Jajanan pasar menginspirasi Sumiwiludjeng, yang memang hobi membuat kue, untuk menghadirkan brownies nan lezat. Terciptalah, Brownies Kukus Amanda. Pemasaran pertama kali di seputaran Bandung pada 2000 silam. Kini, Amanda Brownies telah menjangkau kota-kota besar di seluruh Indonesia.

“Keunikan Brownies Amanda yang membuatnya menjadi ikon Kota Bandung ada dalam proses produksinya. Kalau biasanya, Brownies dibakar atau di-oven, kami berinovasi dengan cara dikukus. Kami adalah pionir di brownies kukus,” kata Direktur Utama Amanda Brownies, Joko Ervianto.

Brownies Kukus Amanda

Menurut dia, Amanda Brownies telah banyak memiliki konsumen setia. Produksi mereka mencapai 400.000 dus setiap bulannya yang dikerjakan oleh sekitar 450 karyawan. Rahasianya adalah tekstur produk yang sangat lembut dan rasa yang pas di lidah masyarakat Indonesia. Rasa coklatnya juga khas.

Dia menjelaskan, perseroan rutin melakukan inovasi tak hanya di produk kue tetapi juga di manajemen operasional dan teknologi. Area penjualan telah diperluas ke seluruh Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimanta, dan Sulawesi.

“Bahkan, kami berencana memperluas sampai keluar negeri dengan tetap mempertahankan kualitas. Hanya saja, kami harus melihat ketersediaan raw material, demografi di area yang baru, terutama untuk store operasional,” katanya.

Kuncinya, lanjut dia, melakukan sentralisasi dari kantor pusat di Bandung. Perseroan membangun pabrik di beberapa wilayah dengan melakukan standarisasi produk sehingga tidak ada perbedaan rasa maupun kualitas produk dengan kantor pusat.

“Target kami adalah tidak hanya sekedar menjadi oleh-oleh Bandung, tetapi juga menjadi oleh-oleh nasional dan bahkan go internasional,” kata dia.

Saat ini, pengelolaan Amanda Brownies telah beralih ke generasi kedua, yakni Joko Ervianto dan adik-adiknya, Sugeng Cahyono sebagai Direktur Operasional, dan Rizka Kurniawan sebagai Direktur Sumber Daya Manusia.