Profile Company

Produk Olahan Lidah Buaya Sunani Menembus Negeri Jiran

Oleh Admin
Produk Olahan Lidah Buaya Sunani Menembus Negeri Jiran

Produk lidah buaya kalau dijual begitu saja tentu tidak akan menarik. Tapi bila diolah menjadi beraneka ragam produk, lidah buaya ternyata bisa menjadi produk yang menggiurkan. Sunani, pengusaha UKM asal Pontianak, berhasil menelurkan 16 jenis produk olahan dari lidah buaya.

“Saya usaha lidah buaya sejak tahun 2004,” terang Sunani kepada SWA Online, di sela-sela pameran Agrinex, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sunani dengan produk lidah buayanya.

Lidah buaya, menurut dia, memang banyak ditemukan di Pontianak. Karena letak kota ini yang berada di jalur khatulistiwa, yang notabene cukup panas, maka lidah buayanya pun berukuran besar. “Banyak di sana (Pontianak), dan lebih besar dari yang lain, karena kan di sana panas ya,” ujarnya.

Karena banyak tersedia, harga lidah buaya pun stabil dan terbilang murah. Satu kilogram lidah buaya biasanya berada di rentang harga Rp 1.000-Rp 1.500. Oleh sebab itu, Sunani mengaku tidak menemukan kesulitan yang berarti terkait ketersediaan bahan baku. Bahkan modal awal usahanya hanya sekitar Rp 500.000, yang dikeluarkan untuk mengurus masalah administrasi.

Pembuatan produk juga tidak sulit. Sekarang, usaha lidah buaya yang telah menjadi mitra binaan Telkom Indonesia ini telah menghasilkan 16 produk olahan, diantaranya dodol, jelly, kerupuk, selai, minuman, teh, cokelat, aneka kerajinan dari kulit lidah buaya, hingga sabun.

“Buatnya sih nggak susah, cuma awal tahun 2004 itu promosi agak susah,” imbuh dia. Solusinya waktu itu adalah Sunani berusaha menunjukkan keunggulan produknya. Sehingga pemerintah setempat pun tahu dan membantu. Selain itu, promosi dari mulut ke mulut pun berjalan. Alhasil, usaha produk yang diberi label Isun Vera ini sudah sampai diliput oleh sebuah stasiun televisi swasta.

Mengenai penjualan produk, ia mengklaim pasarnya tidak hanya di dalam negeri. Produk minuman lidah buaya memang laku di Jakarta. Tapi untuk sabun, ia sering mengirim ke Malaysia dan Brunei Darussalam. “Ke Malaysia dan Brunei, rutin kirim sabun. Kami lewat agen. Dalam sebulan ada lebih dari 1.000 biji sabun yang dikirim. Sabun-sabun ini salah satunya masuk ke hotel-hotel besar,” papar dia. Di dua negara tetangga Indonesia ini, produk olahan lidah buaya yang juga diminati, diantaranya teh, cokelat, dan jelly.

Bahkan, ia mengatakan, ada permintaan sabun ke Singapura dengan desain khusus untuk suvenir. Desainnya itu berbentuk sepatu. Di mana harga satu sabun dengan model itu bisa sampai Rp 100.000 per buah.

Karena banyaknya jenis produk dan permintaan, Sunani mengatakan, “Kami tiap hari produksi ribuan ton lidah buaya. Pekerja kami ada 35 orang.” Bahkan, hari Minggu pun juga berproduksi. Ke depan, ia berkeinginan untuk mempunyai toko di Jakarta. Dengan begitu, pemasaran produk pun bisa lebih mudah ke ibukota Indonesia ini dan wilayah sekitarnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved