Entrepreneur zkumparan

Andromeda Sindoro & Yuki Rahmayanti: Berkibar Lewat Bisnis Ice Cream

Andromeda Sindoro & Yuki Rahmayanti, pemilik Sweet Sundae Ice Cream.
Andromeda Sindoro & Yuki Rahmayanti, pemilik Sweet Sundae Ice Cream.

Seperti bisnis yang digeluti, es krim yang manis, begitulah perjalanan pasangan suami-istri Andromeda Sindoro dan Yuki Rahmayanti mengembangkan Sweet Sundae Ice Cream. Pasangan muda yang saling mengenal sejak di bangku kuliah di Universitas Gadjah Mada ini merintis bisnis ketika masih kuliah tahun 2008, setelah melakukan penelitian pada peternak sapi di Sleman, Yogyakarta.

Mulanya, bisnis es krim yang berbasis di Yogyakarta ini dijalankan Andro bersama empat temannya, termasuk Yuki. Namun, seiring perjalanan waktu dan tantangan yang bermunculan, tiga rekan Andro memilih mundur. Sebaliknya, Andro dan Yuki justru sepakat meneruskan usaha ini. Mereka memanfaatkan tabungan pribadi sebagai modal awal. Selain itu, Andro pun rajin mengikuti kompetisi kewirausahaan mahasiswa. Hadiah uang yang diperoleh saat menang menjadi tambahan suntikan modal usaha, yang dipakai untuk membeli mesin guna memperbesar skala produksi.

Tahun 2011, setelah Yuki menyelesaikan kuliah, mereka memantapkan niat fokus menata bisnis. Bisnis yang semula bernama Yogya Ice Cream diubah menjadi Sweet Sundae Ice Cream. Kemudian, Andro juga mengubah model bisnisnya. Semula, es krim produksinya dijual dengan dititipkan di warung-warung. Mereka mengubah strategi penjualannya ke business to business dengan menawarkan produknya ke hotel, restoran, dan katering. Selain di Yogya, Andro juga meluaskan pasar ke kota-kota sekitar, seperti Solo, Semarang, Magelang, dan Ambarawa.

Kini, dari pengalaman menjadi couple-preneur membesarkan Sweet Sundae Ice Cream, pasangan yang sudah memiliki dua putra ini menyimpulkan bahwa menjalankan bisnis bersama sebagai suami-istri bukan perkara mudah. Menurut Andro, jika ingin berbisnis dengan pasangan, harus dipastikan mulai dari nol bersama-sama. “Karena momen yang dirasakan tuh beda. Kami berdua tahu artinya perjuangan,” ungkap Andro yang menegaskan pentingnya loyalitas.

“Menurut saya pribadi, satu-satunya yang akan memperjuangkan bisnis sampai mati adalah suami-istri. Maka, dapatkanlah pasanganmu saat masih berjuang di awal,” katanya dengan nada tegas. “Kuncinya adalah saling terbuka, menjaga komunikasi, saling percaya. Apa pun informasi dan ide yang diterima harus diketahui pasangan sebelum ke karyawan supaya tidak ada miskomunikasi,” kata Yuki menambahkan.

Terkait Sweet Sundae Ice Cream, menurut Yuki, kebetulan dibangun bersama dari nol. Dengan demikian, masing-masing secara otomatis bergerak sesuai dengan porsinya. “Ide datang dari berdua. Kami mengibaratkan diri sebagai gas dan rem dalam kendaraan. Misalnya, saya merencanakan sebuah ide, Mas Andro yang mengoreksi. Begitu juga sebaliknya,” Yuki menceritakan.

Mengenai karakteristik, Andro selalu ingin cepat-cepat mengeksekusi ide yang datang, sehingga sering kurang mempertimbangkan risikonya. “Jadi, solusinya, kami selalu mendiskusikan lebih dulu seluruh rencana bisnis sebelum disampaikan kepada karyawan, baik itu dari sisi marketing, produksi, maupun administrasi,” ungkap Andro menyadari kekurangannya.

Ia bersyukur sang istri adalah wanita yang detail dan pandai menganalisis sesuatu. “Saya orangnya over optimistis dan cenderung berlari kencang tanpa melihat lubang-lubang yang menghadang di depan. Jadi, biasanya sebelum kami launching sesuatu, saya selalu konsultasikan rencana bisnis tersebut dengan Yuki. Intinya, dalam berbisnis kami tidak boleh terlalu ngegas, tidak boleh terlalu ngerem juga,” Andro menjelaskan.

Yuki membenarkan bahwa suaminya selalu optimistis. Ide-idenya juga sangat menarik, karena cenderung berpikir out of the box. Namun, sebagai perempuan sekaligus istri, dia merasa harus memikirkan hal-hal yang lebih detail. “Peran saya untuk mengoreksi atau mengingatkan hal-hal yang terlupakan,” ujarnya.

Namun, mereka tidak mengelak bahwa sering berbeda pendapat. “Hampir setiap hari kami berbeda pendapat, tapi selalu ketemu solusinya,” Andro mengaku. Menurutnya, sebenarnya dia dan sang istri hanya berbeda dalam memikirkan prosesnya, tetapi tujuannya selalu sama.

“Dalam berdiskusi, biasanya kami menentukan di titik mana diskusi harus ditunda. Keesokan harinya ketika pikiran fresh, langsung ketemu solusinya. Biasanya seusai shalat subuh dengan pikiran fresh,” kata Andro tentang caranya menyelesaikan perbedaan pendapat.

Menurut Andro, pasangan suami-istri yang menjalankan bisnis bersama harus berbagi peran secara transparan. Sejauh ini dia lebih banyak berperan pada kegiatan fisik dan operasional kantor, sedangkan Yuki lebih banyak beraktivitas dari rumah, seperti menghubungi orang atau mengurusi order. Dengan dibantu tiga manajer utama di bagian pemasaran, administrasi, dan operasional; 25 karyawan di Yogyakarta; lima karyawan di Jakarta; dan lima karyawan di Surabaya, mereka merasa dapat melakukan koordinasi pekerjaan secara optimal.

Menjalankan bisnis bersama sebagai pasangan, diakui Yuki, pasti ada plus dan minusnya. Positifnya adalah komunikasi yang lebih mudah dan cepat, sehingga jika ada masalah, akan lebih cepat tertangani. Sebaliknya, negatifnya adalah ketika sedang santai bersama keluarga, tiba-tiba ada ide bisnis sehingga membuat pembicaraan beralih ke bisnis. “Kalau sudah begitu, anak kami pasti akan protes,” katanya sambil menambahkan, walaupun diprotes anak, kejadian seperti itu sering berulang.

Andro membenarkan, keunggulan bisnis suami-istri itu memang memudahkan untuk memperkuat fondasi bisnis. Bagaimana tidak. “Setiap saat kami bisa berkoordinasi soal bisnis. Waktunya lebih fleksibel, 24 jam per hari,” ungkapnya. Justru karena itulah, dia meyakinkan bahwa melalui pekerjaan itulah ia menikmati hidup. “Bagi kami, Sweet Sundae adalah wujud menikmati hidup. Ya, beginilah cara kami menikmati hidup, yaitu dengan berbisnis,” kata Andro bersungguh-sungguh.

Menurutnya, umumnya couple-preneur di Indonesia rata-rata berangkat bersama dari nol. Mulai dari merintis usaha, berjuang bersama, membangun kredibilitas, mencari ceruk/peluang baru, semua dilakukan bersama. Belum lagi ketika masa-masa sulit, menangis bersama, mencoba bangkit kembali, saling menguatkan, juga dilakukan berdua. Karena itu, dia meyakini, couple-preneur secara umum akan lebih solid. “Makanya, prinsip kami ketika gagal adalah mendapatkan 2B, Berhasil atau Belajar,” ujarnya menegaskan.

Saat ini Sweet Sundae Ice Cream sudah dipasarkan ke seluruh Indonesia. Bahkan, sudah diekspor ke luar Indonesia, antara lain Malaysia dan Singapura.

Di samping memperluas pasar, Andro dan sang istri terus berupaya menginovasi produk. Inovasi terbarunya adalah meluncurkan produk gelato atau es krim khas Italia di bawah brand Ademuy Gelato by Sweet Sundae Ice Cream. Ademuy Gelato memiliki cirikhas mengusung citarasa Nusantara. Ademuy Gelato yang berlokasi di Ngaglik, Sleman, ini mempunyai 39 varian rasa, termasuk rendang, rujak, tapai ketan, serai, jahe, salak pondoh, daun kelor, ubi ungu, hingga pecel.

“Kami sedang dalam progress membuat pabrik baru yang lebih besar dan luas dengan kapasitas produksi 20 ton per hari di Cangkringan, Yogyakarta,” ungkap Andro. Kebetulan, Cangkringan adalah basis terbesar peternak sapi binaannya. Kapasitas produksi terpasang ini jauh lebih banyak daripada yang sekarang di Lempongsari, yaitu sebesar 2 ton per hari.

Di tempat produksi yang baru itulah, Andro akan membangun kandang sapi milik koperasi sehingga sustainability-nya terjaga. Lalu, akan digabungkan juga aspek pariwisata yang memberikan dampak sosial kepada masyarakat setempat. “Saat ini proyeknya masih berjalan tapi karena Covid-19 agak maju-mundur. Ke depan, kami berharap bisa menambah pabrik di Jawa Timur, Jawa Barat, bahkan luar pulau,” kata Andro optimistis.

Dyah Hasto Palupi/Andi Hana Mufidah Elmirasari

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved