Profile

Patricia L.Viola, Peduli Jenjang Karier Hairdresser

Patricia L.Viola, Peduli Jenjang Karier Hairdresser

Matrix, produk perawatan rambut dari divisi L’Oreal Professional hari ini meluncurkan inovasi terbarunya : ‘Matrix Totok Creambath Aromatheraphy’. Teknik ini didukung oleh 2 produk terbarunya (Matrix New SensoriaCare Aromatherapy) yaitu Chocolate Fudge Spa Creambath dan Fresh Mint Creambath. Demi menggaungkan lebih jauh edukasi tentang teknik tersebut ke para hairdresser, Matrix pun mengandalkan sosok profesional yang yang dimilikinya yaitu Patricia Lauretta Viola.

Wanita kelahiran Jakarta, 28 April 1979 ini kini tercatat sebagai National Education Manager Matrix Indonesia. Lantas bagaimana kiprahnya di jagad FMCG yang berhubungan erat dengan hair care? Berikut penuturan pehobi masak dan memancing ini kepada Gustyanita Pratiwi dari Swa Online :

Patricia Lauretta Viola, photo by : Gustyanita Pratiwi

Patricia Lauretta Viola, photo by : Gustyanita Pratiwi

Boleh diceritakan perjalanan karier Anda hingga bisa bergabung ke L’Oreal

Saya sebenarnya dari umur 8 tahun sudah ikut orang tua ke luar negeri. Pertama ke Singapura selama 7,5 tahun. Lalu kira-kira kelas 1 SMP saya pindah ke Australia. Di sana saya melanjutkan kuliah dan mengambil Major Product Design Engineering di Swinburne University. Dulu sebenarnya cita-cita saya ingin kerja di perusahaan Apple. Karena memang saya suka desain dan juga engenineering-nya.

Namun ke sininya, apa yang manusia rencanakan, pastinya Tuhan yang menentukan. Akhirnya setelah lulus, saya pindah ke New York dan sempat bekerja di Elle Megazine dan peusahaan desain (Studio 24). Di sana saya diterima sebagai Operational Manager di salah satu salon terkenal Amerika yang khusus mendesain wig. Yang klien-kliennya lebih banyak yang kemoterapi. Di sana saya belajar banyak hal, mulai dari sisi beauty-nya, kesehatannya, dan bagaimana saya mendapat inspirasi bahwa when you look good, you feel good. Baik itu dari sisi hair piece atau dari service di salon.

Memang soal kecantikan itu penting. Bukannya kecantikan yang extravaganza, tetapi kecantikan itu juga bisa menembus mood dan tingkat ke-PD-an kita. Apalagi sebagai seorang wanita. Dari situ saya kembali ke Indonesia, tadinya sih saya ingin menyalurkan pengalaman yang ada baik dari sisi desain, beauty, dan hal-hal yang sudah saya pelajari di Amerika. Tapi ternyata L’Oreal melirik. Akhirnya saya bergabung dengan company L’Oreal di tahun 2010.

Anda langsung pegang brand Matrix?

Pada tahun tersebut saya masih pegang semua brand sebagai Key Account Manager. Selang hampir setahun, baru saya khusus pegang brand Matrix.

Bagaimana kesan Anda?

Sangat unik sekali. Dari situ saya jadi Senior Product Manager hingga dipromosikan jadi Product Marketing Manager selama 2,5 tahun. Dan baru saja di 2012 akhir saya menjabat sebagai National Educational Manager. Saya melihat bahwa inspirasi saya untuk menyalurkan pengalaman, testimoni, sambil juga belajar edukasi bagi hairdresser itu tersalurkan lewat posisi saya sekarang. Terus terang saya suka ngajar. Dan saya suka bagi ilmu.

Karena menurut saya siapapun yang ada di depan, bukan sifatnya menggurui tapi ada waktunya kita jadi guru, dan ada waktunya pula kita jadi murid. Jadi masukan atau pertanyaan peserta saya pelajari juga. Saya juga belajar bahwa saya harus rendah hati supaya bisa menyamakan posisi dengan mereka (peserta/murid-murid saya). Dan saya sangat bangga dengan tim yang saya punya sekarang (42 edukator Matrix), dimana tutup tahun kemarin, growth kami plus 34% untuk salon contact dan 44% hairdressercontact. Jadi memang perkembangannya pesat sekali. Dunia hairdressing harus benar-benar didukung dengan edukasi yang kuat. Karena kalau nggak, kasihan hraidresser-nya. Skill-nya nggak ditingkatkan, padahal tren terus berganti, produk ada saja yang baru. Tapi salonnya begitu-begitu saja atau haridresser-nya ngikut orang terus. Jadi dengan edukasi Matrix, kami ingin fokus pada 3 hal, mengembangkan skill, omzet, dan keativitas mereka.

Tantangan bekerja di FMCG bidang kecantikan?

Tantangannya adalah human behavior ya. Sampai sekarang saya masih belajar untuk dapat memahami keunikan dari seorang hairdresser. Karena hairdresser itu adalah artist, dimana artist itu mempunyai tingkat kreativitas yang tinggi. Sering kali kalau ada kurikulum atau peraturan, mereka nggak mengikuti itu. Bilangnya misalkan : ini kreativitas saya. Ya itu harus saya hormati. Tapi bagaimana cara saya dan tim bisa tetap mengarahkan mereka, pelan-pelan ke jalur yang benar. Supaya jenjang karir hairdresser mereka makin meningkat dan makin meningkat lagi.

Bagaimana persaingan creambath sendiri di Indonesia saat ini?

Tutup tahun 2013 kami berhasil mencapai angka hampir 350 ribu unit terjual di seluruh Indonesia. Bicara persaingan, pasti ada. Dimana ada brand-brand lain yang meluncur sebelum Matrix eksis di Indonesia. Namun ya persaingan sehat. Malah kami harus berterima kasih supaya motivasi kami tetap ada, inovasi-inovasi baru tetap ditingkatkan, dan kami tidak cepat puas. Tetap dengan adanya inisiatif/inovasi baru, istilahnya kami ada banchmark dari brand lain. Dan itu membuat kami berpikir lebih cerdas lagi untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi sekaligus memaksimalkan kegunaan/keistimewaan/ keuntungan dari produk supaya benar-benar dapat dinikmati klien.

Produk terbarunya memang diluncurkan hari ini ya?

Yang Cream Mint, Chocolate dan Essence itu baru saja kami luncurkan November 2013 kemarin. Tapi baru kami komunikasikan lewat media hari ini.

Perkembangannya bagaimana dari November hingga sekarang?

Sangat pesat. Kami banyak mendapatkan testimoni dari para hairdresser dan salon-salon. Dulunya, kalau kami ajak mereka, yuk kita training. Tentang apa? Creambath. Lalu kebanyakan responnya, wah pijatan saya lebih oke daripada kalian. Tapi dengan adanya Totok Creambath Aromatherapy, mereka bisa mulai terpikirkan bahwa itu bisa dikombinasikan lewat service. Oleh sebab itu, kami percaya bahwa produk tidak bisa jalan sendiri tanpa service. Jadi service dulu yang harus kami unggulkan. Baru produk pendukungnya apa. Itu yang tepat.

Target penjualan Matrix 2014?

Untuk rangkaian Sensoria (semuanya), termasuk shampoo, hair tonic, dsb, tahun ini kami harapkan 900 ribu unit bisa terjual. Jadi 3 kali lipat dari kemarin. Namun kami tetap mem-push lewat service. Bukan lewat promo/marketing biasa (misal beli 2 gratis 1). Tapi lewat service. Kenapa? Karena lewat service itu bisa mendidik para hairdresser supaya mereka lebih tambah ilmunya.

Target karier ke depan?

Saya ingin membagikan pengalaman yang sudah saya dapat di negara sendiri untuk saya kembangkan ke negara-negara lainnya. Ya mungkin nggak usah jauh-jauh, Asia Tenggara dulu. Karena memang di L’Oreal jenjang kariernya itu pasti. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved