Entrepreneur

Ngepel Dulu, Baru Jadi Bos Sevel

Oleh Admin
Ngepel Dulu, Baru Jadi Bos Sevel

Siapa bilang jadi bos itu gampang? Untuk jadi bos Sevel alias 7-Eleven, Henri Honoris harus mengepel, bahkan membersihkan WC di salah satu toko Sevel di Amerika. Bukan itu saja, ia harus bisa meracik hotdog dan sandwich serta mengikuti truk supplier pengantar barang ke toko tengah malam demi merasakan bagaimana melayani konsumen secara langsung. Semua itu dilakukannya demi memboyong lisensi waralaba Sevel ke Indonesia.

Henri Honoris, Presiden Direktur PT Modern Putra Indonesia

Bagi Presdir PT Modern Putra Indonesia, mengantongi lisensi Sevel bukan perkara gampang. Pendekatan intensif dilakukannya sejak tahun 2006 ketika nama Indonesia belum banyak diperhatikan seperti sekarang. Padahal di saat yang sama Henri melihat peluang besar mengembangkan bisnis tersebut di Tanah Air.

“Selama dua tahun saya ditolak, kirim email, surat, semua dicuekin sama Amerika,” tutur Henri dalam Penganugerahan Net Promotion Sales yang diselenggarakan SWA dan Hachiko.

Setelah dua tahun pendekatan tanpa patah arang, akhirnya Henri dipanggil ke Amerika, negara tempat Sevel berasal. Di sana ia mempresentasikan kesiapannya membuka Sevel di Indonesia. Namun ternyata perjuangan Henri masih panjang. Setelah kembalinya ke Indonesia, ia tak kunjung mendapat jawaban.

Enam bulan menanti, Henri mulai gemas. Ia kembali menghubungi markas Sevel mengejar kepastian. Barulah kemudian Sevel mengirim surat akan datang ke Indonesia untuk survei. Mereka sekaligus menantang Henri mengikuti proses interview dan pelatihan di Amerika.

Dalam pelatihan tersebut, Henri dan ayahnya, Sungkono Honoris belajar banyak tentang bagaimana melayani konsumen mendengarkan mereka. Tak heran bila kemudian ‘mendengarkan’ jadi strategi Sevel menancapkan bendera dan bertahan di Indonesia sejak akhir tahun 2009. Pelajaran tersebut semakin merasuk tatkala mereka melebur menjadi kru Sevel. Keluarga pemegang lisensi Fuji Film tersebut mau tak mau merasakan membersihkan WC di toko sampai membuat sandwich untuk konsumen. “Awalnya ya sandwich saya berantakan sekali. Tapi ya karena praktek terus, lama-lama baru rapi,” kenang Henri.

Saat ini 98 outlet Sevel tersebar di Jakarta. Tokonya dikenal sebagai convenience store yang tidak biasa lantaran pelayanan ala warung kopi dengan akses internet gratis yang diberikan. Dengan kenyamanan dan harga yang cukup terjangkau, tak mengherankan bila kaum remaja yang dibidik Sevel pun tak pernah absen kongkow di toko waralaba tersebut. Melanjutkan suksesnya Sevel di Jakarta, Henri mengaku akan melakukan ekspansi ke kota-kota lain di Indonesia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved