Entrepreneur

Jerry Aurum: Paling Sulit Belajar Visibility

Jerry Aurum / kapanlagi.com

Jerry Aurum / kapanlagi.com

Dalam menjalankan bisnis fotografinya saat ini, pada dasarnya Jerry Aurum hanya memikirkan mengenai suatu konsep bisnis yang memang sudah menjadi hobi nya sehari-hari. Jadi, awal mulanya Jerry berfikir mengenai hobi fotografinya apakah nantinya mampu dijadikan suatu pekerjaan yang mampu menghasilkan uang atau tidak. Karena, saat itu Jerry memiliki sebuah pandangan, alangkah baiknya apabila hobi ini mampu menghasilkan uang. “Jadi, saya waktu itu benar-benar memikirkan konsep tersebut apakah memungkinkan untuk dapat dijadikan pekerjaan yang menghasilkan,” jelas Jerry.

Sebenarnya, dari awal Jerry melakukan hobi fotografi ini, dirinya belum memikirkan bahwa hobinya ini akan dijadikan sebuah model bisnis. Apalagi hobi fotografinya ini dia lakukan sudah sejak lama. Jerry berkenalan dengan dunia fotografi sudah sejak masih di sekolah dasar. Saat SMA, dirinya baru serius belajar fotografi. “Itu pun sebenarnya Saya hanya menikmati motrat-motret nya aja. Apa dan bagaimananya belum terlalu dipikirkan,” tambahnya.

Jerry sedikit berbagi pengalamannya mengenai hobinya ini yang kemudian menjadi suatu bisnis yang sistematis. Dirinya mengatakan, untuk menjadikan suatu hobi menjadi suatu bisnis, tentu banyak yang harus dilakukan terlebih dahulu. Untuk tahap awalnya, Jerry menyebut bagaimana visibility dari hobi ini untuk dijadikan bisnis. Bagaimana kemungkinan hobi ini menjadi suatu bisnis yang prospektif.

Apabila memang sudah ada keyakinan untuk menjalankan hobi ini menjadi sebuah bisnis, sebaiknya harus ditelaah terlebih dahulu mengenai kondisi orang ini sendiri. Karena, Jerry mengatakan, hobi yang dijalankannya ini memiliki banyak sub profesinya.

Setelah mengetahui kemampuannya tersebut, Jerry mengatakan, bahwa dirinya harus melihat apakah kemampuannya tersebut memiliki competitiveness atau tidak untuk sebuah profesi, bukan lagi sebagai sebuah hobi. Dalam arti ada atau tidak demand nya, atau justru harus membuat demand sendiri, ujar nya. Jadi perlu dipelajari secara baik mengenai competitiveness tersebut. Sehingga, diharapkan, dari hal tersebut akan keluar sebuah model bisnis secara sederhananya.

“Kalau dalam kasus saya dulu, model bisnis tersebut akan keluar dengan sendirinya. Sehingga saya akan tahu sebaiknya menjadi apa. Apakah fotografer profesional, buka studio foto untuk umum, atau menjual stock foto? Semua hal tersebut tentunya harus di sesuaikan dengan kemampuan ,” papar Jerry.

Jerry juga menambahkan, bahwa harus ada perimbangan antara model bisnis mana yang akan paling berhasil dan mana yang di sukai. Kedua hal tersebut menurut Jerry harus sejalan. Karena akan menjadi salah besar apabila hobi yang dijadikan sebuah profesi menjadi sesuatu yang tidak disukai, karena satu dan lain hal. Jangan sampai pada nantinya, kesenangan yang ditemukan pada saat masih menjadi hobi, seketika kesenangan tersebut hilang karena adanya tekanan-tekanan pekerjaan. Pada akhirnya, orang tersebut akan lebih banyak berkutat dengan hal-hal yang kurang di senangi, sehingga nantinya tidak lagi bisa dianggap juga sebagai hobi.

Menurut Jerry, hal-hal seperti itu yang pada akhirnya banyak menyebabkan fotografer menyerah. Pada awalnya para fotografer tersebut masih merasa senang dengan membawa hobi fotografinya menjadi sebuah profesi. Namun, karena tidak menemukan kesenangan pada tahun-tahun berikutnya, akhirnya banyak dari fotografer tersebut yang memutuskan untuk tetap menjalankan dunia fotografi sebagai hobi saja, bukan sebagai sebuah model bisnis.

Hal tersebut biasanya terjadi dikarenakan mereka sejak awal tidak mempelajari secara baik mengenai competitiveness nya. Sehingga mereka tidak memiliki bayangan mengenai usaha mereka di kemudian hari yang akan menemui banyak kondisi yang jauh berbeda.

Setelah proses mempelajari visibility, yang dilakukan Jerry adalah bagaimana menjaga passion nya dalam dunia ini. Karena menurut Jerry, tidak mudah dalam menjaga passion atau semangat disaat kondisi tersebut berubah, dari sekedar hobi menjadi sebuah profesi yang sistematis. “Api semangat” sangat penting dijaga agar tidak redup. Agar dalam menjalankan profesi ini, Jerry bisa terus memberikan karya terbaiknya sama seperti ketika dirinya melakukan pemotretan untuk membayar kepuasan hobinya.

“Biasanya, passion ini akan terkikis seiring rutinitas. Jika melakukannya hanya berdasarkan hobi, kita akan melakukan apabila kita ingin melakukannya saja. Sedangkan, ketika sudah menjadi profesi, jadwal dan kegiatan akan mewajibkan kita untuk melakukannya meski disaat kita tidak suka. Dan hal tersebut bukan hal yang sederhana,” sebut Jerry.

Setelah memiliki visibility yang baik, serta menjaga passion sebaik-baiknya, hal yang Jerry lakukan adalah mengembangkan inovasi. Jerry menekankan pada dirinya sendirinya bahwa inovasi di sini jangan sampai berhenti pada saat hobi ini berubah menjadi profesi. Karena, Jerry menambahkan, kecenderungan yang terjadi adalah, keinginan seseorang untuk berinovasi lebih tinggi ketika kegiatan ini masih menjadi hobi. Di saat masih menjadi hobi, orang akan lebih cenderung terus melakukan mencari hal baru, improvisasi dan juga eksplorasi dalam banyak hal.

Biasanya, ketika kegiatan ini berubah menjadi sebuah profesi, orang akan tenggelam dalam kompleksitas bisnisnya. Sehingga, proses dalam berinovasi akan menjadi terhambat. Disitulah pentingnya memiliki visibility yang baik serta menjaga sebuah passion agar selalu ada dalam menjalankan profesi yang berawal dari hobi.

Tentu, untuk menjalankan itu semua, banyak hal yang harus dimiliki oleh Jerry. Dirinya menyebutkan setidaknya ada empat poin yang harus ia miliki dan ia jalankan dalam menjalankan bsinis ini. “Pertama, Saya tentunya harus punya kecintaan yang besar pada hobi ini, kemudian harus “melek” informasi, pengembangan networking yang tepat, dan harus haus prestasi,” jelas Jerry.

Jerry menceritakan, selama dirinya menjalankan profesi ini, fase yang paling sulit dilalui adalah ketika dirinya harus mempelajari visibility itu dengan baik. Di fase ini, merupakan masa-masa yang cukup lama harus dilalui. Disini Jerry harus banyak belajar, melakukan trial and error , dan sebagainya. Perlu menjaga kesabaran dan semangat dalam melewati fase ini, tambah Jerry. (Radito Wicaksono/EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved