Profile Editor's Choice

Nakhoda Baru SAP dari Bojonegoro

Nakhoda Baru SAP dari Bojonegoro

Tanggal 13 Januari 2012 pastilah hari istimewa bagi Singgih Wandojo. Pria asli Bojonegoro ini ditunjuk menjadi Direktur Pengelola PT SAP Indonesia. “Penunjukan ini merupakan bentuk kepercayaan SAP pada sumber daya lokal,” ujar Singgih. Sejak itu, beban dan tanggung jawabnya semakin besar. “Saya akan meneruskan upaya yang telah dijalankan oleh SAP selama ini guna meningkatkan produktivitas perusahaan di Indonesia melalui implementasi teknologi informasi,” paparnya.

Singgih Wandojo, Direktur Pengelola PT SAP Indonesia

Untuk terus menumbuhkan SAP, “Tantangannya ada tiga: growth, profitable dan sustainability,” kata Singgih. Sebagai nakhoda SAP di salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia, Singgih dituntut menumbuhkan bisnis di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia mematok pertumbuhan bisnis 50% di tahun 2012. Ini boleh dibilang angka konvensional karena tahun lalu (2011) SAP mampu tumbuh 48% dari 2010. “Saya optimistis angka 50% dapat tercapai,” katanya. Untuk mencapainya, ia punya tiga strategi besar, yakni install-based (existing customer), akuisisi baru, dan menciptakan pasar baru.

“Untuk install-based, kami tawarkan solusi lain yang kami miliki agar klien bisa meningkatkan penjualan dengan mengaplikasikan teknologi SAP,” kata dia. Saat ini, SAP memiliki lima pilar produk unggulan selain enterprise resource planing (ERP). Yaitu, traditional business application, analytic (business intelligence), Hana (komputasi in-memory), cloud, dan mobilitas. “Nah, existing customer bisa ditawarkan beberapa produk tersebut,” ujarnya.

Ia juga akan terus mendekati perusahaan besar yang belum mengaplikasikan TI. “Dari top 100 companies, baru 30% yang menggunakan TI dalam menjalankan bisnisnya,” ujarnya sambil menambahkan, bila dalam satu tahun, ia bisa mendapat katakanlah 10%-nya, pasar SAP akan tumbuh. “Jadi, kuenya masih besar. Salah kalau ada anggapan SAP bakal stuck,” dia menjelaskan.

Bahkan, mulai tahun ini SAP akan keluar Jakarta. Memang, selama ini SAP lebih banyak beroperasi di Ibu Kota. “Kami akan masuk ke Surabaya dan Semarang karena potensi di sana juga besar,” katanya. Namun, SAP belum akan membuka kantor cabang di dua kota tersebut, melainkan akan mengoptimalkan partner bisnis. “Kami butuh 1.000 partner lagi untuk mendukung SAP,” kata Singgih yang akan menambah 20 karyawan lagi, sehingga total akan menjadi 70 karyawan.

Untuk lebih memopulerkan SAP, Singgih telah memasukkan kurikulum SAP di beberapa universitas terkemuka di Indonesia. “Mahasiswa dipilih karena mereka yang akan doing business selanjutnya. Begitu lulus, mereka ada preferensi soal teknologi SAP,” tuturnya.

Sejatinya, Singgih telah lama malang melintang di dunia TI. Di SAP Indonesia sekalipun, ia bukanlah anak baru. Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Teknologi Sepuluh November ini bergabung di SAP sejak 12 tahun silam. Pengalamannya di dunia TI pun cukup panjang. Ia memulai karier di Astra Graphia pada 1989. Di anak perusahaan Astra International itu, ia bertahan hingga 7 tahun dengan posisi terakhir Manajer Software. Selanjutnya, ia hijrah ke Oracle Indonesia. “Saya diajak teman bergabung di Oracle,” ujar pria kelahiran Bojonegoro tahun 1965, yang di perusahaan tersebut ia memegang posisi Manajer Aplikasi.

Sejak remaja pun Singgih sudah akrab dengan dunia TI. Di masa sekolah menengah, ia sudah memiliki komputer. Komputer pertamanya adalah Radioshack Z80. Pada zamannya, komputer tersebut sangatlah prestisius. Maka, dia mengaku mengamati perkembangan komputer di Indonesia sejak zaman komputer bermemori 16 kb dengan layar berwarna hijau.

Adapun rekam jejak Singgih di SAP bermula dari tahun 2000. Awal masuk, ia mendapat posisi Manajer Arsitek Solusi. Tahun 2005, ia dipromosikan menjadi Direktur Pemasaran & Pengembangan Bisnis. “Hampir semua divisi pernah saya pimpin di SAP,” katanya. Bila dirunut, selama di SAP, ia menangani peran kepemimpinan di berbagai bidang seperti consulting, prapenjualan, pemasaran, channel bisnis, dan penjualan. Ia juga pernah menjabat Direktur Operasional selama tiga tahun sebelum akhirnya ditunjuk sebagai Direktur Pengelola. Bahkan sejatinya, selama empat bulan terakhir 2011, ia sudah menjadi Direktur Pengelola sementara SAP Indonesia.

“Pokoknya, saya ini diberi tugas membereskan divisi yang bermasalah, seperti problem solver,” ujarnya. Maka, Singgih begitu cepat pindah-pindah divisi. “Misalnya, divisi pemasaran kurang optimal, saya disuruh pimpinan untuk membenahi.”

Untuk mencapai sasaran perusahaan, “Saya punya tiga prinsip: percaya, proses dan disiplin,” katanya. Seseorang atau tim, lanjutnya, harus percaya dan yakin bisa mencapai sasaran. Setelah itu, melakukan dengan proses yang benar.

Tim Moylan, Presiden SAP Asia Tenggara, menilai Singgih sangat layak menduduki posisi Direktur Pengelola PT SAP Indonesia. “Dengan rekam jejak pengalaman dan pengetahuan praktisnya, saya yakin Singgih dapat secara efektif memperluas penjualan dan operasional SAP Indonesia dan membawa bisnis SAP ke tingkat berikutnya dengan pertumbuhan yang luar biasa,” papar Moylan optimistis.

Sigit A. Nugroho/Eddy Dwinanto Iskandar Riset: Adinda Khalil


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved