Profil Profesional

Apa Kabar Sandi Uno?

Apa Kabar Sandi Uno?

Pilpres telah usai. Lantas, apa yang akan dilakukan lelaki ini? Balik ke posisi Wakil Gubernur Jakarta? Begitulah pertanyaan yang bergemuruh di benak banyak orang Indonesia atas diri Sandiaga Uno.

“Tidak pernah dalam pikiran saya, ketika mengambil sebuah keputusan itu adalah coba-coba. Saya selalu memutuskan untuk melakukannya dengan totalitas,” kata Sandi saat ditemui di Gedung Recapital Jakarta. Hidup, dia melanjutkan, adalah one way ticket, bukan around trip. Maka, sewaktu memutuskan mendampingi Prabowo, dia pun mundur sepenuhnya dari posisi orang nomor dua di Jakarta. Dan kini, sama sekali tak ingin kembali ke kursi itu.

Usai putusan Mahkamah Konstitusi tentang hasil Pilpres, dia memang memutuskan ingin istirahat. “Saya sampaikan ke Pak Prabowo, untuk bisa take a break. Karena, saya lelah sekali,” ujarnya. Maklum, belum pernah ada politisi menyambangi lokasi kampanye sampai 1.567 titik di seluruh Indonesia.

Kini, Sandi mengungkap, akan fokus membantu wirausaha kecil dan menengah agar lebih berkembang. Ada dua program yang dipacunya. Pertama, Rumah Siap Kerja. Sudah berbentuk PT, Rumah Siap Kerja merupakan hub yang menghubungkan pencari kerja dan penyedia lapangan kerja. Juga, menjadi online dan offline training platform, HR hub, serta co-working space. Sekarang sudah terselenggara lebih dari 270 pelatihan dan 500 event.

Kedua, program Oke Oce. “Banyak provinsi (minta) untuk bisa dihadirkan Oke Oce. Ada kehausan para wirausaha untuk bisa naik kelas. Saya sibuk membawa program ini go national,” katanya. “Saya ingin mewujudkan janji Oke Oce dan Rumah Siap Kerja. Memberikan pandangan baru bahwa seorang politisi yang diyakini setelah berjanji tidak akan ditepati, ini akan saya dobrak. Saya ingin menyampaikan, dengan segala keterbatasan, saya ingin mewujudkan janji-janji walau tidak terpilih,” Sandi menegaskan. Dia sendiri berharap program ini bisa beradaptasi dengan program pemerintah. Kalau tidak bisa, dia akan mengusahakannya melalui simpul-simpul komunitas, seperti komunitas Tangan di Atas, kewirausahaan pemuda, dan komunitas usaha emak-emak.

Sandi mengklaim saat ini 95% waktunya lebih banyak digunakannya untuk bisnis ketimbang politik. Terutama, terkait dua program di atas. Kendati ada yang berusaha menariknya, dia mengaku belum ada keinginan kembali ke kolam politik dalam waktu dekat. Setiap pagi selepas shalat Shubuh, dia langsung berolahraga 2-2,5 jam (renang, lari, atau bersepeda). “Bahkan, pada Juli lalu saya bisa ikut triatlon di Belitung dengan catatan waktu bagus dan dipanggil ke podium, hahaha… Tidak menyangka sekali mendapat piala untuk kategori 50 tahun ke atas,” katanya.

Agenda hari itu cukup padat. Setelah sarapan, dia menerima orang-orang yang ingin mendapat mentoring bisnis. Lalu, menerima tim Oke Oce dan Rumah Siap kerja. Setelah makan siang, dia menemui relawan yang terkait ekonomi rakyat, sampai sore biasanya. “Bahkan, saya menerima lho yang mau endorsement, tanpa bayaran, untuk UKM yang ingin produknya dipasarkan,” katanya. Sore itu, setelah bertemu SWA, dia akan menemui pelaku UKM muda, yang membuat produk makanan khas Jepang, sushi dan sashimi, dengan inovasi bubble, untuk dibuat video endorsement-nya.

“Ada testimoni, beberapa produk yang (saya) endorse, penjualannya naik. Saya senang. Seperti sepatu kulit yang saya pakai ini juga meningkat. Mereknya keren: Karl Sangkoni, buatan Surabaya. Singkatan dari Karya Anak Lamongan. (Adapun) Sangkoni pelesetan dari nama pembuatnya, Sungkono,” ungkapnya. Banyak temannya yang mengira sepatunya buatan luar negeri. Dia juga mengaku menggunakan sepatu 910 (Nineten) untuk berolahraga, yang merupakan produk lokal. “Saya pokoknya mendukung produk-produk lokal,” katanya tandas.

Lantas, bagaimana dengan bisnis lamanya?

Bicara tentang kepemilikan sahamnya di Saratoga dan pengelolaan Recapital, Sandi mengatakan saat ini dua perusahaan tersebut sudah diserahkan ke profesional. Dalam Pilpres 2019, dia menjual saham miliknya di PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. sebanyak 167,75 juta lembar senilai Rp 663 miliar. Menilik data Bursa Efek Indonesia, dia melakukan penjualan sejak Oktober 2018 hingga April 2019 sehingga porsi kepemilikannya di Saratoga berkurang dari 27,79% menjadi 21,16%.

“Saya sama sekali tidak terlibat di dua bisnis itu sekarang. Masih disediakan office di keduanya. Saya sampaikan, ‘Don’t worry. I don’t wanna go back today to management business. Sebagai shareholder saja. Saya memperhatikan. Mereka sudah bisa jalan sendiri. Meski begitu, kalau ada yang datang ke saya, saya akan sampaikan ke mereka, lalu mereka lanjutkan. Saya lebih passionate di pengembangan pengusaha muda dan emak-emak yang ingin berbisnis,” katanya menerangkan. Adakah rencana untuk buy back saham yang sudah terjual?

“Itu kan punya Allah, sudah saya jual, diperlukan untuk biaya kampanye. Rasanya saya lebih berguna. Kalaupun ada kelebihan dana, dimanfaatkan untuk sesuatu yang berdampak sosial,” katanya tegas.

Menjelang penyusunan kabinet baru, muncul suara-suara tentang adanya tawaran ke Sandi sebagai menteri. Terhadap suara semacam itu, dia menepisnya. Dia mengaku ingin terus berkontribusi kepada negara ini tanpa harus berada dalam lingkaran pemerintahan.

“Masih banyak orang pintar yang juga teman-teman saya bisa berkontribusi. Saya memutuskan di luar pemerintahan, sebagai mitra yang bersahabat dan konstruktif. Sampai sekarang belum pernah ada tawaran juga ke saya. Saya menghargai, mengikuti adab dan etika. Orang yang belum mendapatkan amanah di Pilpres kemarin, ya etikanya ada di luar pemerintahan,” katanya. (*)

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved