Profile

Mohammed Alnahari: Gabungkan Reposisi dan Bola

Mohammed Alnahari: Gabungkan Reposisi dan Bola

Mohammed Alnahari

Mohammed Alnahari

Usia muda bukan tanda tak mampu. Meski baru 31 tahun, Country Manager Emirates Indonesia, Mohammed Alnahari, mampu menyusun strategi menggandakan kapasitas dan frekuensi maskapai milik pemerintah Uni Emirat Arab ini.

Mula-mula, ia mereposisi seluruh perusahaan. Kemudian ia menjual paket penerbangan untuk nonton Piala Dunia di Afrika Selatan 2010 dan menarik lebih dari 200 penumpang Indonesia. Rencananya, strategi yang sama akan dilancarkan lagi pada Piala Dunia 2014. Bagaimana dan mengapa ia bersiasat sedemikian rupa? Apa prioritas bisnisnya ke depan? Ikuti penjelasan Alnahari dalam bincang-bincang dengan SWA online di kantor Emirates di kawasan SCBD.

Bagaimana perjalanan Anda meniti karier hingga menjabat Country Manager Indonesia?

Setamat kuliah Teknologi dan Sistem Informasi pada 2003, saya melamar ke unit TI Emirates di Dubai. Posisi yang dibuka justru management trainee. Sebagai lulusan baru, saya menerima saja posisi yang ditawarkan dan melihat saja apa yang terjadi nantinya. Ternyata semua berjalan dengan baik dan saya menjadi sales executive. Dua tahun kemudian, saya dipercaya sebagai sales manager sementara di Bombay. Kemudian akhir 2006, saya mendapat pos baru di Siria sebagai country manager. Kala itu, situasi Siria jauh lebih tenang daripada kini. Berikutnya pada 2009, saya dirotasi ke Indonesia.

Setelah hampir 10 tahun berkarier, apa hal yang paling membanggakan?

Di Siria, saya berhasil memperoleh traffic right untuk Emirates. Sebelumnya, Emirates Siria hanya mempunyai izin terbatas pada 1 penerbangan sehari. Dengan izin yang baru, kami bisa meningkatkan frekuensi penerbangan harian menjadi 2 kali.

Apa tantangan yang pernah menghadang di Indonesia?

Emirates masuk ke Indonesia tahun 1992 dengan produk dan jasa penerbangan yang sangat baik, salah satu yang terbaik di dunia. Waktu baru bertugas di Jakarta, saya dapat informasi ternyata posisi Emirates di pasar Indonesia masih terabaikan. Pangsa pasarnya sangat kecil, padahal saya yakin bahwa Indonesia adalah pasar yang luar biasa. Maka, saya dan tim memutuskan mereposisi seluruh perusahaan dan brand kami.

Bagaimana strateginya?

Pertama, memperluas jalur pemasaran dengan membuka akses masyarakat pada Emirates serta menjalin kemitraan dengan kamar dagang, klub sepak bola, perusahaan.

Kedua, menekankan integritas dalam menetapkan harga tiket Emirates. Dulu harganya tidak baku sehingga sebagian kecil penumpang diuntungkan, tetapi sebagian besar dirugikan. Kami harus memperbaiki ini.

Ketiga, memperbaharui brand untuk membidik wisatawan keluarga dan kalangan premium. Kami menekankan pelayanan tambahan seperti kru kabin Indonesia, keanggotaan Skywards, one-stop shop.

Hasilnya?

Walaupun makan waktu cukup lama, semua orang ingin mencoba Emirates sekarang, termasuk klien bisnis, penumpang haji, dan umroh. Salah satu faktor yang membuat mereka menyukai Emirates adalah integritas dalam harga kami. Terhitung 1 tahun sejak saya memegang pos Indonesia, Emirates berhasil menambah frekuensi penerbangan dan kapasitas penumpang hingga 2 kali lipat. Hingga 2009, penerbangan Jakarta-Dubai hanya 1 kali sehari. Mulai 2010, naik menjadi 2 kali sehari.

Ada strategi khusus memikat pasar Indonesia?

Orang Indonesia sangat suka sepak bola. Maka, Emirates menjual paket penerbangan Jakarta-Afrika Selatan khusus untuk nonton Piala Dunia 2010. Strategi menggabungkan budaya olahraga dengan bisnis maskapai ini berhasil menjaring lebih dari 200 penumpang. Saya harap, strategi ini akan sukses lagi pada Piala Dunia 2014 di Brazil.

Ke depannya, apa prioritas bisnis Emirates Indonesia?

Sangat penting untuk melayani semua kelas di Indonesia. Sayangnya, penerbangan Emirates masih sebatas Jakarta. Itulah mengapa saya ingin Emirates hadir di berbagai tempat di Indonesia. Tetapi, sejauh ini, belum ada rencana menambah destinasi. Biaya juga harus diperhitungkan. Jangan sampai bisnis jadi tak menguntungkan. Emirates memprioritaskan peningkatan frekuensi dan kapasitas dulu. Mulai Maret 2013, penerbangan Jakarta-Dubai ditambah jadi 3 kali. Tentu ini akan menambah kapasitas penerbangan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved