Entrepreneur zkumparan

Genta Bisnis Digital Kresna

Michael Steven

Michael Steven, Presdir PT Kresna Graha Investama Tbk. (paling kiri)

Senyum mengembang dari wajah Michael Steven, CEO PT Kresna Graha Investama Tbk. (berkode KREN), ketika mengamati papan layar di ruang utama Bursa Efek Indonesia (BEI), yang menampilkan harga saham PT M Cash Integrasi Tbk. (MCAS) meroket 49%, atau menjadi senilai Rp 2.070 tatkala melaksanakan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada 1 November 2017. Bagi Michael, tren positif harga saham M Cash ini merupakan cerminan tingginya apresiasi investor terhadap saham M Cash. Jadi, wajar saja dia bergembira. Sebab, Kresna adalah induk usaha dan pemegang saham pengendali M Cash dengan porsi sebesar 99%. “Listing MCAS ini adalah milestone bersejarah Kresna di bisnis digital,” ujar Michael.

Menanggapi tonggak sejarah baru ini, Michael optimitis kinerja lini bisnis digital Kresna akan kian melambung ke depan. Kontribusi pendapatan anak usaha Kresna di bisnis digital akan ditingkatkan di masa mendatang. “Diharapkan sekitar 50% kontribusinya,” ujarnya. Untuk mencapai pertumbuhan ini, manajemen Kresna menyokongnya dengan menganggarkan dana sekitar US$ 20 juta sebagai modal kerja untuk berinvestasi ke perusahaan rintisan (startup) digital.

Kresna yang mengembangkan portofolio bisnis perusahaan startup digital sejak dua tahun silam sangat getol mengucurkan dana ke perusahaan startup, seiring dengan berubahnya haluan dan diversifikasi bisnis perusahaan sebagai perusahaan investasi dari sebelumnya menggarap bisnis penjamin emisi. Kresna pada Juli 2015 memutuskan bertransformasi sebagai induk usaha yang menggarap bisnis digital, penjamin emisi, manajemen aset, hingga jasa keuangan. Skema bisnisnya ini identik dengan perusahaan investasi semacam Berkshire Hathaway Inc., yang kerapkali mengucurkan investasi ke perusahaan yang bisnisnya prospektif.

Bisnis digital, lanjut Michael, ditangani anak usaha Kresna Graha, PT Kresna Usaha Kreatif (KUK) yang memayungi PT Dini Nusa Kusuma, PT Dua Empat Print, PT Arjuna Indotech Media, dan PT Indo Corpora Investama. KUK yang didirikan pada Agustus 2015 menggaungkan bisnis digital ke berbagai penjuru negeri dan mancanegara. Tengok saja, selain M Cash, sederet perusahaan digital juga tercatat di portofolio Kresna, di antaranya Nurbaya Initiative (perusahaan e-commerce offline to online yang menyasar 2 juta UKM untuk go digital), Padiciti (pemesanan online untuk tiket kereta, pesawat, dan hotel), DominoPOS, Digital Artha Media (provider e-cash dan LinePay –baru-baru ini Kresna menambah kepemilikan sahamnya menjadi 24,8% dari posisi sebelumnya sebesar 23,1%), Tunai Kita, dan KPISoft (aplikasi digital Key Performance Indicator) yang digunakan korporasi besar di Asia maupun Indonesia.

Ambisi Kresna ini diiringi kemitraan dengan perusahaan lain, misalnya di Maret tahun ini meluncurkan OneSmile App di BSD City yang menggaet PT Sinar Mas Land untuk membangun Integrated Smart Digital City. Kresna tak ingin jago kandang. Maka, perusahaan ini pun mengepakkan sayap bisnis digital di luar negeri. Kresna memegang saham 45% di Raffles Global Ventures Pte. Ltd., yang didirikannya pada 2016 di Singapura; kemudian Pacifica Growth Investments Pte. Ltd., Queenstown Growth Investments Pte. Ltd., serta Vickers Venture (5% saham) yang juga berkedudukan di Singapura. Vickers Venture, perusahaan modal ventura, berinvestasi di perusahaan startup yang mengembangkan aplikasi KPISoft.

Perusahaan pengembang aplikasi KPISoft itu disebut-sebut akan melantai di bursa efek Amerika Serikat. Michael hanya tersenyum saat disinggung mengenai listing pengembang KPISoft itu. Dia hanya berujar,”Di semester I tahun depan, kami berencana untuk IPO satu perusahaan digital yang mengembangkan KPI di salah satu bursa efek di New York.”

Michael mengatakan, pihaknya setidaknya ingin melepas saham perusahaan itu sebesar 25% di bursa efek AS. Salah satu perusahaan digital lainnya direncanakan melantai di BEI. “Dua perusahaan digital yang mau IPO ini size bisnisnya lebih besar dari M Cash,” ungkapnya. Adapun M Cash ditargetkan menjadi perusahaan bervaluasi US$ 1 miliar alias perusahaan unicorn dalam 4-5 tahun mendatang.

Ambisi Michael membesarkan M Cash ini bukanlah mimpi di siang bolong. Sebab, dua hari setelah M Cash melantai di pasar saham, Kresna dan M Cash mengumumkan investasinya dengan porsi kepemilikan masing-masing sebesar 14,8% di PT MatchMove Indonesia (MMI), penyedia mobile wallet. MMI merupakan anak usaha MatchMove Pay Pte. Ltd., Singapura. Ini adalah salah satu dari sejumlah aksi nyata manajemen Kresna menggemakan bisnis digital dan meningkatkan kinerja keuangan. Pendapatan Kresna sepanjang semester I/2017 kian melambung lantaran menjaring omset senilai Rp 234,11 miliar, atau naik 75,25% dari Rp 133,58 miliar di periode yang sama tahun lalu. Laba bersihnya naik dua kali lipat lebih, dari Rp 70 miliar menjadi Rp 151 miliar. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved