendiri. kami tidak mengadakan penggalangan dana atau apapun itu,” tutupnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved