Profile Company Editor's Choice

Gebrakan Mira di Sarinah

Gebrakan Mira di Sarinah

Mira Amahorseya menjadi wanita pertama yang menempati posisi puncak PT Sarinah (Persero). Per 26 Juli 2012, Mira resmi menggantikan posisi Jimmy M. Rifai Gani sebagai Direktur Utama, yang mengundurkan diri dari jabatannya karena hendak melanjutkan studi ke Harvard University. Perusahaan ini dikenal sebagai pusat ritel pertama di Indonesia, yang lokasinya sangat strategis, di Jl. M.H. Thamrin, Jakarta.

Perempuan yang berkarier di Sarinah sejak 1990 ini, mulai membenahi Sarinah. Ada beberapa hal yang dilakukannya. Mira menilai, banyak hal yang bisa dikembangkan karena selama ini potensi Sarinah belum digarap secara maksimal. Toh, selama ini Sarinah berkinerja positif. “Itu merupakan prestasi sendiri bagi BUMN yang sudah berusia 50 tahun,” kata Mira.

Menurut Mira, Sarinah merupakan BUMN yang memiliki potensi luar biasa. Hingga kini pun laporan keuangannya masih positif. “Tidak mudah lho bertahan dan tetap positif di tengah gempuran ritel asing dan ritel modern berkekuatan besar. Sedangkan Sarinah menurut orang masih kalah modern,” ujarnya.

Selama ini Sarinah memang dikenal sebagai pusat ritel yang memasarkan banyak produk khas Indonesia, terutama batik dan hasil kerajinan (craft). Padahal, bisnis Sarinah bukan ritel saja. Ada lini bisnis lainnya, yaitu manajemen properti dan trading.

Langkah pembenahan yang dilakukan Mira, antara lain, merenovasi beberapa lantai sehingga terkesan lebih fresh, tidak lagi kusam. “Kami sudah melakukan banyak perbaikan terutama di beberapa lantai khusus, membuatnya lebih fresh dan berbeda,” ujarnya.

Mira mendesain lift Sarinah dengan khas batik Nusantara di pintuliftnya. Beberapa lantai sudah direnovasi lebih fresh, seperti lantai yang menyediakan produk khas Nusantara: kerajinan, batik dan pakaian daerah. Kini, lantai 3, 4 dan 5 sudah terlihat penataannya tidak seperti dahulu yang cenderung suram, tidak lega (terlalu banyak barang) dan terkesan old fashion.

Mira Amahorseya

Mira Amahorseya, Direktrur Utama PT Sarinah

Mira juga menyediakan satu lantai khusus, yaitu lantai 14 di Gedung Sarinah, Thamrin, yang khusus menampung produk-produk khas Indonesia yang dihasilkan oleh usaha kecil menengah (UKM). Harganya berbeda dengan yang sudah ada di lantai 4 dan 5. Ia berharap Sarinah bisa menunjukkan emporium Indonesia sehingga makin membuat bangga yang belanja di sana. Lewat berbagai pembenahan itu, ia berharap Sarinah akan makin dikenal sebagai etalase produk Indonesia.

Ia ingin lebih banyak memberikan pelatihan dan pengembangan bagi para karyawan. Targetnya, menjadikan karyawan Sarinah lebih sejahtera. Nah, untuk menyejahterakan karyawan itu, ia bertekad meningkatkan penjualan dengan berbagai channel penjualan. Tidak hanya melalui gerai Sarinah yang sudah ada, Mira juga mulai mengembangkan online shopping Sarinah.

Di bidang properti, Mira bermimpi mewujudkan Sarinah Square, dengan membangun gedung baru di lahan yang tersedia. Ia berharap, tahun 2013 pembangunan Sarinah Square bisa dimulai. Selain itu, masih di bisnis properti, Sarinah juga akan membangun hotel berbintang di Jl. Braga, Bandung, dengan investasi Rp 90 miliar.

Ia berharap, bisnis Sarinah akan tumbuh 10%-15%. “Program saya bagaimana bisa memperbesar Sarinah. Terus bekerja, bekerja, dan bekerja. Tidak ada program spesial,” ungkap Mira.

Bagi Sumardy, pengamat pemasaran dari Buzz & Co, Sarinah sebagai pusat perbelanjaan memiliki kaitan sejarah yang sangat kuat. “Namun sekarang brand Sarinah terlihat lawas atau tua,” ujar pakar word of mouth marketing ini. Menurut Sumardy, tidak salah jika mereka ingin tetap mempertahankan kewarisannya. Hanya saja mereka harus melakukan sesuatu agar kesan suram tidak terlalu kuat. “Jangan mengubah esensi mereknya juga. Hanya perlu di-refresh mereknya. Agar terlihat lebih muda.”

Kekuatan Sarinah, lanjut Sumardy, terletak pada positioning mereka yang kuat di produk craft dan batik kalangan menengah. Masalahnya di pengembangan produknya. “Harusnya dengan kekuatan mereka pada produk craft khas Indonesia yang melegenda, bisa didukung dengan pembaruan produk, ada varian lain,” tuturnya. Otomatis ada citra baru, Sarinah sebagai destinasi produk khas Indonesia, tetapi tetap fresh dengan varian produk barunya.

Tidak ada yang salah dengan positioning warisan mereka. “Belanja ke Sarinah jangan sampai dirasa para eksekutif muda sebagai tempat belanja zadul,” ujarnya.

Didin Abidin Mas’ud/Herning Banirestu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved