Entrepreneur

Eks Penjual Kopi Ini Sukses dari Bisnis Online

Eks Penjual Kopi Ini Sukses dari Bisnis Online

Sukses bukan milik segelintir orang. Semua orang bisa meraihnya diawali dari mimpi kecil. Jatuh-bangun dalam bisnis adalah hal yang biasa. Asal mau belajar dan mengasah kreativitas, sukses perlahan akan datang menghampiri. Ipan Samsudin, 32 tahun, tahu betul pahit-getirnya hidup saat masih berjualan kopi di sebuah warung. Tapi, mimpi sederhana yakni ingin memiliki rumah sendiri telah mengubah jalan hidupnya.

Lima tahun berjualan kopi membuatnya terpikir untuk mencoba bisnis online. Semua berawal dari perkenalannya dengan internet pada tahun 2011 silam. Anak-anak kuliahan yang sering nongkrong di warungnya mengajarkannya cara berjualan lewat Twitter. Sukses meraup untung dari menjual hp Blackberry second lewat banyak akun Twitter seperti akun @fjb_bandung dan @forumbandung, membuatnya ketagihan.

Salah satu pelanggannya, kebetulan adalah admin @forumbandung. Dari dialah, Ipan tahu teknik menaikkan jumlah follower Twitter. Hingga, ia mampu membuat akun publik @kicau bandung yang tugasnya mem-follow up info seputar Bandung. Tak diduga, akun itu bisa meraup 5.000 follower. Harga ponsel yang semakin murah membuatnya banting setir menjual clothing ragelan dengan sistem reseller.

Tiga bulan berjalan hp BB miliknya mati total. Hatinya pun galau berkepanjangan karena bisnisnya terganggu. Tapi, ia justru terpikir membuat akun galau dengan nama @JLEBmoment. Upayanya menaikkan jumlah follower dan bantuan saling promosi (salprom) dari admin lain pemilik akun galau seperti @DRvampir, @penafsirmimpi, membuatnya mampu meraup 100 ribu follower hanya dalam waktu sebulan.

Ipan Samsudin (Foto: http://warbob.blogspot.co.id)

Ipan Samsudin (Foto: http://warbob.blogspot.co.id)

Seorang admin menasihatinya untuk fokus lagi ke bisnis online. Akun online shop khusus bola bernama @SoccerShopID (SSID) pun lahir pada tahun 2012. Jualan pertamanya adalah jaket bola KW dan jumper baby bola dengan sistem dropship dari Jakarta. Dengan bantuan akun khusus untuk promosi yakni @dokterramalan dengan 300 ribu follower, order pun banyak berdatangan SSID. Dibimbing Fajar pemilik akun @webmasterid, ia mengikuti pelatihan gratis tentang digital marketing di Jakarta.

Untuk melindungi perkembangan buah hatinya, Syifa, Ipan memutuskan mengontrak rumah dan tak lagi berjualan kopi di warung. Keputusan untuk total berjualan online agak berat diambil mengingat mereka sudah mampu meraih penghasilan lumayan dari berjualan kopi. Untuk membesarkan bisnisnya, sistem pre-order (PO) pun dipilih. Bukannya naik, bisnisnya malah hancur seiring minimnya tingkat kepercayaan konsumen karena barang kerap tidak sesuai permintaan dan kendala nonteknis lainnya.

Tapi, Ipan dan istri pantang menyerah. Akun @dokterramalan yang digunakan untuk promosi harus dijual untuk mencari modal dan membeli akun lain yakni @zonaramalan untuk menunjang akun dagang SSID. Berbekal modal tersebut, ia berani membuat produk dengan desain sendiri yang pengerjaannya dilakukan pihak lain (makloon). Promo gencar via online membuat order mulai berdatangan. Untuk mengembangkan bisnisnya, ia mencari pinjaman ke bank. “Omset kami di tahun pertama lumayan, Rp 100 juta perbulan. Bank untungnya mau kasih kredit,” katanya.

Pada tahun kedua, yakni 2014, Ipan mewujudkan mimpinya memiliki rumah sendiri plus konveksi untuk mendukung bisnisnya. Semangat kerjanya semakin menggebu mengetahui istrinya hamil anak kedua mereka. Mereka rutin setiap bulan meluncurkan desain dan model baru yang tidak ada di pasaran. Sehingga, reseller mau terus datang ke toko mereka di tengah persaingan yang semakin ketat. Momentum juga sangat berpengaruh dalam perjalanan bisnis di jagat maya. “Menjelang bulan puasa, SSID mengeluarkan produk baju koko bola. Alhamdulillah, responnya luar biasa. Omset kami bisa mencapai Rp 600 juta di bulan Puasa 2014. Tahun kedua, omset kami jauh lebih bagus Rp 200-300 juta perbulan,” ujarnya.

Selepas Lebaran, Ipan memberanikan diri membeli rumah keduanya dengan sistem cash bertahap. Rumah itu yang kini menjadi kantor SSID. Tahun 2015 lalu, anak tukang es teh manis keliling itu kemudian membeli rumah ketiganya untuk dikontrakkan sebagai tabungan masa depan untuk buah hati tercintanya. Senyum pahit Ipan semasa menjadi penjual kopi kini berganti dengan senyum ceria berkat bisnis online.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved