Profil Profesional zkumparan

Irene Gracesiana, Employee Development & Engagement Manager PT Nutrifood Indonesia; “Milenial Memiliki Sense of Purpose, Love dan Passion”

Irene Gracesiana, Employee Development & Engagement Manager PT Nutrifood (kanan depan)

Dalam beberapa tahun belakangan ini, perlahan tapi pasti karyawan yang tergolong generasi milenial mulai membanjiri dunia kerja. Jumlah populasi mereka semakin bertambah banyak dan menggeser Generasi X dan Baby Boomers. Jika mengacu pada prediksi Badan Pusat statistik (BPS), fakta tersebut memang tidak terlalu mengagetkan. Pasalnya, meskipun puncak bonus demografi akan terjadi tahun 2030, namun gejala pertumbuhan milenial sudah mulai tampak dari sekarang. Diperkirakan, jumlah penduduk Indonesia masuk kategori milenial di tahun 2020 nanti lebih banyak dari Generasi X (20%) dan Baby Boomers (13%). BahkanDelloit memprediksi sampai 2030, jumlah karyawan milenial akan mencapai angka 75% dari total populasi tenaga kerja.

Sebagai bagian dari generasi milenial, Irene Gracesiana, Employee Development & Engagement Manager PT Nutrifood Indonesia mengatakan bahwa keberhasilan para milenial ini tergantung pada para leader yang mempunyai peran yang sangat penting dalam organisasi. “Saya beruntung sekali bisa langsung berada dibawah Bapak Januar Darmawan, Co-Founder Nutrifood. Baik Bapak Mardi Wu (CEO Nutrifood) atau Bapak Januar, memberi kesempatan seluas-luasnya kepada saya untuk berkembang,” ungkapnya bangga.

Menurut Irene, Nutrifood, sejak awal memang memposisikan sebagai learning organization yang menitikberatkan pada semangat belajar dan mencoba hal-hal baru sesuai dengan aspirasi milenial. Sehingga, pernah suatu ketika, ketika ia baru masuk, sudah ‘dibiarkan’ lepas melakukan pekerjaan interview dalam proses rekrutmen. “Sampai saya tanya, ‘Bapak percaya sama anak baru, padahal saya bisa saja melakukan kesalahan,” Cerita Irene mengenang. Lalu pimpinannya dengan tenangnya menjawab, “Apakah kamu ingin membuat Nutrifood bangkrut? Kalau misalkan tidak, kenapa saya tidak bisa percaya bahwa kamu akan bisa melakukan yang terbaik untuk Nutrifood?”.

Hal-hal seperti itu membuat Irene merasa nyaman. Walaupun sudah 17 tahun bergabung dengan Nutrifood, Irene merasakan dinamika dan suasana kerja yang inovatif dan menyenangkan. Nutrifood menghargai keunikan tiap individu, menghargai tiap pribadi untuk bisa menjadi dirinya sendiri, sehingga bisa lepas-bebas berkarya secara inovatif dan produktif.

Bagaimana tidak? Di dalam organisasi Nutrifood saat ini, 75% yang isinya adalah milenial dan post milenial. Dengan demikian, bagi Nutrifood, people adalah aset terbesar sekaligus menjadi tantangan terbesar pula. “Kami memiliki interconnected leadership development program, karena setiap aspek, program, dan inisiatif di dalam program kami tidak mungkin bisa berdiri sendiri,” tandas alumni dari Fakultas Psikologi UI ini. “Aspek paling inti adalah kami melakukan pendekatan kepada setiap karyawan, baik mencakup Head-Hand-Heart,” lanjutnya.

Menurut Irene, people adalah satu kesatuan, tidak bisa terpisah-pisahkan. Dengan pendekatan Head dan Hand, perusahaan bisa mendapatkan apa saja mengenai technical development hingga soft, business & leadership development. Sedangkan melalui pendekatan Heart, perusahaan bisa memastikan bahwa Nutrifood merupakan purposeful place to work. “Kami selalu berusaha memetakan bahwa setiap leader yang baru masuk itu harus mendapatkan program yang kami rancang, salah satunya adalah basic leadership development, intermediate leadership, hingga advance leadership,” urainya panjang lebar.

Untuk itu, Nutrifood memiliki formal program dan program pendukungnya. Program formal seperti: individual development plan, specific technical competency, annual strategic direction, dan department. Adapun informal program, seperti coaching – counseling, mentoring, targeted project dan assignment, learning forum, reading activities, dan partnership. “Karena generasi milenial itu paling banyak di Nutrifood, maka kami menganggap mereka sebagai anak dengan memberikan sense of purpose, love dan passion,” solusi yang dijalankan Irene. Ia yakin, dengan cara-cara ini dapat membuat leader menjadi berkembang.

Adapun program yang masih belum ada di tempat lain adalah Exchange Leadership Program; yaitu menyertakan para leader senior dalam business course yang dislenggarakan secara internal, lalu kemudian ditutup dengan agenda magang di perusahaan lain selama 1 hingga 3 bulan. Magang tersebut dilakukan di beberapa industri seperti di perusahaan media TV, NGO, hingga vendor supplier agar mereka bisa belajar smart manufacturing. “Hal ini bertujuan untuk membangun kapabilitas organisasi Nutrifood yang dibutuhkan sekarang dan masa depan,” ujar Irene..

Hasilnya? “100% top leader di Nutrifood itu di grooming secara internal,” Irene gembira. Menurut survey yang dialkukannya, karyawan engage dengan Nutrifood itu melalui kecocokan hati atau emosional dengan perusahaan. Mereka mengaku sebenarnya banyak ditawari benefit yang lebih besar dan posisi yang lebih tinggi di perusahaan lain, namun mereka menolak dan memilih untuk tidak pergi dari Nutrifood.

Dyah Hasto Palupi/Chandra Maulana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved