Entrepreneur

Mantan Kurir Menjadi Pengusaha Konsultan

Mantan Kurir Menjadi Pengusaha Konsultan

Perjalanan Awan Setiawan cukup berliku sebelum mendirikan MSI Consultant, perusahaan biro jasa dan konsultan bagi perusahaan lokal dan multinasional. Dia mendirikan MSI Consultant pada 2006. Modalnya disisihkan dari tabungan yang dikumpulkannya dari penghasilannya sebagai kurir dan mengelola pemasaran perusahaan yang bergerak di bidang biro jasa.

Sebelum banting stir menjadi wirausaha, Awan pernah mencicipi berbagai profesi, diantaranya montir bengkel sepeda motor, supir angkutan umum, kurir hingga tenaga pemasaran biro jasa. “Saya pernah menjadi kurir, montir dan bisnis jual beli sepeda motor dan mobil bekas,” ucap Awan saat dijumpai di kantor MSI Consultant di kawasan Ulujami, Pesanggarahan, Jakarta Selatan.

Dia menyebutkan dirinya menjadi montir bengkel sepeda motor ketika masih bersekolah di SMA Pelita, Bangun Rejo, Lampung Tengah. Selepas lulus SMA, Awan pada 1999 menuju Bandung, Jawa Barat, untuk mengambil kursus komputer di Leptika Tribina Bandung. Dia menggolontorkan dana sebesar Rp 6 juta untuk mendaftar di Leptika itu. “Di Bandung, saya tinggal di rumah paman, kalau di Lampung saya tinggal di rumah kakek,” kenang pria kelahiran kelahiran Bandung 17 Maret 1981 ini.

Jadwal kursusnya itu pada jam 2-5 sore. Nah, Awan memanfaatkan waktu luangnya untuk menjadi montir bengkel sepeda motor yang lokasinya tidak jauh dari rumah pamannya. Setiap pagi, Awan sudah nongkrong di bengkel tersebut. Awan mengotak-atik mesin sepeda motor dan kian hari dipercaya pemilik bengkel untuk memperbaiki mesin sepeda motor. Agar koceknya bertambah tebal, Awal memanfaatkan waktu luangnya dengan berbagai kegiatan produktif. Contohnya, kata Awan, dia menjadi tukang ojek. Pelanggannya adalah karyawan pabrik sepatu.

msi

Sebelum berangkat ke bengkel, Awan terlebih dahulu mengantar pelangganya itu ke pabrik sepatu. Di sore hari, dia menjemput pelangganya di pabrik untuk mengantar pulang. “Tarifnya Rp 500 per orang,” imbuhnya. Dengan demikian, Awan mengantongi Rp 1.000 rupiah per harinya untuk antar-jemput. Pelanggan jasa ojeknya bertambah 10 orang. Walhasil, Awan mendulang penghasilan yang cukup lumayan, yakni sebesar Rp 250 ribu untuk mengantar-jemput 10 orang selama 25 hari kerja.

Di tahun 2000, Awan beralih profesi sebagai supir angkutan umum. Di pagi-pagi buta, yakni jam 2 dini hari, Awan mengantar ibu-ibu ke pasar. Setiap harinya dia memperoleh Rp 60 ribu. Penghasilannya ini disisihkan untuk membayar biaya kursus komputer. Singkat cerita, Awan menyelesaikan kursusnya itu. Lantas, dia mencoba peruntungannya di Jakarta setelah lulus kursus. Di Jakarta, Awan memasok VCD dan CD dari Pasar Glodok yang dijual kembali untuk para pedagang di Mal Grage, Cirebon, Jawa Barat. Tak lama kemudian, Awan melamar kerja di PT Pancaran Sinar Abadi (PSA), perusahaan biro jasa yang berkantor di Tebet, Jakarta Selatan.

PSA menggarap berbagai lahan bisnis, semisal konsultan pajak, dokumen, manajemen bisnis hingga konsultan investasi “Saya menjadi kurir untuk mengantar surat-surat klien ke kantor imigrasi, mengurus BPKB kendaraan bermotor ke kepolisian, surat izin ke Kementerian Tenaga Kerja dan lain-lain,” katanya. Gajinya sekitar Rp 360 ribu/bulan. Dia menjadi kurir di PSA sejak Februari 2000 hingga Maret 2001.

Setahun kemudian, Awan mengundurkan diri dari PSA. Dia pada 2001 mendirikan usaha biro jasa bersama kerabatnya yang bernama PT Djayanti Setia Abadi (DSA). Jabatan Awan semakin mentereng, yaitu sebagai Direktur Pemasaran DSA. Tugas Awan adalah mencari klien. Maka, Awan berjibaku mencari klien. Dia menyambangi gerai penjualan mobil dan sepeda motor bekas. Sebanyak 10 showroom mobil dan 14 gerai penjualan sepeda motor bekas berhasil digaetnya. “Saya membangun networking dan menyediakan jasa pembuatan BPKP dan STNK. Kami hanya mengutip margin fee sekitar Rp 5 ribu untuk setiap unit kendaraan yang diurus surat-suratnya,” ungkap Awan. Klien-kliennya itu adalah dealer penjualan mobil Toyota, Hyundai, dan Nissan.Sambil bekerja, Awan melanjutkan kuliah Fakultas Hukum, Universitas Tritunggal, Surabaya di tahun 2004. Awan kuliah di kampus itu setiap hari Sabtu. “Saya lulus tahun 2009,” tandasnya.

Menjadi Pengusaha

Selama menangani DSA, Awan semakin banyak menjaring klien. Setiap hari, Awan menangani sekitar 500 klien. Itu diraihnya hanya dalam tempo enam bulan. Kiprah Awan di DSA berakhir di tahun 2002. Dia kembali bekerja ke PSA sejak Mei 2002. Performa kinerjanya menanjak sehingga Awan diangkat menjadi staf kendati hanya berijazah SMA. Gajinya melonjak sebesar Rp 700 ribu tiap bulannya. “Saya diangkat sebagai staf di PSA pada Mei 2002. Lumayan gaji saya digunakan untuk mencicil kontrakan rumah di Pamulang,” terangnya. Pada 2004, Awan lagi-lagi mengundurkan diri dari PSA dan bekerja PT Gardena Mega Indah hingga tahun 2006.

Di tahun ini, Awan mendirikan perusahaan yang dimpikan sejak menjadi kurir di PSA. “Saya ingin mendirikan usaha sendiri,” katanya. Awan semakin percaya lantaran memiliki pengalaman dan relasi yang cukup solid untuk menggarap bisnis biro jasa dan konsulta bisnis serta investasi. Tabungannya pun dikuras. Dia pada Mei 2006 mendirikan PT Multi Service Indonesia (MSI Consultant). Jasa yang ditawarkannya bermacam-macam, yakni konsultan SDM dan pajak, investasi, layanan Kartu Izin Tinggal Sementara untuk para ekspatriat, Izin Mendirikan Bangunan, STNK, serta jasa mengurusi dokumen legal lainnya. “Kantor MSI Consultant di rumah saya di Pamulang,” ucapnya. Dia mendapatkan klien sekitar 20-an perusahaan atau individu. Omzetnya mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Setahun kemudian, kantor MSI Consultant bergeser ke kawasan Ciledug, Jakarta Selatan. Ketika itu, jumlah karyawan bertambah menjadi 7 orang dari sebelumnya 4 karyawan. Saat ini, pegawainya sebanyak 12 orang.

Awan menawarkan jasanya dari mulut ke mulut. Reputasi MSI Consultant sangat harum dikalangan perusahaan lokal dan multinasional. Tak heran, MSI Consultant senantiasa direkomendasikan untuk menangangi urusan dokumen dan legal. “Bisnis ini adalah menjual trust. Saya seringkali mendapat rekomendasi dari klien,” tuturnya.

Jumlah klien yang berhasil disabetnya sekitar 40 perusahaan, diantaranya PT Toyota Tsusho M&E Service Indonesia, PT Nissan Motor Indonesia, PT Nissan Motor Distributor Indonesia. Di Jakarta dan Purwakarta, PT A&P Industries Indonesia, PT TATA Consultancy Service, PT GLC Consulting, dan PT Nikawa Textile. Pendapatan perusahaan pun meroket. “Pertumbuhan antara tahun 2006 sampai tahun lalu sekitar 300%,” ujar ayah dari empat anak ini.

Seiring perjalanan bisnis MSI Consultant, Awan di tahun 2007 mendirikan PT Bumi Niaga Kencana, yang menggarap bisnis pakaian dan perdagangan ekspor-impor, serta PT Shandrio Putra Indonesia, perusahaan manufaktur komponen otomotif. “Ke depannya saya akan mendirikan perusahaan properti,” tambah anggota Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI Polri ini. Awan sudah memiliki modal untuk melanggengkan rencana itu. Dia memiliki lahan dan sejumlah rumah kontrakan di kawasan Serpong, Banten. Sejauh ini, kontribusi omzet yang paling tinggi dikontribusikan oleh MSI Consultant. Awan mengatakan dia melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan kantor cabang MSI Consultant di kawasan Jababeka, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Adapun kantor pusatnya di daerah Ulujami, Jakarta Selatan. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved