Profile

Martin Feulner, Eksekutif Merck di Dua Negara

Oleh Admin
Martin Feulner, Eksekutif Merck di Dua Negara

Martin Feulner, Director Indonesia & Philippines Chemical Division Merck

Bekerja di bidang kimia yang sarat dengan hal teknis bukan perkara mudah. Apalagi menjalani pekerjaan di bidang tersebut di dua tempat yang berbeda, itu termasuk catatan yang patut dibanggakan. Adalah Martin Feulner yang sekarang ini menjalani dua jabatan sekaligus di perusahaan farmasi dan kimia, Merck. Ia menjabat sebagai Direktur Divisi Kimia Merck baik di Indonesia dan di Filipina.

Pria dengan gelar Doctor of Business Administration ini sebelumnya telah malang melintang bekerja di dunia teknologi pangan. Dia pernah bekerja selama tiga tahun di Aichinger MP, perusahaan yang menukangi sistem pendingin makanan, di Jerman. Setelah itu, ia lantas beranjak ke perusahaan farmasi dan kimia, Merck. Itu terjadi pada awal tahun 2010, di mana ia menjalani management trainee di Merck Ltd, Chemicals&Pharmaceuticals, Thailand.

Dari Thailand, ia pun kembali ke negara tempat kelahirannya, Jerman, untuk menjalani jabatan Project Manager dalam Environment, Health, Safety & Quality Services. Karir ayah dari satu orang putri ini pun terus beranjak. Barulah pada Januari 2009 hingga saat ini, ia berhasil menjadi seorang Direktur Divisi Kimia di Filipina. Tidak sampai di situ saja perjalanan karirnya, kini perusahaan pun mempercayakan dia jabatan yang sama di negara yang berbeda, yakni Indonesia. Tepatnya, pada April 2012, ia diangkat menjadi anggota Direksi PT Merck Tbk.

Seperti apa detail perjalanan karir, pencapaian, target, dan pandangan seorang Feulner? Simak petikan wawancara SWA Online dengannya beberapa waktu lalu, di Jakarta.

Cukup sulitkah menjalankan kedua jabatan tersebut?

Itu tidak mudah. Sebelum di Merck, saya pernah bekerja di Filipina (di perusahaan Aichinger MP, Jerman) jadi saya mengetahui pasarnya dengan baik. Saya mengetahui mentalitas masyarakatnya dan kebudayaannya. Tidak sesulit menangani dua negara, bila kamu tidak mengerti. Tetapi budaya di Filipina sangat berbeda dengan Indonesia. Kebudayaan Indonesia lebih mirip dengan Thailand.

Perlu diketahui juga, saya tidak punya latar belakang pendidikan kimia. Saya adalah seorang ilmuwan dalam hal makanan, atau ilmu saya adalah di bidang teknologi pangan. Tapi ini, tentunya banyak kaitannya dengan bisnis kami karena Merck banyak menjual produk ke industri makanan. Saya sendiri tidak bisa menjalankan laboratorium,tetapi saya tahu jenis produk yang mana yang dibutuhkan untuk melakukan suatu analisis.

Bagaimana dengan kebudayaan di internal perusahaan, apakah juga berbeda antara di Indonesia dan Filipina?

Ya, itu selalu tergantung kepada karyawan. Karyawan mempunyai kebudayaan yang berbeda. Pelanggan juga bisnis pun berbeda. Ketika melihat kantor Merck, produknya bisa sama, pelanggan pun sama, tapi ketika melihat dalam perspektif budaya, berbeda.

Tepatnya Anda pindah ke Indonesia sejak kapan?

Awal tahun 2012. Keluarga juga pindah ke sini Agustus. Saya menangani dua divisi kimia yakni di Manila untuk beberapa tahun ke depan, dan ditambah menangani divisi yang sama di Indonesia. Jadi, double function director atau saya Direktur Bisnis Kimia di Filipina dan Indonesia.

Martin Feulner, Director Indonesia & Philippines Chemical Division Merck

Ketika Anda masuk ke Indonesia, apakah ada strategi khusus yang diterapkan di Indonesia sekalipun divisinya sama?

Tentu ada perbedaan strategi mengingat pasar yang ditangani berbeda. Di Filipina, pasar cenderung stagnan. Tapi, ketika melihat kesempatan di Indonesia, tentu diterapkan strategi yang berbeda. Karena, sejauh ini, jika dibandingkan Indonesia dengan Malaysia, Thailand maupun Vietnam, ternyata Indonesia punya potensi yang terbesar. Sehingga kamu harus mengadopsi strategimu ke pasar.

Bagaimana bisnis kimia di Indonesia? Berapa pelanggan yang dipunyai divisi ini?

Di Merck Indonesia, ada dua bisnis yakni farmasi, yang porsi bisnisnya 65 persen, dan kimia sebesar 35 persen. Bisnis kimia terbagi dua yaitu Merck Millipore dan Performance Materials. Di bisnis kimia, Merck punya 1.600 pelanggan aktif di Indonesia, di dunia ada lebih dari satu juta pelanggan.

Kamu bisa lihat yakni ketika menganalisa sesuatu di proses produksi, proses quality control, kamu tentunya akan melihat barang Merck di dalamnya. Satu instrumen atau produk Merck pasti akan ada di sana. Saya menjamin itu. Kami juga jual mesin besar, tapi 90 persen bisnis kami adalah sesuatu yang kecil, seperti amino acid seberat satu gram, dan kami juga jual sodium chloride sebanyak 50 ton. Jadi, ini adalah bisnis yang sangat beragam jenisnya.

Bagaimana target bisnis kimia untuk tahun depan?

Pertumbuhan kami di pasar, tahun lalu, selalu dua digit (di mana pendapatan dari penjualan bahan kimia naik dari Rp 270 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 320 miliar pada 2011, atau tumbuh 19 persen). Selalu dua kali lipat di atas PDB. Target kami untuk tahun depan, 13 persen minimal untuk divisi kimia. Ya, sekitar 13-18 persen pertumbuhan dalam beberapa tahun ke depan.

Jadi, seperti apa positioning produk kimia Merck?

Kami tentu saja bermain dalam segmen premium. Pelanggan kami menginginkan kualitas, keandalan, dan keamanan dalam produk akhir mereka. Bisnis utama kami adalah bagaimana mengutamakan keamanan. Lebih baik mengutamakan keamanan daripada nanti meminta maaf. Kami menjamin ini, dan karena ini, pelanggan pun rela membayar dengan harga mahal untuk suatu produk.

Jadi, apa yang menjadi kunci sukses Anda menjalani pekerjaan Anda?

Kamu harus membuka pikiranmu. Jika kamu mendapatkan pekerjaan seperti ini, dan mendapatkan kesempatan di negara yang berbeda, kamu harus berpikiran terbuka. Bila pikiranmu terbuka dan berpikir positif, maka kamu akan bisa menghadapi risiko dari perbedaan pasar atau budaya.

Lalu, latar belakang keluarga saya yang berasal dari Asia juga membantu saya tentunya, karena saya tidak mempunyai hambatan dalam membawa keluarga saya ke lingkungan yang baru. Karena biasanya keluarga sulit beradaptasi, dan jika kamu punya pengalaman dengan wilayah itu maka itu akan memudahkan. Makanya saya tidak ada masalah untuk pindah ke Filipina dan Indonesia, dan bisa berkonsentrasi untuk bekerja. Intinya, jika kamu berpikiran terbuka dan berpikir positif maka kamu tidak akan mendapat masalah.

Bagaimana dengan target karier Anda ke depannya ?

Ketika saya melihat dari awal ternyata saya telah mendapatkan banyak hal, dan saya senang akan hal itu. Apapun yang datang sekarang dan posisi selanjutnya akan sangat tergantung. Maksudnya, ketika ada suatu posisi yang lowong, lalu kamu adalah orang yang tepat dengan kualifikasi yang pas, maka bisa saja dipilih. Saya tidak takut menangani tanggung jawab yang lebih besar.

Tapi itu (jenjang karir) bukan faktor pendorong utama saya pergi bekerja. Jika saya hanya fokus ke jenjang karir, saya pikir itu tidak memberikan kepuasan kepada saya. Bagi saya, tim adalah yang utama, lalu tentang peluang yang kami dapatkan, dan mereka siap untuk mengerjakan peluang itu.

Bisa disebutkan penghargaan yang telah Anda raih selama berkarir di Merck seiring dengan kesuksesan yang sudah diraih?

Di Merck itu, Anda tidak mendapatkan penghargaan seperti penghargaan biasa, tetapi Anda mendapatkan pendidikan khusus, yaitu International Management Program, yang saya jalani tahun 2004. Ini adalah salah satu program tertinggi yang bisa diikuti di Merck. Saya bangga bisa mengikuti program itu.

Pencapaian juga bisa dilihat ketika perusahaan memberikan saya tanggung jawab di Filipina. Saat saya melihat terjadi pertumbuhan dua digit, yakni, tahun lalu, bahkan mencapai 15-19 persen. Lalu, biaya yang bisa terkendali, maka itu semua juga termasuk suatu pencapaian.

Intinya, saya bisa katakan 80 persen dari energi dan waktu saya difokuskan untuk mempersiapkan perusahaan. Dan ternyata ini sukses, misalnya, untuk 3-5 tahun ke depan, tapi kan saya belum tentu di sini dalam 5 tahun ke depan. Ini adalah kenapa manajer tidak berpikir mengenai suatu penghargaan. Seorang manajer yang baik, selalu melihat ke depan, mempersiapkan segala sesuatu, dan berharap sukses dalam lima tahun ke depan.

Apa hobby Anda?

Karena saya mempunyai keluarga dan anak perempuan yang masih kecil, 9 tahun, saya banyak meluangkan waktu dengannya. Tetapi, saya juga berolahraga secara teratur, setiap hari. Saya berenang, pergi ke gym, dan masih bermain bola secara aktif. Saya bahkan bermain 3-4 turnamen per tahun. Tapi turnamen untuk umur 40 tahunan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved