Entrepreneur

Incar Wanita 25-60 Tahun, Natalie Tjandra Berbisnis Disposable Panties

Incar Wanita 25-60 Tahun, Natalie Tjandra Berbisnis Disposable Panties

Natalie Tjandra, Presiden Direktur PT Portia Utama

Pengalaman adalah guru terbaik. Pepatah ini berlaku mutlak dalam dunia usaha. Pengalaman menjadi konsumen yang kecewa merupakan guru terbaik buat Natalie Tjandra, Presiden Direktur PT Portia Utama, untuk membabat lahan pasar baru, yakni celana dalam sekali pakai (disposable panties) khusus perempuan.

“Produk ini dimulai dari pengalaman saya sebagai konsumen yang tidak nyaman dengan disposable panties berbahan kertas,” ungkap Natalie saat meluncurkan produk tersebut setelah memproduksinya 2 tahun terakhir (5/6). Bahan nilon seperti yang digunakan untuk pantyhose justru memberinya pengalaman yang lebih baik. Dari situlah muncul ide memproduksi panties berbahan nilon.

Menggunakan merek Portia, panties nilon ini diklaim Natalie sebagai jenis satu-satunya di pasar Indonesia. “Produk lain yang sudah ada malah berbahan kertas dan kain, namun bukan nilon,” katanya di hadapan sejumlah wartawan. Portia mengeluarkan 3 model, yakni boxer, brief, dan G string, dalam 3 warna. Produk ini dijual seharga Rp45.000 tiap 3 potong.

Tak heran, permintaan konsumen membludak belakangan ini. Tadinya suplai dari pabrik Portia di Thailand bisa memenuhi permintaan pasar Indonesia sampai sebulan. Sekarang hanya 2 minggu. “Bisa dibilang, ada kenaikan permintaan hampir 50% per tahun,” kata Natalie tanpa menyebutkan angka produksi bulanannya. Ini didukung oleh bertambahnya perempuan kelas menengah yang sadar kesehatan.

Sebelum mendapat tanggapan positif dari pasar, Natalie mengaku bahwa ia melangkah pelan-pelan. “Saya uji pasar dulu. Rupanya respons mereka bagus,” aku perempuan yang berasal dari keluarga pengusaha bahan bangunan itu. Ia pun percaya diri menyasar konsumen perempuan berusia 25-60 tahun, mulai dari lajang sampai ibu hamil.

Produk celana dalam sekali pakai Portia

Meski Portia adalah merek Indonesia, bahan dan proses pembuatannya dilakukan di Thailand. Pemasarannya masih terpusat di department store dan convenience store macam Glow Living Beauty, Guardian, dan Sogo Foodhall.

Fokus Portia memang memproduksi barang-barang kebutuhan khusus perempuan, di antaranya stocking dan pantyhose. Selain itu, Portia juga memasarkan aksesoris perempuan seperti tas tangan, nail patch, dan candle art aroma therapy. Tetap saja, panties-lah yang paling laris di antara semuanya.

Bagaimanapun inovasi Portia hari ini, pesaing yang jeli akan cepat datang. Apa langkah antisipasi yang sudah disiapkan? Natalie berjanji akan menggunakan teknologi yang lebih baru, bahan lebih bagus, dan kemasan yang lebih menarik.

Ia pun berpandangan cerah ke depan. “Rencana, produksi di Indonesia dilakukan 1-2 tahun ke depan,” bebernya. Portia siap membidik kota-kota besar Indonesia macam Surabaya, Medan, dan pulau Kalimantan. Mitra ritel akan diperbanyak di luar Jakarta. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved