Profile Personal Finance

Rima Suhaimi Lambungkan RHB Asset Management Indonesia

Rima Suhaimi Lambungkan RHB Asset Management Indonesia

Dunia pasar modal bukan hal yang asing bagi Rima Suhaimi. Selama 20 tahun, dia mendedikasikan diri di industri ini. Beberapa perusahaan pun sempat disinggahi untuk menapaki kariernya, seperti ABN Amro dan RHB Asset Management Indonesia yang kini dipimpinnya.

(kanan) Rima Suhaimi, CEO RHB Asset Management Indonesia

(kanan) Rima Suhaimi, CEO RHB Asset Management Indonesia

Rima, demikian wanita berkaca mata ini biasa disapa, mulai bergabung di RHB Asset Management Indonesia (RAMI) sejak tahun 2009. Lima tahun terakhir mengendalikan perusahaan asal Malaysia itu dia melakukan banyak perombakan bisnis, sehingga menghasilkan terobosan signifikan di industri aset manajemen Indonesia.

RAMI pertama kali memasuki pasar Indonesia pada April 2009. Waktu itu, posisi RAMI adalah peringkat ke-54 dari 99 perusahaan fund management di Indonesia dengan total dana kelolaan Rp179 miliar (US$13,71 juta). Nah, dengan sentuhan tangan Rima yang piawai mengelola bisnis reksa dana, maka tahun 2015 RAMI berhasil menempati posisi ke-14 di industri fund management dengan total dana kelolaan lebih dari Rp5,5 triliun (US$421,134 juta) per Februari 2016.

Prestasi RAMI itu mencuri perhatian Asia Asset Management Best of The Best Country, sehingga diganjar dengan penghargaan Rising Star Indonesia yang diserahkan di Hong Kong pada pertengahan Maret 2016 ini. Penghargaan tersebut diberikan kepada peserta pasar yang menjadi “The One to Watch”, karena dianggap menjanjikan dalam industri pengelolaan dana di suatu negara. Pemenang kriteria ini dianggap telah menunjukkan prestasi menonjol dalam hal keuangan, perusahaan, integritas, inovasi, pengembangan strategis serta kualitas layanan yang tinggi.

Menurut lulusan S1 Finance di sebuah universitas di Filipina itu, sejak tahun 2003 kepemilikan saham RAMI telah beberapa kali mengalami perubahan, sehingga perusahaan memperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai kapabilitas in-house yang lebih besar dengan strategi produk yang berubah dari awalnya capital protected fund kemudian diikuti dengan penambahan reksa dana open end berbasis saham, fixed income, dan pasar uang.

Bagaimana dengan outlook industri reksa dana di Tanah Air? Rima memperkirakan, adanya perkembangan terus menerus dalam industri dan regulasi, di mana pasar Indonesia akan lebih terbuka. Nantinya akan lebih banyak jenis produk dan mulai diperkenalkan cross borders products. Sementara, varian-varian produk lain bakal bertambah guna menopang berbagai macam mata uang, pasar dan profil risiko investor.

Rima memprediksikan, pasar industri dan ritel akan tumbuh beriringan dengan pertumbuhan ekonomi, inisiatif pendidikan investor, pengelolaan jaminan kesehatan masyarakat BPJS.

“Kami sedang mengamati pasar syariah, khususnya pengelolaan investasi luar negeri. Tahun ini RAMI akan meluncurkan satu produk reksa dana syariah dan satu produk reksa dana fixed income untuk melengkapi 10 reksa dana terbuka dan 8 reksa dana terproteksi RAMI di pasar saat ini,” jelas Presiden Direktur RHB Asset Management Indonesia, itu.

Rima Suhaimi

Rima Suhaimi

Targetkan dana kelolaan Rp6,2 triliun

Beberapa indicator ekonomi seperti Product Domestic Brutto (PDB) 5,2%, inflasi 4,5%,BI Rate 6,75% dan CAD 2,6%, maka kebijakan fiskal dan moneter yang saling mendukung memainkan peranan paling penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Menurut Rima, dengan fokus pemerintah saat ini dalam perbaikan infrastruktur diharapkan akan mendorong. pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Namun hal tersebut juga harus didorong dengan stimulus moneter yang mendukung, salah satunya adalah penurunan suku bunga.

Dari segi fiskal, penerimaan pajak pemerintah diprediksi masih akan menjadi risiko. Kemungkinan pendapatan dari segi pajak masih berpotensi di bawah target. Target penerimaan pajak tahun 2016 sebesar Rp 1.546 triliun (naik 25% dari penerimaan pajak tahun lalu).

“Tingkat suku bunga Bank Indonesia yang saat ini berada di level 6,75% menurut kami sudah mencapai target. Namun, tidak menutup kemungkinan adanya penurunan kembali sebesar 25 basis poin,” ujar Rima menjelaskan dengan didampingi Edward Narodo, Vice President Bank Distribution Relationship Manager Retail Marketing PT RHB Asset Management Indonesia.

Dijelaskannya, saat ini komposisi kepemilikan asing di pasar Surat Utang Negara (SUN) sebesar 38,3% per 11 Maret 2016. Penerbitan SUN (s/d Maret 2016) sebesar Rp209,7 triliun atau 39% dari target tahun 2016. Sementara itu, lelang obligasi Rupiah naik menjadi Rp98,2 triliun (tahun berjalan) lebih tinggi dari target kuartal pertama (Rp97,3 triliun). “Untuk strategi FI kita akan fokus pada obligasi yang memiliki jangka waktu yang lebih panjang (10 tahun),” dia berujar.

Bagaimana prediksi pasar saham? “Kami memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada pada level 5.100 berdasarkan perhitungan 16x rata-rata laba perusahaan dan 1 standar deviasi.Untuk kepemikan kami terhadap pasar saham adalah netral, yang berarti porsi saham ada pada kisaran 85%-95% dari total dana kelolaan,” jelas Rima lagi.

Dana kelolaan RAMI saat ini tercatat Rp5,4 triliun dan tahun 2016 ditargetkan naik 32% menjadi Rp6,2 triliun. Dana kelolaan tersebut terdiri dari reksa dana saham Rp1,41 triliun, reksa dana pendapatan tetap Rp1,31 triliun, dan reksa dana pasar uang Rp2,75 triliun.

Hingga kini, sekitar 70% investor RHB Asset Management Indonesia merupakan investor institusi dan sisanya 30% investor ritel. Agar lebih banyak investor ritel, RAMI akan membangun sistem distribusi penjualan reksa dana secara online.

Bagaimana kinerja produk reksa dana RAMI? “Mengacu data Infovesta Utama, salah satu produk reksa dana saham RHB Alpha Sector Rotation mencetak yield bulanan sebesar 5,03%, tahunan -7,06%, dan 5 tahunan sebesar 55,12%,” ungkapnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved