Entrepreneur

Dr. Ian M.S. Memperlakukan Pasien Seperti Saudara

Dr. Ian M.S. Memperlakukan Pasien Seperti Saudara

Banyak pejabat dan artis yang menjadi pasien dokter Ian. Ia merawat pasien dengan obat racikannya sendiri. Pasiennya bukan semata-mata kelas atas, masyarakat biasa pun tetap dilayani. Bagaimana lika-liku dr. Ian menjadi terapis yang ternama. Berikut penuturannya kepada Gustyanita Pratiwi:

Sejak kapan menekuni profesi ini?

Saya dikontrak untuk menjadi dokter di perusahaan kosmetika asal Amerika bernama Duraskin. Duraskin pertama kali buka di Indonesia sekitar tahun 2000-an. Akhirnya saya keluar setelah bekerja selama tiga tahun. Setelah itu, saya bekerja sebagai dokter kosmetik di Indonesia dan mengisi acara Panorama Pagi di SCTV. Acara tersebut dipandu oleh Darius Sinathrya, Jeremy Teti, dan Dona Agnesia. Jadi acaranya lebih condong ke beauty life. Saya mengisi acara tersebut hingga kontrak selesai. Waktu itu tayangnya dalam bentuk paket-paket. Setelah mengisi acara di situ, ternyata antusiasme dari masyarakat cukup besar. Akhirnya saya mencoba buka praktek sendiri di rumah.

dr. Ian MS

Tepatnya kapan buka sendiri di rumah?

Saya lupa. Yang jelas, setelah orang tua saya meninggal. Beliau meninggal pada tanggal 31 Desember 2005. Sebelum itu, mereka meminta saya kembali ke rumah yang ada di Jawa Timur untuk mengembangkan praktek di sana. Saya kemudian masuk sebagai dokter di rumah sakit kusta. Bos saya memfasilitasi saya untuk membuka polikosmetik. Indikasinya untuk mengubah image phobia dari rumah sakit kusta, supaya orang melihat bahwa rumah sakit kusta yang penuh dengan hal-hal yang seperti itu, menjadikan orang tidak takut lagi. Maka dibukalah praktek di sana. Dan saya bersyukur sekali, karena bos tahu saya dari acara yang ada di SCTV itu. Jadi SCTV sangat membantu sekali.

Jadi waktu keluar dari bagian rumah sakit itu?

Buka sendiri di rumah dan khusus untuk menangani beberapa seleb dan pejabat-pejabat penting.

Dan saat itu juga mengeluarkan produk langsung?

Belum. Jadi waktu saya pertama kali bertemu dengan pejabat-pejabat negara, namanya Pak Unsurudin, pejabat sebuah Kementerian, yang kebetulan pasien saya waktu itu dengan kasus skin pack. Mereka bilang kenapa dok, ini produknya kok tidak dipatenkan dan dibikin brand sendiri saja? Dari situ keluarlah inisiatif saya untuk membesarkan nama sendiri dan memang saya dapat alasnya dari bawah. Mereka selalu memberi kesempatan saya, memberi stand, ya seperti stand baju-baju itu, dia yang memilihkan. Kebetulan apa yang saya pakai, apa yang saya kenakan, mereka lihat dan mereka suka, itulah yang bikin kena. Begitu pula dengan produk.

Saya pakai produknya dokter Ian, dalam waktu sekian hari, perubahannya seperti ini. Dan kebetulan yang saya pakai itu adalah bukan kosmetik, tapi sifatnya adalah cosmeceutical. Jadi, kosmetik yang sifatnya mengobati dari kulit abnormal jadi normal. Jadi sifatnya mengubah tekstur kulit. Bukan sifatnya easy come easy go. Apa buktinya? Di saat produk saya menempel di kulit mereka, makin lama produk itu makin bereaksi, ketika dibersihkan menggunakan air, perubahannya akan tampak signifikan. Pada saat dibersihkan dengan air, mukanya akan tampak lebih oke dibandingkan pada saat ditempeli produk saya. Itu artinya produk saya adalah produk yang mengubah tekstur kulit, bukan untuk kosmetiknya doang.

Persisnya itu keluar kapan?

Setelah meninggalnya orang tua saya. Karena ini amanat dari papa saya, 31 Desember 2005. Bahkan sebelum meninggal, dia juga memesankan papan nama praktek dan meja praktek beliau juga dilimpahkan ke saya.

Orang tua juga dokter?

Bukan, orang tua saya dari Angkatan Darat, dari kesehatan juga, hanya dia memang berkeinginan sekali anaknya suatu saat nanti bisa menjadi dokter yang benar-benar bisa segalanya. Jadi meja beliau itu ditaruh di ruang kerja saya. Papan nama praktek dia yang menyiapkan. Kalau produk-produk nanti dibantu oleh beliau. Produk ini sudah diuji belum ke orang? Terus dampak positif/negatifnya seperti apa? Beliau sangat detail sekali. Dari amanat Beliau itulah, timbul niat saya untuk mengembangkannya.

Sampai akhirnya bisa ke Jakarta, bagaimana? Dan kenapa?

Kalau ke Jakarta itu, sebelum orang tua saya meninggal, saya sudah mempunyai relasi cukup banyak di Jakarta. Balik ke daerah saya, kakak saya sudah tidak setuju. Kenapa? Dia bilang, kamu pasti stressing-nya tinggi, karena di sini dengan di Jakarta beda. Segmen kamu lebih banyak di Jakarta. Dan benar, dalam hitungan tahun, sepertinya saya lebih comfortable di Jakarta.

Produk pribadi sudah diceritakan belum?

Sudah. Saya bikin produk yang sifatnya hipoalergenik, karena kalau alergenik dia tidak menimbulkan iritan bagi pemakainya. Karena sifat hipoalergenik itulah saya pertahankan dan membawa hasil yang cukup signifikan bagi pemakainya.

Sebenarnya target jasanya ke siapa sih?

Sebenarnya yang menentukan tes market pasar itu adalah diri kita sendiri. Keberhasilan, baik buruknya kerjaan itulah yang menentukan kita dihargai mahal/tidaknya. Kalau dari dulu mungkin awalnya saya sudah pegang pejabat-pejabat dan seleb-seleb di sini. Jadi alhamdulilah sampai sekarang. Tapi tidak berarti saya menutup kemungkinan pada pasien-pasien biasa. Dulu saya sempat sedih karena vonis masyarakat mengarah bahwa kalau ditangani dokter Ian tarifnya mahal. Krim-krimnya mahal. Akhirnya, dari apa yang sudah saya lakukan, orang bisa membuktikan ternyata di berbagai kelas pun saya bisa. Pelanggan memang awalnya dari kelas atas, tapi tidak berarti saya tidak punya sosialisasi. Jadi saya bisalah di mana saja, kalau memang pasien itu benar-benar membutuhkan tenaga saya, saya juga akan memberikan yang terbaik untuknya, tidak harus kelas atas.

Akhirnya pelanggan-pelanggan yang kelas atas, banyak datang ke Anda itu karena apa?

Biasanya koreksi face ya. Misalnya ada problem di mukanya, atau mungkin ada masalah-masalah pribadi yang berhubungan dengan organ vitalnya, dll. Ada beberapa sabun yang saya ciptakan, misalnya sabun keperawanan, sabun facial wash acne, facial wash serum, kebanyakan kasusnya macam-macam. Ada santilasme, timbunan lemak di mata, yang mengganggu penampilan, flek ,hiperpigmentasi, acne, dll.

Mereka datang ke Anda karena mulut ke mulut itu ya? Atau pernah iklan?

Saya tidak pernah memasang iklan, juga tidak pernah promo-promo. Yang mereka lihat saya di TV-TV, majalah, koran, misalnya Jawa Pos, dll, di situ mereka langsung tanya pihak yang berwenang untuk mewawancarai saya dan mereka dapatkan nomor telepon saya. Saya tidak pernah pasang nomor telepon.

Mulai tahun berapa mulai kebanjiran klien?

Tahun 2009-2010, saya mendapatkan penghargaan dari SBY untuk High Quality Product di produk saya. Dari situ orang sudah interest sekali dengan saya. Terima kasih untuk masyarakat Indonesia yang sudah baik dengan saya, memberi kesempatan, juga tentunya doa dari kedua orang tua saya. Almarhum papa saya sangat detail sekali mendidik anaknya hingga saya bisa menjadi seperti ini.

Seorang pasien biasanya berapa lama di-treatment?

Saya discuss dulu maunya dibagaimanakan. Problemnya kami tunjukkan. Pemecahannya kami jelaskan. Kemudian nanti kami tawarkan home care-nya seperti ini, baru kami kerjakan. Paling setengah jam sudah kelar. Atau 15 menit treatment sudah kelar.

Sampai berapa kali harus ketemu?

Karena bikin janji dulu, jadi sebulan sekali cukup. Kecuali kalau pasien-pasien gawat. Dan saya tidak susah untuk meberikan pin BB saya ke pasien, tapi dengan niatan bahwa pasien memang benar-benar berobat ke saya. Supaya saya bisa meng-cover semua treatment yang sudah saya lakukan ke dia, saya bisa meng-cover perkembangan dia, seperti apa progress dari terapi yang sudah saya lakukan.

Permasalahan mereka rata-rata seperti apa paling banyak?

Kebanyakan kami koreksi face, ada yang flek, hyperpigmentasi, acne, minyaknya banyak, pori-porinya besar, atau ada juga dari mereka yang ingin hidungnya lebih dimancungkan, kurang percaya diri, dll.

Hampir 100% wanita?

Komposisinya 50 ; 50, laki-laki : perempuan. Sekarang kan banyak dituntut, ibaratnya, muka laki-laki itu aset. Jadi pegawai-pegawai bank, atau apa, mereka lebih condong ke sana. Saya bukan hanya mengajarkan dia face saja. Tapi mungkin juga typical kepribadian mereka, yang dari tidak punya set up control, kami bikin set up control yang baik. Karena itu sudah serangkaian dari keseharian mereka.

Kalau Anda sudah punya nama, produk juga dikenal dan dipercaya, pernah terbersit keinginan benchmark seperti Erha, Natasya, yang basicly dari dokter, lalu dikomersilkan menjadi bisnis yang menjadi industri? Atau memang nantinya sudah dikonsepkan seperti ini?

Inginnya seperti itu ya, hanya sepertinya melihat pasien-pasien sekarang yang sudah lama tidak ketemu saya, yang ini, yang itu, jadi kesannya ya sudahlah, untuk sementara kami jalani saja yang sudah ada.

Atau kurang modal mungkin?

Tidak. Dari saya buka sampai sekarang saya tidak pernah utang di bank, apapun. Saya dana mandiri. Dan itu sudah lebih dari cukup. Kalau backing dari orang tua sih, untuk buka pun ada. Hanya saya tidak mau. Dari awal mulai saya praktek, saya sudah mandiri. Saya orangnya pertama, tidak mau ribet, comfortable, simpel, dan memberikan sesuatu yang maksimal.

Keinginan untuk seperti Erha ada ya?

Kalau itu dari dulu ada. Hanya kan kita lihat siklus medan. Medan kita seperti apa. Selama ini kebanyakan pasien-pasien yang sudah saya tangani, mereka tidak mau dijalankan asisten saya. Itu yang jadi keluhan utamanya. Dan ada beberapa pasien yang maniak, sukanya asisten yang ini, sukanya asisten yang itu, dll. Dan mendamaikan permasalahan yang seperti itulah, saya merasa harus turun sendiri.

Untuk menjaga kepercayaan pelanggan-pelanggan bagaimana?

Yang penting saya harus memberikan satu services yang satisfied. Satu kepuasan yang luar biasa, dari mulai servis pelayanan, meng-cover mereka, perubahan dari muka sesudah di-treatment sampai cara pemakaian home care-nya. Saya memperlakukan mereka seperti saudara.

Dari treatment itu, juga pasti diberikan fasilitas produk ya?

Home care saya berikan untuk pasien-pasien yang sudah saya treatment.

Produknya apa saja?

Macam-macam, tergantung kasusnya.

Jenisnya berapa?

Banyak. Ratusan.

Mereknya?

Dr. Ian.

Dan tidak dijual di toko-toko?

Sama sekali tidak. Saya ingin menciptakan produk eksklusif jadi tidak perlu lagi dijual di toko. Karena nanti kalau misalnya dijual di toko, jadi tidak eksklusif lagi dong? Jadi, langsung berhubungan one by one saja.

Kalau tidak ikut treatment, tapi beli saja?

Saya biasanya lihat dulu kondisinya. Kalau memang dia cocok, kami lempar, tidak masalah. Tapi kalau tidak, ya tidak. Saya bukan hanya niat menjual produk tapi saya hanya ingin membuat dari kulit abnormal menjadi normal. Tidak harus pakai treatment. Produk pun juga bisa kalau memang dia butuh sekali dan diperlukan. Semua kan diagnosisnya tergantung kita dokternya.

Berarti sekarang berjuang sendiri dengan asisten 1-2?

Asisten saya 2 laki-laki. Kalau yang di sini Mbak Remi, mereka punya tugas masing-masing. Kemarin dari Bengkulu ikut, langsung saya kembalikan ke Surabaya, karena di sana sedang kosong.

Sekarang banyak dokter-dokter yang memberikan jasa seperti Anda, mengenai persaingan bagaimana?

Saya tidak merasa itu bersaing ya. Setiap orang dibekali otak masing-masing. Punya legitimasi masing-masing. Punya tipikal karakter masing-masing. Jadi apapun yang dilakukan sejawat saya, adalah sesuatu hal yang diberikan terbaik untuk pasien. Hanya mungkin prosesnya berbeda-beda. Positive thinking saja, jangan negative thinking, makin berat hidup kita.

Tapi kalau boleh mengklaim kelebihannya apa sih?

Kalau menurut cerita pasien sih, saya orangnya to the point. Dalam hidup saya memang orangnya to the point, jadi saya tidak mau bertele-tele. Begitu juga dalam menerapi pasien. Dengan to the point itulah yang disukai pasien. Perubahan signifikan itulah yang membantu dia untuk meyakinkan pasien-pasien lainnya. Jadi dari perubahan yang paten dan signifikan itulah, yang membuat cerita dia bisa dipercaya lebih dahsyat dari iklan. Jadi saya bersyukur sekali mempunyai pasien yang kooperatif, bisa take and give dengan dokternya. Karena apa? Keberhasilan dari dokter itu terlihat dari take and give antara dokter dengan pasien.

Kalau misalnya sembuh atau adanya improvment berapa persen?

Sekitar 3 hari itu biasanya ada perubahan 75%. Nanti 1 minggu-1 bulan sudah total 100%. Kadang-kadang saya itu sampai pangling, misalnya bulan ini saya datang ke Bengkulu, baru turun di Bandara, ada yang menyapa, sun kiri sun kanan. Saya mesti tanya asisten saya. Itu siapa. Jadi heran dengan perubahan pasien-pasien saya yang cukup drastis. Dan kadang-kadang pasien pasti menyebutkan, dok, ini saya yang dokter tangani kemarin, sampai presentasi seperti itu. Saya orangnya susah menghapal nama dan nomor telepon. Jadi mereka pasti presentasi sendiri. Seperti Mbak Aryani, tadi, pasien saya tadi, dia sudah BBM saya. Itu janjian sama saya sudah enam bulan yang lalu. Dia siap, sayanya lagi tidak siap. Saya siap, dianya tidak siap. Baru ketemu tadi. Dan dalam hitungan menit, perubahannya luar biasa. Tadi kan fleknya parah.

Tadi kan hasilnya sudah bagus, terus balik untuk control lagi seperti apa?

Produk saya kelebihannya satu, tidak menimbulkan suatu drug adiction, karena sifatnya adalah hypoallegenic, tidak menimbulkan iritatif di muka atau di organ pasien. Jadi dari sifat hipoallergenic itulah yang disukai banyak orang. Kalau toh misalnya tidak pakai krim-krim saya lagi, tidak masalah.

Kalau komplain dari klien karena kulitnya tidak ada improvement?

Selama ini belum pernah, karena saya berusaha untuk meng-cover mereka.

Berarti harus rutin ya harus lapor ke dokter?

Sebenarnya tidak harus rutin. Karena kami tahu ya, yang kami lempar itu nanti reaksinya seperti apa, bahan/materialnya seperti apa, antibodinya seperti apa? Hanya dia pakai itu comfortable tidak, supaya pasien itu lebih nyaman, ada baiknya BB kami kasih ke dia, jadi dia nanti kirim perkembangannya.

Kalau soal kalkulasi bisnis, sebenarnya bisnis jasa seperti ini menarik tidak, atau memang sangat potensial?

Kalau saya bilang ini adalah bisnis yang menjanjikan tapi di sisi lain, kami harus be careful dengan bisnis yang menjanjikan seperti ini. Begitu orang tidak puas dengan kita, vonis masyarakat akan lebih berperan. Hanya keunikannya, bisnis ini akan sangat menarik dan sangat dibutuhkan. Karena apa, kita bisa berbagi, mengetahui berbagai jenis karakter orang. Macam-macam karakter orang itu, dan mungkin jam terbangnya cukup tiinggi yang membuat kita bisa berpikir.

Saya juga mengajar beberapa dokter yang baru lulus, yang mau terjun ke saya. Semua saya kasihkan karena saya hanya berpikir apapun yang saya berikan ke mereka, daya serap mereka beda-beda, pola pikir dan kreativitasnya beda-beda, tidak ada satu pun yang saya tutupin.

Ini lebih asyik ya daripada praktek di RS atau joint dengan dokter-dokter lain?

Saya lebih comfortable sendiri. Satu hal yang membuat saya lega adalah saya bisa mendidik karyawan yang punya talenta dan improve ke pasien cukup bagus. Itu adalah kepuasan saya tersendiri. Dulu saya sudah pernah kerja di RS, tapi tidak bisa leluasa karena bukan milik kita sendiri. Kalau seperti ini kan bisa prime time. Karyawan juga saya anggap bukan seperti karyawan, saya panggil asisten saya Mas Iwan, Mas Anto, karena saya anggap mereka adalah anak didik saya yang sewaktu-waktu jika saya tidak ada, mereka akan bisa improve. Pasien-pasien juga sudah dekat dengan mereka.

Berarti kalau secara hitung-hitungan omzet lebih dari cukup?

Sangat. Saya hanya bersyukur sekali bahwa pejabat-pejabat yang saya tangani, mereka memberikan fasilitas yang luar biasa ke saya, kepercayaannya yang luar biasa. Yah semua pasien-pasien saya, saya terima kasih.

Kalau target jangka pendek dan jangka panjang apa?

Mungkin saya akan mengembangkan produk-produk dan ilmu-ilmu saya. Untuk murid-murid saya yang sudah buka skin care, saya akan menaruh produk saya ke dia. Kalau untuk dilempar ke pasaran saya belum berani. Takutnya nanti tidak eksklusif lagi. Untuk setiap produk saya pasti sudah melalui R & D. Saya coba dulu ke badan saya, prepare-nya berapa lama, baru saya pakaikan ke pasien. Semua sudah dipatenkan.

Perkembangan saya yang sekarang, mungkin akan lebih memfokuskan diri untuk kosmetik berenergi. Seperti sabun keperawanan berenergi. Kosmetik tersebut akan kami tambahkan energi dari alam supaya mempunyai duration of action yang cukup maksimal. Seperti foto yang diambil tadi, tes kesetimbangan, begitu pasien ditempeli barang-barang yang berenergi, vaskularisasi aliran pembuluh darah jadi maksimal, kebutuhan oksigen maksimal, serta sistem homoeostatis tubuh dan power tubuh jadi bagus. Jadi kekuatan dia akan semakin maksimal karena demand dan supply-nya terpenuhi. Itulah yang menyebabkan, kerja obat dalam organ akan jadi maksimal. Itu yang sedang saya kembangkan dari sabun-sabun saya, kosmetik saya, semua dienergikan. Dampaknya adalah tanggapan yang cukup baik di mata pasien, mereka menerima, dan merasa senang sekali. Katanya, bukan hanya bikin cantik, tapi juga bikin pusing-pusingnya hilang, lebih awet muda, macam-macam. Itulah pengalaman mereka.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved