Profile Company zkumparan

Prudential Indonesia, Berinovasi Manfaatkan Digital untuk Genjot Pertumbuhan

Prudential Indonesia, Berinovasi Manfaatkan Digital untuk Genjot Pertumbuhan
Luskito Hambali, Direktur Pemasaran Prudential Indonesia

PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) optimistis era digital bakal membuka peluang bisnis selebar-lebarnya untuk memasarkan produk asuransi jiwa ke masyarakat. “Sebagai market leader, Prudential Indonesia menyambut baik era ini dan kami melihatnya sebagai kesempatan yang sangat besar,” ujar Luskito Hambali, Direktur Pemasaran Prudential Indonesia. Sederet inovasi telah diluncurkan untuk memanjakan nasabah.

Prudential Indonesia memaksimalkan kanal digital sebagai wahana untuk menggenjot pemasaran, mempermudah dan mempercepat pelayanan nasabah, serta meningkatkan aksesibilitas agen asuransi (tenaga pemasar). Sebagai contoh, proses pengajuan polis hanya dalam hitungan menit. “Proses pengajuan polis secara digital di Prudential Indonesia sudah mencapai sekitar 90 persen, ini pencapaian yang sangat membanggakan di industri perasuransian,” kata Luskito. Pencapaian itu disokong fitur pembayaran premi dalam jaringan (daring) alias online dan real-time.

Digitalisasi di Prudential Indonesia itu merupakan bagian dari program transformasi yang diemban jajaran eksekutif dan pegawai di seluruh jenjang jabatan. Mereka berkolaborasi agar transformasi berjalan efektif. Menurut Luskito, arah bisnis perusahaannya memprioritaskan customer centric (pengalaman nasabah) dan berinisiatif menggelar program Circle of Innovation. “Inisiatif ini menggali ide-ide segar dan inovatif mengenai pemasaran secara digital dari para karyawan Prudential Indonesia,” ujarnya.

Beragam inovasi yang telah diaktivasi yaitu melakukan pemasaran di media sosial, juga merilis dan mengembangkan aplikasi PRUforce bagi tenaga pemasar. Aplikasi yang tersedia di Google Play dan App Store ini memiliki fitur pelatihan online untuk tenaga pemasar dan panduan memproses polis nasabah secara cepat dan paperless, yang memudahkan agen dalam menjalankan dan mengembangkan pemasaran.

Ketersediaan aplikasi ini memberikan layanan bernilai tambah untuk nasabah. ”Kami tingkatkan pelayanan tenaga pemasar kami dengan memberikan teknologi digital berupa sebuah aplikasi mobile PRUforce. Tenaga pemasar dapat secara digital membantu nasabah untuk mendapatkan kelebihan produk-produk Prudential hanya dalam waktu beberapa menit, mulai dari mengisi aplikasi sampai dengan menerima polis elektronik,” Luskito menjelaskan. Selain itu, Prudential memperkuat kompetensi tenaga pemasar dengan memberikan pelatihan rutin.

Prudential Indonesia memiliki ratusan ribu tenaga pemasar yang terlatih dan bersertifikat. Mereka adalah ujung tombak Prudential dalam memasarkan produk asuransi ke masyarakat. Sentuhan personal dilakukan tenaga pemasar terhadap nasabah dengan memberikan saran dan rekomendasi sehingga menciptakan relasi yang solid. Untuk nasabah, Prudential menyediakan aplikasi PRUacces dan PRUsmart yang mempercepat dan mempermudah proses pembelian polis asuransi. “Kami akan meneruskan terobosan digital lainnya untuk makin memantapkan transformasi Prudential Indonesia menuju digitalisasi,” kata Luskito.

Di era digital ini, ia menyebutkan, kebutuhan nasabah semakin dinamis lantaran menuntut layanan serba cepat dan informasi lengkap mengenai perlindungan asuransi. Hal ini mengakibatkan tingginya ekspektasi nasabah yang menginginkan kecepatan dan kemudahan mengakses beragam produk dan layanan di kanal digital.

Bagi Prudential, tantangan di era digital yaitu menumbuhkan pangsa pasar serta mengelola pegawai yang mampu beradaptasi dengan dinamika disrupsi digital. “Segmen pasar yang digital savvy merupakan segmen pasar yang sudah sangat mahir menggunakan teknologi sehingga perusahaan harus menciptakan produk yang sesuai dengan karakteristik mereka. Hal ini selaras dengan tajuk We Do Tech atau Kami Mewujudkan Teknologi, yang diluncurkan Prudential Indonesia di awal tahun ini,” Luskito memaparkan.

Produk asuransi yang diluncurkan disesuaikan dengan karakter nasabah. Proses pembeliannya pun dibuat menarik agar kian memikat masyarakat, khususnya nasabah berusia produktif atau kalangan muda.

Luskito mengamati, mayoritas penduduk Indonesia saat ini tergolong usia produktif. Jumlah penduduk berusia produktif di tahun 2018 sebesar 60 persen dari jumlah total penduduk Indonesia yang sebanyak 250 juta jiwa. Angka ini diproyeksikan melonjak di tahun berikutnya.

Berdasarkan Survei Penduduk Antar-Sensus (Supas) 2015, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2019 diestimasikan mencapai 266,91 juta jiwa. Penduduk kelompok umur 15-64 tahun (usia produktif) sebanyak 183,36 juta jiwa atau sebesar 68,7 persen dari jumlah total penduduk tersebut.

Angka ini bakal melonjak dalam dua dasawarasa ke depan. Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas, misalnya, memperkirakan jumlah penduduk berusia produktif pada tahun 2045 mencapai 209 juta jiwa dari jumlah total penduduk sebanyak 321 juta jiwa. Indonesia menyongsong bonus demografi, khususnya populasi penduduk muda, yang akan berdampak positif terhadap sektor perekonomian, termasuk industri perasuransian. “Mengingat mayoritas penduduk Indonesia masuk ke dalam kategori usia produktif hingga beberapa dekade ke depan, tentu saja prospek industri asuransi jiwa akan semakin cerah,” ungkap Luskito.

Penduduk produktif itu melek teknologi dan menginginkan kemudahan dalam mengakses produk asuransi. Tentu saja, hal ini membuka peluang bagi perusahaan asuransi. Peluang ini direspons Prudential dengan mengintegrasikan inisiatif digital yang membidik nasabah yang melek teknologi tersebut. “Ke depan, pemasaran secara digital akan memiliki peranan yang lebih besar bagi Prudential Indonesia,” ujarnya.

Saluran pemasaran dan komunikasi digital disinergikan Prudential Indonesia untuk menyokong produk asuransi jiwa yang menyasar perempuan, generasi milenial, syariah, usaha kecil dan menengah, serta korporat. Tahun lalu, perusahaan yang berkantor pusat di Inggris ini meluncurkan produk yang diklaim inovatif, yakni PRUlink Generasi Baru dan PRUlink Syariah Generasi Baru. Lalu, di awal 2019, meluncurkan PRUCritical Benefit 88 sebagai produk asuransi tradisional yang dapat melindungi pasien dan keluarganya dari dampak keuangan akibat penyakit kritis. “Seluruh portofolio produk yang kami miliki dikembangkan secara khusus dengan mempertimbangkan berbagai masukan dan keinginan nasabah kami yang berbeda-beda. Oleh karena itu, setiap produk Prudential Indonesia yang kami luncurkan sudah memiliki pangsa pasarnya masing-masing dan kami optimistis akan tetap diminati masyarakat Indonesia,” tutur Luskito.

Pendapatan premi Prudential Indonesia pada 2017 senilai Rp 28,8 triliun. Angka itu lebih tinggi dibandingkan pendapatan premi tahun 2016 sebesar Rp 26,5 triliun. Untuk pendapatan premi tahun 2018, manajemen akan segera mengumumkannya.

Anastasia Anggoro Suksmonowati & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved