Profil Profesional

Ambisi Mantan Bankir Jadi Pastry Chef Profesional

Ambisi Mantan Bankir Jadi Pastry Chef Profesional

Perempuan paruh baya itu memasuki ruang kelas di kampus Le Cordon Bleu, Sydney, Australia pada Maret 2016. Dina Sutadi, perempuan tersebut, memandang setiap sudut ruang kelas yang dipenuhi mahasiswa. Mereka, yang rata-rata berusia muda, terheran-heran menyaksikan Dina berada di ruang kelas itu. Beberapa mahasiswa melontarkan pertanyaan kepadanya dan mengiranya sebagai ibu salah satu mahasiswa di kelas itu. “Mereka sangat terkejut setelah saya mengatakan, “Saya adalah mahasiswa di kelas ini,’” Dina mengisahkan pengalamannya yang mengundang tawa ini.

Teman-teman kuliah Dina itu memang umurnya sebaya dengan kedua anaknya. Perasaan aneh juga sempat menghampirinya ketika berkuliah di kampus itu. “Saya belajar lagi saat sudah berumur 50-an tahun. Rasanya berat karena setiap hari berkompetisi dengan mahasiswa dari generasi milenial,” ungkap Dina yang berkuliah di bidang pastry (membuat aneka kue, roti dan kudapan). Walau umurnya tidak muda lagi, ia memiliki semangat juang tinggi untuk memperoleh nilai terbaik serta merampungkan kuliah. Setiap tugas yang diberikan dosen dikerjakannya dengan apik walau menyedot stamina dan psikisnya.

Suatu kali, Dina dikritik sang dosen di hadapan para mahasiswa. Ia sempat tersinggung. Namun, hal itu diterimanya dengan ikhlas lantaran pengalaman itu merupakan bagian dari proses pendidikan. Ia memfokuskan energinya untuk menggali ilmu kuliner sebanyak-banyaknya dan menjaga kebugaran fisiknya. “Menjadi chef itu membutuhkan stamina tinggi karena harus berdiri sepanjang hari ketika memasak,” tutur perempuan kelahiran Jakarta, 4 November 1964, itu.

Rasa lelah seusai kuliah kerapkali mendera tubuh Dina. Maklum, ia harus datang ke kelas pada pukul 7 pagi. Kemudian, melahap berbagai teori memasak, mengolah bermacam bahan (tepung, adonan, cokelat, gula, atau mentega untuk diolah menjadi kue), mempelajari teori kepemimpinan dan teknik menjaga kebersihan yang materinya disampaikan selama tiga jam.

Setelah itu, Dina rehat sejenak. Begitu sesi istirahat usai, ia kembali ke kelas untuk mempelajari serta mengamati dosen melakukan demonstrasi membuat kue. Kelas itu berdurasi dua jam. Setelah diselingi sesi istirahat, ia dan teman-teman kampusnya diwajibkan mengolah kue seperti yang diperagakan dosennya itu. Mereka diberi waktu empat jam di sesi ini. Hampir setiap hari, rutinitas Dina di Le Cordon Bleu ini seperti itu. Kampus ini merupakan institut pendidikan kuliner dan perhotelan yang prestisius. Kantor pusatnya di Paris, Prancis, dan memiliki jaringan kampus di sejumlah negara di lima benua.

Dina Sutadi

Dina Sutadi

Sebelum menyelesaikan pendidikannya itu, Dina diwajibkan magang sebagai pastry chef di hotel, restoran, atau kedai kopi. Ia memilih pulang kampung ke Indonesia. Lalu, ia mengirim surat lamaran kerja yang dilayangkan ke sejumlah hotel di Bali. Ia diterima kerja sebagai pastry chef di Bulgari Hotel and Resort di Uluwatu, Bali. Hotel premium ini mengutamakan keterampilan dibandingkan usia atau gender si pelamar kerja.

Setelah melewati proses seleksi, Dina diterima di hotel ini. “Walau saya pernah sebagai vice president di bank, saya tetap menjalani karier dari jenjang terbawah karena tujuan saya adalah menggali ilmu,” tuturnya. Jabatan yang ia maksud itu adalah posisi terakhirnya sebagai Vice President Corporate Communication Head di PT Bank CIMB Niaga Tbk. Sebelumnya, Dina sempat bekerja di ABN-Amro Bank (1988-93) dan Bank Credit Lyonnois, Jakarta. Latar belakang pendidikannya adalah sarjana ekonomi dari University of Georgia, Atlanta, AS.

Wanita yang gemar menyelam ini adalah bankir senior dan berkarier di Bank CIMB Niaga sejak 1997. Dina pensiun dini dari Bank CIMB Niaga di 2015. Uang pensiun yang diperolehnya digunakan untuk membiayai kuliah di Le Cordon Bleu. Membuat kue adalah hobi yang ditekuninya selama berkarier di bank. Pada akhir pekan, ia memproduksi aneka kue berdasarkan pemesanan yang diterimanya dari para kolega.

”Saya tidak mendadak menjadi pastry chef, selama ini saya memang suka memasak kue dan ketika masih jadi bankir saya menerima pesanan cake di akhir pekan. Saya ingin mendalami pastry chef dengan serius,” tutur Dina yang berkarier selama 27 tahun di industri perbankan. Ia bercita-cita mendirikan sekolah pastry. “Itu obsesi saya, makanya saya harus sekolah yang serius dan punya pendidikan formal di bidang pastry,” ia menegaskan.(Riset: Sarah Ratna Herni)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved